BAHANKAIN.COM - Salah satu jenis kebutuhan pokok atau kebutuhan primer adalah sandang atau pakaian. Ya, kehidupan kita sehari-hari tidak bisa dipisahkan dari pakaian. Kebutuhan manusia akan pakaian kian meningkat, tidak hanya dalam hal jumlah, tetapi juga dalam hal model dan jenis. Kita bisa lihat tren berpakain orang-orang zaman sekarang. Hampir setiap saat, tren berpakaian selalu berubah-ubah. Misalnya tren batik. Semenjak batik dikukuhkan oleh UNESCO sebagai warisan budaya asli Indonesia, pamor batik kian meningkat tidak hanya di tanah air, tetapi juga di luar negeri. Bahkan, banyak instansi pemerintah maupun swasta yang kemudian menggalakkan batik sebagai seragam untuk para karywannya. Semakin banyak orang melirik dan mencintai batik. Semakin banyak pula orang yang melirik batik sebagai ladang usaha. Ada yang memilih usaha pemasaran batik. Ada yang memilih usaha perancangan bajunya. Namun, ada pula yang memilih usaha membuat bahan kain batik, yang biasanya disebut kain grey atau kain mentah. Kain grey adalah kain putihan yang belum melalui proses pewarnaan. Penggunaan kain grey ini sangat beragam. Sebelum menjadi sebuah pakaian atau produk jadi tekstil, kain greyakan melewati serangkaian proses?
Sebelum melangkah lebih dalam mengenai bahan grey untuk pembuatan baik, kita akan membahas terlebih dahulu apa sih kain grey itu.
Kain Grey (greige) merupakan kain mentah hasil proses produksi (tenun atau rajut) yang kemudian dikanji yang belum mengalami proses penggelantangan, pencelupan dan/atau penyempurnaan (finishing), sehingga warna yang ditampilkan masih warna alami. Kain Grey kadang disebut kain blacu/ belacu / belaco untuk kain yang terbuat dari bahan katun (kapas) yang melalui proses tenun, meskipun saat ini sering kita jumpai kain belacu yang mempunyai material kombinasi.
Kain Grey bisa terbuat dari bahan yang bermacam-macam serat. Penjabaran seperti dibawah ini:
Kain grey pada umumnya masih mengandung kotoran, baik itu kotoran alam ataupun kotoran yang berasal dari proses pengerjaan serat sampai menjadi benang.f
Untuk kotoran alam biasanya timbul Bersama tumbuhnya serat seperti malam, lemak/lilin, pigmen dan lainnya. Sedangkan untuk kotoran yang timbul dari proses pengerjaan biasanya berbentuk noda minyak, debu, kanji yang sengaja ditambahan sebelum pertenunan dan kotoran lainnya yang digunakan untuk mendukung proses pembuatan kain grey.
Salah satu kegunaan kain grey adalah sebagai bahan batik. Selembar kain grey memerlukan serangkain proses yang panjang.
Secara umum, ada tiga tahap pembuatan batik, yaitu:
Kain grey yang masih mempunyai arna alami akan diberi warna dasar. Untuk warna yang dipilih bisa disesuaikan dengan selera masing-masing individu. Atau jika memang ingin terlihat alami, kain ini dibiarkan pada warna dasarnya saja.
Kain yang telalu melalui proses pewarnaan akan masuk dalam tahap pembatika, yaitu pemberian motif pada permukaan kain. Kain yang telah memiliki motif akan diberi malam dengan menggunakan canting atau bisa juga dengan menggunakan proses cap.
Kain yang telah selesai dari proses pemberian malam akan dilakukan perebusan sebanyak dua kali. Proses ini bertujuan untuk melunturkan lilin dari kain. Setelah proses perebusan selesai, baru kain grey yang bermotif batik bisa direndam di dalam air dingin dan dijemur.
Penggunaan kain grey tidak hanya digunakan sebagai bahan membatik, proses diatas hanyalah satu contoh yang bisa dihasilkan oleh si kain mentah ini. Dengan banyaknya jenis yang beredar dipasaran, pengaplikasian terhadap kain grey lebih beragam, mulai sebagai bahan batik, bahan seragam, bahan sprei, juga sebagai bahan pembuatan home décor.