Kain linen, kain yang dibuat dari serat linen ini pertama kali digunakan oleh manusia. Linen sendiri adalah serat dari kulit pohon flax (jenis alang-alang) yang relative lebih panjang dari serat alam lainnya dengan panjang bervariasi antara 25 sampai 150 cm dan berdiamater rata-rata 12 – 16 micrometer. Untuk jenis serat yang panjang akan menghasilkan kain linen yang halus, sedangkan untuk jenis serat linen yang pendek menghasilkan kain linen yang kasar.
Serat linen ini dipengaruhi pada ruas-ruasnya dan hal inilah yang menjadikan kain linen lentur serta bertekstur. Selain itu, serat linen juga mengkilap ketika sudah dirubah dalam bentuk benang, hal ini menjadikan kain linen terlihat lebih mengkilap dibanding serat alami jenis lainnya. Bahkan penampang serat linen yang berbentuk polygonal tidak beraturan ikut mempengaruhi tekstur kasar pada kain.
Mengupas tentang karakteristik, kelebihan dan keurangan dari serat linen ini pernah kita ulas dalam artikel sebelumnya Mengenal Karakteristik Serat Linen.
Penggunaan kata linen berasal dari Bahasa Jerman dengan nama latin linum serta linon dalam Bahasa Yunani mempunyai arti tanaman rami. Bahkan kata linen telah melahirkan berbagai macam istilah line (garis), lining (kain untuk lapisan baju), lingerie yang awalnya terbuat dari bahan linen.
Sejarah linen yang panjang telah dikenal sejak ribuan tahun telah ditandai dengan ditemukannya peninggalan kuno dari jerami, biji, serta, benang dan berbagai jenis kain linen pada tahun 8000 SM di Swiss. Bahkan penemuan serat rami didalam sebuah gua prasejarah di Georgia sekitar 36.000 tahun yang lalu ini memberikan petunjuk bahwa kain linen yang dibuat dari serat rami liar telah digunakan oleh orang-orang kuno.
Pada zaman Mesir Kuno, kain linen digunakan sebagai mata uang dalam beberapa kasus. Hal ini dibuktikan dengan penemuan kain pada pembungkus jasad mumi mesir yang melambangkan symbol cahaya, kekayaan, serat kejayaan bagi pemakainya. Bahkan Cleopatra yang menjadi icon fashion Mesir ini menggunakan kain linen.
Pada zaman Mesopotamia Kuno, rami semakin polpuler dengan dibudidayakan dn linen diproduksi secara besar-besaran. Kain linen digunakan hanya kalangan orang-orang menengah ke atas dan para imam. Pada saat itu, kain linen dianggap sebagai kain yang syarat akan kesucian. Linen selalu mempunyai biaya yang tinggi karena sulit dalam mengolah benangnya. Hal ini dikarenakan benang rami tidak elastis dan sulit menenunnya menjadi kain tanpa putus benang.
Di Jerman, tepatnya di kota Bielefeld uang kertas telah dicetak diatas kain linen pada tahun 1923. Orang-orang Fenisia dengan armada dagangnya membawa rami dan membuat linen di Irlandia. Belfast menjadi pusat produksi linen terkenal dalam sejarahnya. Linen diproduksi secara besar-besarab selama era Victoria. Bahkan beberapa agama membuat aturan mengenai linen. Imam Yahudi membatasi pemakaian campuran linen dan wol. Dalam Alkitab dalam Amsal 31 disebutkan bahwa malaikan memakai linen.
Saat ini,kain linen yang dapat digunakan dalam segala kebutuhan seperti dekorasi rumah, pakaian, hingga produk industri. Penggunaan kain linen berubah dalam waktu kewaktu khususnya dalam kurun waktu 30 tahun terakhir. Sementara perhitungan pada tahun 1970-an, penggunaan kain lain hanya sebanyak 5% untuk fashion. Hal ini berubah pada tahun 1990-an sebanyak 70% kain linen masuk dalam industri fashion.
Kebutuhan kain dalam dunia fashion berkembang semakin pesat dari tahun ke tahun. Kain linen menjadi pilihan yang bijak dalam menyumbang konsep eco friendly karena kain ini terbuat dari serat alami. Mengikuti mode memang tidak salah, namun mempertimbangan tentang dampak lingkungan menjadi keputusan yang bijak dalam membeli sebuah kain.