Pernahkah kamu mendapati sebuah
bungkusan putih bertuliskan “Do Not Eat” di dalam kotak sepatu, tas atau
lipatan tas baru? Itulah silica gel. Sering dianggap remeh, padahal keberadaan
benda ini sangat penting untuk menjaga kualitas produk fashion.
Yuk, cari tahu segala rahasia
tentang silica gel.
Silica gel adalah zat
pengering (desiccant) yang fundamental dan sering ditemukan dalam bentuk
butiran keras, kering, dan berpori. Fungsi utamanya yaitu menyerap kelembaban
berlebih dan menjaga lingkungan penyimpanan agar tetap kering. Secara kimiawi,
ia merupakan bentuk amorf dari silikon dioksida (SiO2), dihasilkan
melalui proses sintetis dari natrium silikat.
Meski disebut “gel”, ia tidak
berbentuk cair atau semi padat. Melainkan berupa butiran atau granula padat
berpori yang memiliki kemampuan luar biasa untuk menyerap serta menahan
kelembapan dari udara. Secara kimia, silika gel bersifat amorf (tidak
memiliki struktur kristal teratur) dengan permukaan internal yang sangat luas,
mencapai 700–800 m² per gram
Manfaat silica gel sebagai bahan
penyerap kelembaban pertama kali ditemukan pada tahun 1919 oleh seorang
professor kimia dari Johns Hopkins Univerisy, bernama Walter A. Patrick. Ketika
itu, Patrick meneliti struktur pori-pori silika gel dan menemukan bahwa material
ini memiliki kemampuan adsorpsi tinggi terhadap uap air dan gas tanpa perubahan
bentuk atau reaksi kimia.
Temuan tersebut membuka jalan penggunaan
silika gel sebagai bahan pengering sekaligus penyerap kelembapan (desiccant) di berbagai laboratorium.
Kemudian di tahun yang sama, Patrick mematenkan proses pembuatan silika gel
yang menjadi dasar produksi hingga sekarang. Penemuan ini menandai awal dari
pemanfaatan silika gel di lingkungan industri.
Prinsip kerja silika gel adalah adsorpsi fisik. Ketika udara lembap
menyentuh butiran silika gel, molekul air akan menempel di permukaan pori-porinya karena adanya gaya tarik
antarmolekul (gaya Van der Waals dan ikatan hidrogen). Karena memiliki area
permukaan yang luas dan pori-pori yang halus, kemampuan silika gel untuk
“menjebak” air menjadi sangat tinggi.
Proses tersebut tidak bersifat
kimia, sehingga silika gel bisa kembali mengering karena pemanasan.
Sehingga ia bisa digunakan berulang kali tanpa kehilangan daya serapnya.
Jika dilihat dari segi komposisi
dan indikator warnanya, silika gel terbagi menjadi tiga jenis, yaitu:
1.
Silika Gel Putih (Non-Indikator)
Bentuk paling umum dan aman. Tidak mengandung bahan
pewarna atau logam berat. Cocok untuk kemasan produk tekstil, makanan, dan farmasi.
2.
Silika Gel Biru (Blue Silica Gel)
Mengandung kobalt (II) klorida (CoCl₂) sebagai
indikator kelembapan. Berwarna biru saat kering dan berubah menjadi merah muda
saat jenuh air. Namun, jenis ini sudah tidak direkomendasikan lagi karena
kobalt termasuk bahan beracun dan berbahaya bagi kesehatan.
3.
Silika Gel Oranye (Orange Silica Gel
Alternatif ramah lingkungan dari versi biru.
Menggunakan indikator bebas kobalt, biasanya berbasis bahan organik. Warnanya
berubah dari oranye menjadi hijau saat lembap.
Silika gel pun menjadi kebutuhan
penting bagi industri tekstil Indonesia yang notabene beriklim tropis dan memiliki
kelembapan tinggi. Keberadaan silika gel memastikan kain tetap kering, warna
tidak pudar, dan bahan kulit tidak berjamur, sehingga kualitas produk fashion
tetap terjaga selama proses distribusi.
Berikut beberapa kegunaan silica
gel bagi produk fashion:
1.
Mencegah Tumbuhnya Jamur (Mold)
dan Lumut (Mildew)
Pakaian, terutama yang terbuat dari serat alami
(katun, wol, sutra) dan produk berbahan kulit hewan atau sintetis, sangat
rentan terhadap serangan jamur jika disimpan dalam kondisi lembap. Disinilah
fungsi gel silica sangat dibutuhkan.
Silica gel bekerja dengan menyerap uap air
di dalam kemasan atau ruang penyimpanan tertutup, menjaga tingkat
kelembapan tetap rendah. Lingkungan kering ini secara efektif menghambat dan
mencegah pertumbuhan mikroorganisme perusak tersebut.
2.
Mencegah Bau Apek (Musty Smell)
Sepatu dan tas baru seringkali disimpan di dalam kotak
agar terhindar dari debu maupun oksidasi. Namun, disaat bersamaan kelembapan bisa
saja muncul menimbulkan bau apek.
Selain
menyerap kelembapan, silica gel secara tidak langsung menjaga
kesegaran dan bau alami produk. Memastikan bau pakaian, sepatu, atau tas
terasa "fresh and new" saat
dibuka. Bahkan setelah penyimpanan atau pengiriman jarak jauh.
3.
Melindungi Kualitas Material Kulit dan
Tekstil
Selain bau apek, kondisi kelembaban ekstrem juga bisa
menyebabkan kerusakan fisik pada material kulit maupun tekstil:
·
Lingkungan yang lembab bisa membuat permukaan kulit
menjadi kaku, retak, atau bahkan lapuk. Dalam hal ini, silica gel bertugas
mempertahankan kondisi kulit
dengan menstabilkan kelembaban di sekitarnya.
· Kondisi lembab juga merupakan suasana yang cocok
untuk tumbuhnya jamur bisa menyebabkan perubahan
warna, noda, atau melemahnya serat dari waktu ke waktu.
4.
Mencegah Korosi pada Aksesori Logam
Banyak produk pakaian (jaket, jeans) dan
aksesoris (handbag, luggage) memiliki komponen logam pada ritsleting,
kancing, dan gesper. Kelembapan juga pemicu utama karat (korosi). Silica gel berfungsi sebagai pelindung
dengan menjaga udara di sekitar logam
tetap kering, sehingga meminimalkan reaksi oksidasi yang menyebabkan
karat dan noda karat pada kain.
5.
Menjaga Kualitas Selama Distribusi dan
Penyimpanan
Dalam rantai pasokan global, produk pakaian dan fashion
sering menghabiskan waktu berbulan-bulan di dalam kontainer kapal atau gudang
dengan fluktuasi suhu dan kelembapan. Produsen menempatkan silica gel
guna memastikan kualitas produk terjaga
dari kerusakan iklim mikro selama transit dan penyimpanan, sehingga barang tiba
di tangan konsumen dalam kondisi prima.
Itu dia penjelasan mengenai
silica gel dan berbagai manfaatnya. Peran pentingnya tak pernag tergantikan
hingga detik ini