Di tengah hiruk-pikuk Jakarta
yang terus berubah, ada satu tempat yang tetap bertahan sebagai ikon budaya
modern Indonesia: Sarinah. Mall yang berdiri di kawasan Thamrin ini bukan sekadar pusat perbelanjaan,
tetapi juga saksi perjalanan ekonomi kreatif. Dialah Sarinah, department store pertama di Indonesia.
Setelah melalui berbagai fase
renovasi dan rebranding, kini Sarinah
menjadi sebuah ruang kreatif bagi produk kerajinan, fashion, serta budaya
Indonesia. Yuk, cari tahu sejarahnya!
Sarinah didirikan pada tahun 1962
dan diresmikan pada tahun 1966 di Jl. M. H. Thamrin, Jakarta Pusat. Bangunan setinggi
74 meter dengan 15 lantai, Mal ini sempat disebut sebagai gedung pencakar
langit pada masanya.
“Sarinah” bukan sekadar nama komersial. Ia
diambil dari sosok pengasuh Soekarno, sebagai simbol penghormatan dan keberpihakannya pada rakyat
kecil.
Soekarno berharap Mall Sarinah bisa menjadi ruang yang membuka peluang bagi UMKM agar produknya lebih dikenal dan dicintai masyarakat. Bukan sekadar bangunan komersial, tetapi rumah bagi para perajin, pembatik, penenun, serta produsen lokal.
Meski usia bangunannya sudah
lebih dari setengah abad, hingga kini esensi Sarinah sebagai mall pertama masih
terus dipertahankan. Ia tetap menjadi pusat kreativitas budaya lokal, namun
dengan sentuhan yang lebih modern.
Di balik tampilannya yang modern
itu, Sarinah menyimpan sejuta kisah tentang kelahiran dan perjuangan. Ada
banyak fakta menarik dan hal-hal unik yang mengikuti perjalanannya:
Bayangkan suasana Jakarta tahun 60-an. Mall belum ada.
Retail modern pun belum terbentuk. Indonesia masih meraba-raba bentuk
modernitas.
Lalu muncul Sarinah, bangunan tinggi dengan eskalator,
etalase rapi, dan sistem belanja yang sama sekali baru. Untuk pertama kalinya,
masyarakat bisa melihat bagaimana produk ditata secara profesional, bagaimana
harga ditampilkan dengan jelas, dan bagaimana satu gedung bisa menawarkan
banyak kategori belanja.
Saat itu, mall Sarinah menjadi pembuka jalan.
Tempat yang secara resmi menjadi department store pertama di Indonesia,
memperkenalkan cara baru berbelanja dan merasakan modernitas.
Dan menariknya, sejak awal Sarinah selalu menampilkan
kain, batik, dan produk kerajinan lokal. Jadi, kalau sekarang kita melihat
brand UMKM tampil elegan, sesungguhnya Sarinah-lah yang menanam benih budaya itu.
Tidak semua cerita Sarinah manis. Pada 15 Oktober 2015, sebuah kebakaran besar terjadi di lantai 14 gedung Sarinah. Menurut laporan, api bermula dari area karaoke “Masterpiece” yang dimiliki oleh musisi Ahmad Dhani, diduga akibat ledakan gas di dapurnya.
Baca Juga: |
Kebakaran ini bukan pertama bagi Sarinah. Di laporan tahunan tercatat bahwa mall ini sudah mengelami dua kali kebakaran besar, yaitu pada tahun 1980 dan 1984.
Seiring waktu, dunia retail berubah cepat. Mall
bermunculan di mana-mana. Tapi Sarinah tetap berdiri meski sempat mengalami
masa-masa redup.
Hingga akhirnya renovasi besar dilakukan. Dan tahun
2022 menjadi titik kelahiran kembali mall Sarinah. Begitu pintu dibuka,
respons publik luar biasa. Orang-orang berbondong-bondong datang, bukan hanya
ingin berbelanja, tetapi ingin merasakan kembali napas kreativitas lokal.
Wajah barunya terasa lebih hangat, lebih modern, dan
sangat Indonesia. Setiap sudutnya dibuat untuk menghargai produk lokal, mulai
dari fashion, textile arts, craft, hingga
kuliner Indonesia.
Kalau kamu pengusaha fashion, desainer, atau pencinta
kain, Sarinah bisa terasa seperti ruang inspirasi yang tak ada habisnya. Ada
banyak hal yang bisa kamu pelajari hanya dengan berjalan santai di dalamnya:
·
Bagaimana brand memadukan tradisi dengan desain
modern
·
bagaimana craft sederhana bisa terlihat premium
·
bagaimana kualitas bahan membuat produk tampak
lebih bernilai
·
bagaimana packaging, warna, dan storytelling
membuat produk naik kelas
Pada akhirnya,
Sarinah bukan sekedar pusat retail. Ia adalah “ruang belajar” yang sangat
natural bagi penggerak industri tekstil dan craft.
Sebagai pusat perbelanjaan modern pertama, Sarinah menyuguhkan
hal-hal baru yang dulu hanya ada di mall-mall di luar negeri, seperti:
·
Tangga berjalan
pertama
Eskalator pertama di Indonesia muncul di sini, sebuah teknologi yang pada
masa itu terasa sangat futuristik. Sampai-sampai orang rela datang hanya untuk
mencoba “tangga berjalan” itu. Meskipun sudah tidak digunakan, escalator ramping
ini tetap jadi bagian dari sejarah unik mall Sarinah.
· Pelopor Konsep Harga Pas
Sarinah juga
menjadi pelopor konsep harga pas di tengah era budaya tawar-menawar
masih sangat kuat. Banyak yang datang bukan hanya untuk belanja, tetapi juga
untuk melihat bagaimana sebuah toko bisa menerapkan sistem ritel modern dengan
cara yang rapi dan terstandarisasi.
·
Etalase
neon, AC dan tata cahaya
Walaupun dikenal
sebagai mall paling tua di Indonesia. Tapi di awal berdirinya, Sarinah memperlihatkan
tatanan visual merchandising modern yang
belum umum di Indonesia. Bahkan disanalah tempat pertama yang memperkenalkan
etalase neon modern, ruang pendingin untuk lantai dagang dan tata cahaya mirip
mall-mall di luar negeri.
·
Gerai
McDonald’s perdana
Lagi-lagi di
Sarinah, Mc Donlad’s membuka cabang pertama mereka yang ada di Indonesia. Diresmikan
pada 23 Februari 1991, McD Sarinah menjadi magnet para kawula muda untuk
berkumpul dan menikmati menu-menu cepat saji ala negara Barat.
Namun setelah 29
tahun berdiri, tepatnya tanggal 10 Mei 2020 gerai ini terpaksa ditutup dan
berhenti beroperasi.
Itu dia beberapa hal menarik dari
Mall Sarinah yang sayang untuk dilewatkan. Keberadaannya menjadi pengingat
bahwa identitas, kualitas, serta keberlanjutan adalah kekuatan utama sebuah brand untuk terus maju.
Sarinah, Mall Tertua di Indonesia yang Nggak Pernah Kehilangan Pesonanya
Penuh Kedalaman! Ini 9 Karakter Si Penyuka Warna Hitam
Influencer Fatigue: Apakah Marketing Endorse Masih Efektif?
Jas Hujan: Fungsi, Jenis, Bahan, Plus Tips Memilih yang Tepat
Kenali 5 Jenis Strap Topi dan Tips Memilihnya
5 Item Wajib untuk Padupadan Acubi Style Ala Gen Z
Mengenal Serat Acetate, Karakteristik dan Pemanfaatannya
Kenapa Banyak Karakter Kartun Klasik Memakai Sarung Tangan Putih? Ini Makna dan Sejarahnya
Berapa OZ yang Tepat? Yuk, Pahami Variasi Ketebalan Kain Denim
Accidental Fashion, Disaat Ketidaksengajaan Mengubah Alur Cerita