Pernah mendengar tentang bonded fabric? Ya, sesuai namanya, bonded
fabric adalah jenis kain yang dibuat dengan menggabungkan dua atau lebih
lapisan kain menggunakan bahan perekat atau pengikat. Hasilnya berupa kain
dengan karakteristik unik yang ideal untuk berbagai keperluan.
Di awal perkembangannya, sebagian
besar kain bond hanya dimanfaatkan dalam manufaktur industri otomotif dan
pengemasan. Namun, setelah berbagai inovasi dan kemajuan teknologi, kini bonded
fabric menjadi material populer yang sangat umum digunakan sebagai bahan pakaian
sanitas, perlengkapan outdoor serta kain pelapis furnitur (upholstery).
Lembaran kain yang tersusun dari
ikatan-ikatan serat ini pertama kali dibuat di Inggris pada tahun 1952 dengan
konstruksi sederhana. Setahun berselang, ditemukanlah bahan mesh dan cross-laid yang bisa digunakan untuk
membuat kain bond. Dimana jaringan dan ikatan perekat dimanfaatkan sebagai
penyambung antar serat atau memadukan antara beberapa jenis serat sekaligus.
Berbagai penelitian dan
pengembanag terus dilakukan, hingga menciptakan mekanisme pembuatan kain bond
dari serar polyester, nilon hingga karet. Dari situ bisa disimpulkan bahawa
kain bond merupakan jenis bahan non-woven
yang diproduksi dengan mekanisme penggabungan serat-serat. Proses pengolahannya
menerapkan prosedur pemanasan, kinerja mesin serta mekanisme kimiawi.
Modern ini,semua jenis kain bisa
diproduksi dengan menerapkan atau menggabungkan berbagai proses manufaktur. Tetapi
khusus untuk kain nonwoven yang
terikat, proses produksinya dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu:
·
Dry-laid
manufacturing process
·
Wet-laid
manufacturing process
· Melt or spun melt manufacturing process
Berikut ulasannya!
1.
Dry-laid manufacturing process (proses produksi
kering)
Ini adalah metode paling tua dalam manufaktur pembuatan
kain bonded. Prosesnya hampir mirip felting, dimana lapisan dengan struktur
jaring berserat menjadi beralur karena paparan panas, kelembapan, dan agitasi. Struktur
tersebut bisa dibuat dari bahan alami, sintetis maupun gabungan dari keduanya. Seperti
halnya serat katun, dan serat sintetis seperti viscose, nilon, dan lainnya.
Mekanisme dry-laid
manufacturing dimulai dari tahap persiapan serat, pencampuran, proses
carding, dan pengumpulan. Disini, seluruh serat dikumpulkan menjadi lembaran
jaring menggunakan lapping paralel, silang, dan aerodinamis. Kemudian jaring diikat
menggunakan penusukan jarum mekanis, hidro entanglement, proses kimia perekat,
atau pengikatan termal.
Kain yang dihasilkan dari proses ini kerap ditemukan
pada produk sehari-hari, seperti:
·
Tisu bayi
·
Tampon
·
Tekstil medis
·
Produk inkontinensia dewasa
·
Popok
·
Pembalut menstruasi
2.
Wet-laid manufacturing process
Mekanisme wet-laid
manufacturing tak jauh berbeda dengan proses pembuatan kertas konvensional.
Hanya saja, bahan dasar yang digunakan pada proses ini berupa serat stapel
cincang atau bahan sintetis kontinu. Metode wet-lay termasuk proses produksi bonded
fabric yang paling umum dan cocok untuk produksi berskala besar.
Dalam proses ini, serat pendek dilarutkan ke dalam
cairan, dan cairan tersebut kebanyakan berlapis-lapis. Bahan bakunya mencakup
berbagai jenis serat alami seperti mineral dan bubur kayu. Juga material
sintetis poliester, poliamida, serat kaca, maupun serat regenerasi.
Kain nonwoven yang diolah menggunakan teknik wet-lay digunakan
secara massal dalam produksi barang-barang fungsional, meliputi:
·
Serbet
·
Kain kasa bedah
·
Kain kantong teh
·
Kain penyaring
·
Celemek atau apron
·
Sarung tangan
3.
Melt or Spun Melt manufacturing
Ketiga, ada proses manufaktur kain nonwoven yang
memanfaatkan polimer, poliamida atau material termoplastik lain. Teknik ini bekerja
pada proses melt-blowing, dimana polimer pembentuk serat termoplastik
diekstrusi dengan bantuan cetakan linier. Dalam proses tersebut, udara panas
atau uap dialirkan ke wadah berisi bulu polimer atau serat yang lebih halus dan
membuat polimer mulai meleleh.
Lelehan itu dilewatkan melalui pemintal, kemudian
dibentuk menjadi benang lembaran berserat saat masih dalam kondisi kental. Tujuannya
yaitu untuk meningkatkan kekuatan dan kilau bahan. Proses pembuatan kain bonded
polipropilena, poliester, PET, dan nilon membutuhkan larutan resin.
Bonded fabric dari mekanisme spun Melt kerap diaplikasikan sebagai:
·
Bahan penyaring
·
Bahan pengisi hangat
·
Masker
·
Gaun Bedah
·
Bahan Sanitasi
·
Kemasan
·
Kantong teh
·
Kantong gel silika
·
Popok dan pembalut wanita
Itu dia penjelasan tentang bonded
fabric, lengkap dengan proses pembuatan dan pemanfaatannya. Semoga bermanfaat
ya!