Dasi merupakan salah satu item fashion pria yang identik dengan gaya berpakaian formal untuk menghadiri acara-acara penting. Tak hanya itu saja, dasi termasuk dalam rangkaian seragam untuk sekolah-sekolah yang ada di seluruh dunia.
Dibalik kepopulerannya itu, dasi memiliki alur sejarah yang cukup panjang lho. Simak pembahasannya yuk!
Pengertian dasi
Menurut KBBI (kamus besar bahasa indonesia), dasi adalah perlengkapan pakaian yang dikalungkan pada leber kemeda dan bergantung di dada. Umumnya dasi terbuat dari kain sutra, polyester, linen atau jenis bahan lainnya. Sedangkan fungsi dan tujuan dari penggunaan dasi adalah untuk menunjukkan kesan penampilan yang lebih professional dan lebih berwibawa.
Sejarah Dan Perkembangan Dasi di Dunia
Sudah ada sejak Zaman Batu
Menurut sejarahnya, kain untuk hiasan leher sudah ada sejak zaman batu dan menjadi penanda khusus bagi seorang pria dari kalangan bangsawan atau berkedudukan tinggi. Penggunaannya pun tak jauh berbeda dengan dasi, yaitu dengan melingkarkan kain ini di leher lalu diikat dan ujungnya dibiarkan begitu saja.
Masa kekaisaran Romawi Kuno
Hal yang berbeda terjadi pada zaman Romawi Kuno, dimana dasi justru digunakan sebagai pelengkap busana sekaligus pelindung leher khususnya untuk para juru bicara hingga prajurit militer Romawi. Histori ini dikuatkan dengan keberadaan aksesori kain yang tampak pada patung batu di makam kuno, kota Xian, Tiongkok.
Qin Shi Huang, Kaisar pertama Tiongkok yang wafat di tahun 210 SM pun dimakamkan bersama ribuan prajurit terakota yang mengenakan kain di bagian leher mereka.
Masa Shakespeare (1564-1616)
Pada masa Shakespeare yakni antara tahun 1564 hingga 1616 masehi, muncullah model dasi yang menyerupai sebuah piringan besar bertumpuk dan dikenal dengan istilah ‘ruff’. Penggunaannnya juga masih sama, yaitu sebagai aksesoris leher. Ukuran yang besar dan bertumpuk menjadikan bentuk ‘Ruff’ ini mudah berubah. Untuk menghindari hal tersebut ‘Ruff’ harus sering dikanji.
Sayangnya, popularitas ruff ini tidak bertahan lama karena ketebalannya yang membuat leher terasa tidak nyaman. Selain itu, kadungan obat kanji yang digunakan untuk menjaga bentuk ‘Ruff’ juga bisa menyebabkan iritasi pada kulit leher.
Masa Pemerintahan Louis XIV (tahun 1660-an)
Sejarah dasi yang sebenarnya dimulai tahun 1660, tepatnya pada masa pemerintahan Louis XIV di Kroasia. Istilah ‘dasi’ sendiri merupakan nama negara Kroasia dalam bahasa Hrvatska. Dijelaskan dalam sebuah buku yang berjudul La Grande Historie de la Cravate karya Francoise Chaile bahwa sekitar tahun 1635, ada kurang lebih 6000 prajurit dan ksatria yang di sewa oleh Louis XIII dan Richlieu datang ke Paris.
Gaya berpakaian mereka pun tampak berbeda, mereka mengikatkan sehelai sapu tangan di leher dengan cara yang unik. Sapu tangan itu hanya diikat dan kedua ujungnya dibiarkan tergerai begitu saja. Jika dilihat lebih mendetail, sapu tangan tersebut terbuat dari jenis kain yang berbeda-beda, ada yang terbuat dari bahan sutra, katun halus dan ada pula yang sama dengan bahan pakaiannya. Akhirnya mereka menyebut sapu tangan ini dengan istilah ‘cravat’ yang berarti ‘penduduk dari Kroasia’.
Mau bikin dasi sutra? Beli kain sutra di BahanKain.com aja! |
Jenis bahan dan cara memakai cravat ini menggambarkan kasta dari sang pemakainya. Bahkan seorang modista paling berpengaruh pada masa itu, Beau Brummell membutuhkan waktu berjam-jam untuk mengikat cravat-nya.
Cravat pun dianggap sebagai benda yang sangat bernilai, sehingga muncullah adab mengenakan cravat. Menyentuh cravat orang lain dianggap sangat tidak sopan, bahkan bisa berujung sebuah perkelahian. Bahkan cravat dianggap sebagai benda sakral dan menyimpan sebuah kekuatan. Konon kaisar Perancis, Napoleon Bonaparte selalu menang perang saat ia mengenakan cravat hitam yang dililitkan dua kali memutari leher. Namun saat melakukan perang di Waterloo ia memakai cravat putih dan akhirnya dia pun kalah.
Masa tahun 1860-an
Beralih ke dunia mode tahun 1860-an yang sudah mulai mengenal cravat denagn ujung panjang yang sangat mirip dengan dasi. Tak berselang lama, terbitlah mode kemeja berkerah yang cocok untuk dikombinasikan dengan dasi. Dasi ini disimpulkan di bagian kerah dan ujung panjangnya dibiarkan terjuntai.
Masa Tahun 1890-an
30 tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1890-an barulah muncul model dasi berbentuk kupu-kupu seperti yang ada saat ini. Sesuai dengan namanya, bentuk dasi ini menyerupai kupu-kupu. Dasi kupu-kupu ini sering digunakan untuk melengkapi penampilan bergaya formal maupun casual. Seiring perkembangan di dunia mode dan fashion, kini ada banyak sekali model dasi yang beredar di pasaran. Bahannya pun sangat bervariasi, mulai dari yang paling murah yaitu polyester dan paling mahal adalah dasi berbahan kain sutra.
Masa Tahun 1900-an
Tak berhenti di situ saja, memasuki abad ke-19 tampilan dan nilai dasi mulai berubah. Didukung dengan revolusi industri yang mampu menciptakan variasi dasi yang lebih pendek dan praktis. Hal ini pun membawa dampak besar dalam penjualan dasi kupu-kupu untuk semua kelas pekerja. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya dimana dasi kupu-kupu sangat identic dengan golongan ekonomi menengah ke atas.
Saat itu, para pengguna dasi memanfaatkan pin dan klip sebagai penjepit dasi agar tidak terlepas. Hingga akhirnya ditemukan sebuah inovasi besar yang mematenkan cara baru dalam penjahitan dan penggunaan dasi dasi. Hingga akhirnya teknik-teknik mengikat dasi semakin banyak bermunculan.
Dasi sebagai aksesoris wanita
Selalu diposisikan sebagai aksesoris pria, tak semerta-merta melarang kaum wanita untuk mengenakannya. Tepatnya pada tahun 2002, penyanyi berkebangsaan Kanada Avril Lavigne membuat sebuah trend baru dalam hal pemakaian dasi secara kasual untuk para wanita remaja. Sejak saat itulah, dasi menjadi satu hiasan buasana yang umum digunakan oleh pria maupun wanita.
Itulah sejarah dan perkembangan dasi dari seluruh dunia. Kini dasi sudah bisa digunakan oleh siapapun dan bisa dimiliki oleh siapapun. Desain, warna dan bahan yang beragam tentu memudahkan kita dalam memilih dasi yang cocok di badan dengan harga yang pas di kantong. Berkat kepopulerannya, kini dasi menjadi peluang usaha yang cukup menjanjikan.
Nah, jika Sahabat Bahankain sedang mencari bahan terbaik untuk dasi, Sahabat bisa langsung cek koleksi produk BahanKain.com ya.
Kami menjual kain sutra putih asli dan berkualitas dengan harga bersaing. Dapatkan pula harga istimewa untuk pembelian kain sutra dengan minimal order 1 roll.
Beli kain berkualitas, harga termurah dan belanja mudah melalui Shopee atau Tokopedia Mekar Jaya Tekstil: