Cacat kain merupakan hal yang harus diperhatikan, karena cacat kain ini sangatlah menentukan kualitas mutu kain (fabric grade). Semakin banyak ditemukannya cacat kain maka semakin menurun juga kualitas kain yang dihasilkan itu sendiri, cacat kain dapat ditentukan dari beberapa faktor terutama yakni dari mesin, manusia, dan juga dari bahan baku itu sendiri.
Pada artikel sebelumnya mengenai
jenis-jenis cacat kain beberapa sudah dijelaskan. Nah, berikut juga jenis-jenis
cacat kain lanjutan dari bagian I :
1. White Specks
White speck adalah
cacat yang disebabkan oleh adanya neps pada benang yang muncul dipermukaan kain
yang mengakibatkan zat warna printing tidak dapat terpenetrasi dengan sempurna
pada kain, sehingga menimbulkan cacat bintik-bintik putih pada daerah yang
dicap (printed) pada kain.
2. Warp Specks
Warp Specks yakni
cacat yang disebabkan adanya benang lusi yang berbeda (nomornya, twist-nya,
atau bahkan seratnya) dari yang seharusnya, atau adanya dua helai lusi yang teranyam
sabagai satu helai lusi karena terjadi kesalahan pencucukan pada mata gun,
sehingga mengakibatkan timbulnya efek garis benang lusi sepanjang kain.
3. Filling
Specks
Filling Speck adalah
yang disebabkan oleh adanya kesalahan penyisipan benang pakan dimesin tenun,
sehingga menimbulkan cacat garis pakan pada bagian pakan yang salah tersebut.
4. Filling Bands
Filling Bands adalah
cacat yang disebabkan oleh adanya benang pakan yang berbeda (nomornya,
twist-nya, atau bahkan seratnya) dari yang seharusnya, yang terjadi pada saat
pergantian benang lusi sepanjang kain.
5. Wavy Face
Wavy Face adalah
cacat yang disebabkan oleh adanya benang-benang lusi yang berbeda nomornya pada
beberapa tempat selebar kain, sehingga menimbulkan efek permukaan kain
kelihatan tidak rata.
6. Dark Spot
Dark Spot adalah
cacat kain yang disebabkan oleh adanya sambungan benang (lusi atau pakan) yang
tidak baik, sehingga menimbulkan bintik-bintik gelap (dark spot) pada kain.
7. Kenampakan
Kain Berbeda
Hal ini sering
terjadi adanya perbedaan kenampakan antara kain sampel yang telah disepakati
dengan kain yang dikirim kemudian.
Misalkan, kain sampel dengan anyaman polos dengan susunan benang pakan Z,S,Z dan lusi Z,S,Z dicucuk dalam satu lubang sisir, sehingga pada kain dengan anyaman polos dengan susunan benang pakan S,Z,S dan benang lusi S.Z,S dicucuk pada satu lubang sisir, maka kain tidak muncul efek rib.
Demikian informasi mengenai jenis-jenis
cacat kain (fabric defect) bagian II, semoga informasi tersebut dapat
bermanfaat untuk Anda, menambah pengetahuan serta wawasan Anda.