Pernahkah kamu keluar dari sebuah
toko dan tiba-tiba alarm berbunyi? Orang-orang pun otomatis memandangmu dengan
tatapan menginterogasi, seolah sedang melihat pencuri? Setelah di cek ternyata
ada “satpam kecil” yang masih nempel di sana. Bentuknya kadang bulat, kadang
persegi, kadang juga persegi panjang dengan tonjolan mirip kepala. Nah, itu
namanya security tag.
Ada kalanya kasir kurang fokus
dan lupa melepas aset berharga ini dari baju atau barang-barang yang sudah kamu
beli. Lantas, apa itu security tag? Dan
kegunaannya? Simal ulasan berikut ini, yuk!
Tag keamanan alias security tag merupakan salah satu upaya
mencegah dan mendeteksi tindak pencurian, masalah klasik yang menghantui bisnis
ritel fashion. Kehilangan satu-dua potong baju setiap hari bisa jadi “lubang
besar” bagi pemilik toko. Kerugian stok, berkurangnya keuntungan, bahkan hingga
kerugian semua bisa terjadi hanya karena ulah tangan-tangan nakal.
Di sinilah security tag hadir sebagai “bodyguard
kecil” pada produk pakaian. Fungsinya simpel tapi vital, kalau ada yang nekat membawa keluar baju tanpa membayar, ia akan menghidupkan alarm di pintu
keluar. Alhasil, produk lebih aman dan toko bisa bernapas lebih lega.
Security tag bukanlah teknologi baru. Jejak penggunannya sudah ada
sejak tahun 1960-an di Amerika. Ketika itu banyak toko dihadapkan dengan
masalah pencurian yang membuat mereka menanggung kerugian besar. Kemudian,
lahirlah sistem Electronic Article
Surveillance (EAS), sebuah teknologi yang membuat alarm bunyi ketika
ada barang keluar dari toko tanpa izin.
Dulu bentuknya relative gede dan kaku. Namun, kini desainnya makin ringkas, ringan, dan sulit dilepas tanpa peralatan khusus. Seiring berkembangnya industri ritel fashion, security tag mulai jadi standar keamanan. Brand-brand besar hingga toko lokal menetapkan pengaman kecil ini sebagai bagian wajib dari sistem perlindungan barang.
Mengingat kebutuhan dan fungsi
pentingnya, kini security tag
tersedia dalam berbagai versi. Ada yang berupa pin, stiker tipis, hingga ink tag yang akan mengeluarkan tinta
kalau dicopot paksa. Dimana tiap jenisnya memiliki mekanisme kerja
masing-masing, sehingga bisa disesuaikan dengan kebutuhan toko dan kategori produknya.
Berikut jenis security tag dan fungsinya:
1. Electronic Article Surveillance (EAS)
Ini adalah
varian yang paling umum digunakan oleh pemilik toko ritel. Label EAS hadir
dalam 3 mode pengamanan, yaitu
·
Acousto-Magnetic
(AM) Tag
AM tag bekerja dengan frekuensi akusto-magnetik sekitar 58 kHz. Sistem ini mampu mendeteksi tag dari jarak yang cukup jauh dan tahan terhadap gangguan elektronik. Karena itulah AM tag banyak dipakai di toko pakaian branded atau elektronik. Harganya memang lebih mahal, tapi keamanannya sebanding. Untuk melepasnya, hanya bisa dengan detacher khusus di kasir.
Baca Juga: Berkelas! Ini Etika Masuk Ke Toko Luxury Brand di Berbagai Negara |
·
Radio
Frequency (RF) Tag
Jenis ini adalah
yang paling sering digunakan di toko ritel. RF tag bekerja dengan gelombang
radio, biasanya 8,2 MHz. Tag ini populer karena lebih murah, fleksibel, dan
tersedia dalam bentuk hard tag maupun label stiker. Cocok untuk pakaian,
kosmetik, hingga buku. Kekurangannya, jarak deteksinya tidak sejauh AM. RF tag hanya
bisa dinonaktifkan dilakukan dengan deactivator.
·
Electromagnetic
(EM) Tag
EM tag tipis,
fleksibel, dan bisa dipakai ulang. Sistem ini memungkinkan tag untuk diaktifkan
atau dinonaktifkan sesuai kebutuhan. Karena bentuknya ringkas, EM tag sering
dipakai di perpustakaan atau toko buku, jarang ada toko pakaian yang memakainya.
Butuh perangkat EM khusus agar bisa melepasnya.
2. Magnetic Security tag
Magnetic tag menggunakan sistem penguncian mekanis
dengan kunci magnetik yang kuat. Jenis ini cocok untuk barang mahal seperti
pakaian mewah atau elektronik. Ia hanya bisa dilepaskan dengan detacher magnet
khusus. Dan kalau dipaksa, produk bisa ikut rusak.
3. Ink Tag
Ink tag punya kapsul tinta di dalamnya. Kalau tag ini
dicopot paksa, tinta akan pecah dan merusak produk. Karena sifatnya itu, ink
tag banyak dipasang di pakaian. Efek jera yang ditimbulkannya cukup besar, tapi
staf toko harus ekstra hati-hati saat melepas agar produk tidak ternoda.
4.
Cable
Tag atau Loop Tag
Cable tag menggunakan kabel baja atau loop yang
melilit barang. Biasanya dipakai pada produk yang bentuknya unik, seperti tas,
koper, atau peralatan olahraga. Keunggulannya fleksibel, tapi kalau salah
dilepas bisa merusak barang. Di toko, cable tag dilepas dengan detacher atau
alat pemotong khusus.
5. Clothing Pin Tag / Hard Tag
Jenis ini paling familiar, sering terlihat menempel di pakaian yang ada di pusat-pusat perbelanjaan. Tag berbentuk plastik dengan pin logam yang menembus kain. Sistemnya kuat, hanya bisa dilepas dengan detacher di kasir. Keamanannya tinggi, tapi kalau salah pasang atau lepas, bisa merusak kain.
Baca Juga: Sama-sama Berkaitan Dengan Penampilan, Ini Perbedaan Style dan Look |
6.
Soft
Tag atau Sticker Label
Soft tag berupa stiker tipis dengan elemen RF atau EM
di dalamnya. Tag ini banyak dipakai di buku, kosmetik, CD, atau elektronik
kecil. Keunggulannya murah, mudah dipasang, dan tidak mengganggu tampilan
produk. Kekurangannya, biasanya hanya sekali pakai dan jarak deteksinya lebih
pendek. Kasir cukup menonaktifkan soft tag dengan deactivator.
7. Lanyard Tag
Lanyard tag mirip cable tag, tapi menggunakan tali
plastik atau loop yang lebih fleksibel. Jenis ini sering dipakai pada botol
minuman atau produk dengan leher sempit. Praktis dipasang, meski terkadang
tampilannya kurang rapi..
8. Benefit Denial Tag
Jenis tag ini didesain dengan prinsip “lebih baik
barang rusak daripada dicuri”. Kalau dicopot paksa, produk akan rusak atau
tidak bisa digunakan. Efek pencegahannya sangat kuat, tapi risikonya juga
tinggi jika dilepas tidak sesuai prosedur. Karena itu, hanya boleh dilepas
menggunakan alat resmi.
9.
Brand-Specific / Proprietary Tag
Beberapa merek membuat tag eksklusif, misalnya SureTag,
dengan sistem penguncian unik yang hanya bisa dibuka dengan detacher dari merek
tersebut. Dari sisi keamanan jelas lebih tinggi, karena hampir mustahil dibuka
menggunakan alat universal. Namun, konsekuensinya retailer jadi bergantung
penuh pada vendor tersebut.
Itu dia jenis-jenis tag keamanan
yang kerap digunakan di toko-toko retail. Terlepas dari esensi tugasnya, memahami
berbagai jenis security tag dan
prosedur pelepasannya juga tak kalah penting. Selalu gunakan alat yang tepat
dan cari bantuan profesional jika ragu tentang cara pelepasannya. Semoga
bermanfaat ya!