Pernah beli celana panjang tapi
kurang nyaman saat dipakai? Satu hal yang akan membayangimu ketika membeli
celana di toko online dan tidak mencobanya lebih dulu. Entah pinggang
kebesaran, ujung bawah terlalu sempit, atau pesak kekecilan. Itulah pentingnya
memahami istilah-istilah penting dalam konstruksi celana.
Yuk, mengenal lebih dekat tentang
konstruksi dasar celana!
Celana panjang merupakan salah satu elemen dasar pada pakaian yang berfungsi menutupi area pingga hingga mata kaki. Secara tradisional, celana panjang menjadi elemen kunci dalam fashion pria yang menawarkan fleksibilitas gaya. Mulai dari celana formal berpotongan ramping, chinos pants yang rapi namun tetap santai hingga tampilan attractive dari celana jogger.
Sumber: https://realigndenim.com/
Awalnya celana memang didesain untuk kaum pria. Namun, nilai-nilai kepraktisan dan fleksibilitas gaya yang ia tawarkan telah mengubahnya jadi busana pokok harian bagi pria maupun wanita. Pemilihan model dan ukuran pun jadi aspek penting dalam menentukan kenyamanan saat memakai celana. Disinilah pentingnya memahami konstruksi dasar dari sebuah celana.
Konstruksi ini sangat penting untuk proses perancangan dan
pembuatan pola dasar celana. Tujuannya agar celana tidak hanya sesuai ukuran,
tetapi juga nyaman, seimbang, dan memiliki
fit yang ideal saat dikenakan. Melibatkan perhitungan ukuran
tubuh yang rumit dan pemahaman tentang bagaimana kain harus dipotong dan
dijahit untuk mengakomodasi lekuk tubuh manusia, terutama di area pinggang,
pinggul, paha, dan selangkangan.
Komponen pola dasar celana terdiri dari bagian-bagian utama yang bekerja sama untuk membentuk struktur celana yang pas dan seimbang. Secara umum, komponen-komponen ini dibagi menjadi pola besar dan pola kecil.
Pola ini
merupakan bagian terpenting yang membentuk kaki celana.
·
Pola celana bagian depan
Didesain untuk
menutupi bagian depan tubuh. Garis lengkung di bagian selangkangan depan
biasanya lebih dangkal dan landai.
·
Pola celana bagian belakang
Pola ini
memiliki lengkungan selangkangan yang lebih dalam untuk mengakomodasi bentuk
pantat dan memberikan ruang gerak yang lebih baik. Pola belakang juga cenderung
lebih lebar dari pola depan di area pinggul dan paha.
2.
Pola kecil dan detail lain
Selain pola
utama, ada beberapa komponen tambahan yang penting dalam konstruksi celana.
·
Ban pinggang (waistband): Potongan
kain yang mengelilingi pinggang. Bentuknya bisa lurus atau berkontur agar pas
di lekuk pinggang.
·
Kupnat (darts): Lipatan yang
dijahit pada pola untuk membentuk celana agar mengikuti lekuk tubuh, terutama
di bagian pinggang dan pinggul.
·
Garis selangkangan (crotch curve): Garis
melengkung di bagian tengah depan dan belakang yang membentuk pas di area
selangkangan. Kurva ini berbeda antara pola depan dan belakang.
·
Panjang celana: Ukuran ini diukur
dari garis pinggang hingga keliman bawah celana dan memengaruhi panjang akhir
celana.
·
Pesak (rise): Kedalaman pesak
(jarak vertikal dari pinggang ke selangkangan) diukur untuk memastikan
kenyamanan saat duduk dan bergerak.
·
Saku: Pola tambahan yang digunakan
untuk membuat saku di bagian depan atau belakang celana.
·
Belahan celana (fly): Pola
yang menutupi area bukaan depan tempat ritsleting atau kancing dipasang.
·
Tempat ikat pinggang (belt loops): Potongan
kain kecil yang dijahit di ban pinggang untuk menahan sabuk.
Nah, berikut pengukuran yang
diperlukan dalam pembuatan pola dasar konstruksi celana:
·
Lingkar pinggang
Ukur sekeliling bagian pinggang yang paling ramping.
Titik ini akan menjadi acuan untuk ikat pinggang celana.
·
Lingkar pinggul
Ukur sekeliling bagian pinggul yang paling lebar.
Pengukuran ini sangat penting untuk memastikan celana memiliki ruang gerak yang
nyaman.
·
Lingkar paha
Ukur keliling bagian paha yang paling besar. Hal ini
memastikan celana tidak terlalu ketat di bagian paha.
·
Lingkar lutut
Ukur sekeliling lutut. Pengukuran ini penting,
terutama jika Anda membuat celana dengan potongan yang lebih ramping,
seperti skinny atau slim fit.
·
Lingkar pesak (selangkangan)
Ukur dari batas pinggang depan, melewati selangkangan,
dan kembali ke batas pinggang belakang. Pengukuran ini menentukan kedalaman
selangkangan celana. Untuk akurasi, beberapa penjahit menyarankan untuk
mengambil ukuran ini saat duduk. Lalu, ukuran diambil dari sisi pinggang hingga
titik pertemuan paha dan selangkangan dengan kursi.
·
Panjang celana
Ukur dari batas pinggang ke bawah, hingga panjang yang
diinginkan, biasanya sampai batas mata kaki atau sesuai model.
·
Panjang lutut
Ukur dari batas pinggang ke lutut.
·
Lingkar ujung bawah celana
Ukur keliling bagian bawah kaki celana untuk menentukan
lebar bukaan.
Selain pengukuran tersebut, berikut beberapa elemen dalam konstruksi
dasar celana yang mempengarui kenyamanannya saat dikenakan:
·
Lekuk Selangkangan (Crotch Curve)
Garis-garis di bagian depan dan belakang pola yang
mengikuti bentuk alami selangkangan tubuh.
·
Kedalaman Selangkangan (Crotch Depth)
Jumlah ruang ekstra yang ditambahkan secara vertikal
di area selangkangan untuk memberikan kenyamanan dan kelonggaran saat
bergerak. Dalam hal ini, bagian pesak
belakang harus lebih panjang dibanding depan.
·
Panjang Inseam (Inseam Length)
Jahitan di bagian dalam kaki celana yang membentang
dari selangkangan ke keliman.
·
Panjang Outseam (Outseam Length)
Jahitan di bagian luar celana yang terlihat dari
samping, dari pinggang hingga keliman.
·
Kelonggaran (Ease)
uang ekstra yang ditambahkan pada pola di area seperti
paha, pinggul, atau pinggang untuk memastikan celana pas dengan nyaman dan
memungkinkan gerakan.
Itu dia benerapa aspek dan
konstruksi dasar celana panjang yang perlu kamu ketahui. Pemahaman ini sangat
penting ketika memilih maupun membuat celana agar jatuhnya tidak hanya pas,
tetapi juga nyaman saat digunakan. Semoga pengetahuan ini bermanfaat ya!