Serat sutra merupakan golongan serat alam yang berasal dari ulat sutra. Ulat sutra atau Bombyx mory L yang merupakan salah satu jenis ulat yang dapat menghasilkan serat sutra dengan kualitas yang sangat baik sehingga akan menghasilkan kain sutra yang sanggat berkelas. Kualitas dan juga popularitasnya inilah yang membuat kain sutra dipatok dengan harga yang cukup mahal. Ketersediaan pemasok benang sutra untuk saat ini masih belum cukup untuk memenuhi permintaan konsumen. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan pemerintah mengandalkan benang sutra impor. Tak heran jika budidaya ulat sutra kini masih menjadi usaha dengan prospek yang sangat menjanjikan untuk dikembangkan di Indonesia.
Meski demikian, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan dapat mempengaruhi tingkat keberhasilan budidaya ulat sutra, diantaranya yaitu:
·
Kuantitas dan kualitas pakan
(daun murbei)
·
Kemampuan dan ketrampilan petani
sutra
· Serta kondisi biofisik lokasi pembudidayaan
Sumber : tanipedia.co.id
Pembudidayaan ulat sutra terbagi menjadi beberapa tahap-tahapan yaitu:
1. Penanganan
telur ulat sutra
Tahapan awal dalam pembudidayaan ulat sutra yaitu
meletakkan telur ulat sutra di permukaan yang datar kemudian disebar secara
merata di kotak penetasan. Didalam kotak tersebut dipasang kasa/kertas putih
tipis. Jika telur sudah mulai berwarna transparan dan terlihat titik biru, maka
dilakukan penutupan telur dengan kain yang berwarna gelap sekitar 1 sampai 2
hari. Tujuan penutupan ini yaitu agar telur-telur dapat menetas secara merata
dalam waktu yang relatif bersamaan. Apabila sekitar 80-90% telur yang sudah
terlihat transparan dan terdapat titik biru, kain hitam dibuka sampai seluruh
telur menetas sempurna
Pemeliharaan ulat kecil
Ulat sutera yang baru keluar dari telur ukurannya masih sangat kecil dan berwarna kehitam-hitaman atau coklat gelap dan berkepala besar. Badan ulat masih tertutup rambut. Hari pertama, ulat diberi makan irisan daun murbei yang masih muda, kemudian hari kedua ulat sudah bertambah gemuk dan berubah warna menjadi agak kehijauan dan rambutnya sudah mulai rontok. Setelah itu ulat akan berhenti makan dan akan masuk pada masa istirahat sampai pergantian kulit. Fase ini disebut dengan instar 1 dan akan masuk difase instar 2 setelah berganti kulit. Instar 3 biasanya diawali dengan fase istirahat dan berganti kulit, rentang waktu setiap tahapan instarnya berbeda. Peralihan instar ditandai dengan ulat akan berhenti makan yang berarti ulat dalam masa istirahat dan terjadi pergantian kulit. Pemeliharaan ulat kecil biasanya berlangsung selama kurang lebih 12 hari.
Pemeliharaan ulat besar
Ulat yang bertambah besar membuat
kebutuhan pangan pun semakin banyak. Proses untuk instar 4 masih sama,
sedangkan untuk instar 5 ulat sudah tidak berganti kulit, tubuh ulat tampak
transparan dan sudah berhenti makan. Pada fase ini ulat sudah mulai
mengeluarkan serat-serat sutra dan masuk ke fase pengokonan.
Pada proses ini, ulat sutra
akan mengeluarkan serat dari kelenjar sutra (silk gland) yang berada
pada mulut larva ulat. Lalu ulat akan berubah menjadi pupa dan berubah menjadi
kupu-kupu. Proses pemanenan kokon ulat sutra dilakukan sebelum kupu-kupu keluar
dari ujung kepompong.
Pemanenan kokon yang terlalu
awal akan merusak pupa yang masih muda dan mengakibatkan kokon membusuk serta menimbulkan
kokon cacat pintal (inside soiled cocoon). Begitupun sebaliknya apabila pemanenan
terlambat pupa sudah berubah menjadi kupu-kupu yang akan keluar dari kulit
kokon, sehingga tidak dapat dilakukan pemintalan. Proses seleksi kokon dilakukan
untuk menentukan kualitas kokon. Pisahkan kokon yang normal (tidak penyok dan berwarna
putih bersih) dengan kokon yang cacat (kokon tipis, kokon yang dobel, kokon dengan
bentuk tidak normal, kokon pipih, kokon yang berlubang, dan kokon yang kotor).
Hasil seleksi ini kemudian dikeringkan dengan pengovenan pada suhu 90°C selama kurang
lebih 2 jam. Pastikan kondisi kokon benar-benar kering dan beratnya hanya
tinggal 40% dari berat basah (fresh cocoon).
Demikain rangkaian tentang proses pembudidayaan ulat sutra. Setelah kondisi kokon sudah sesuai standar yang diharapkan, maka serat tersebut akan memasuki proses pemintalan benang sutra. Sahabat bahan kain dapat melihat cara pemintalan benang sutra pada artikel 12 Langkah Pemintalan Benang Sutra. Terima kasih