Kekayaan wastra batik nusantara tak
lepas dari akulturasi budaya lintas daerah maupun negara. Salah satunya yaitu motif
batik dari kawasan pesisir utara pulau jawa yang mendapat banyak pengaruh
budaya China-Tionghoa. Atau lebih populer dengan sebutan batik peranakan Tionghoa.
Jangan bilang kamu pecinta batik
kalau tidak mengenal jenis batik satu ini. Batik peranakan berkembang pesat di wilayah
pesisir nusantara seperti Pekalongan, Indramayu, dan Lasem. Batik ini punya nilai
keindahan yang tak bisa ditemukan pada batik-batik tradisional nusantara.
Kenapa sih disebut peranakan? Nah, sebenarnya ‘peranakan’ merupakan sebutan bagi golongan etnis pendatang yang menetap, menjadi warga negara Indonesia lalu melahirkan keturunan-keturunannya. Label peranakan dicantumkan bagi mereka yang tetap mempertahankan budaya asli mereka. Beberapa tradisi sudah terasimilasi dengan budaya setempat dan menciptakan sesuatu yang baru.
Masyarakat peranakan umumnya
berasal dari etnis Tionghoa, Arab, India dan Belanda. Kegiatan jual beli nusantara
kian mempercepat pergerakan asimilasi budaya termasuk lahir dan berkembangnya
batik peranakan.
Ketika itu, produk kain dan bahan
bakunya menjadi barang komoditas yang diperdagangkan secara internasional. Misalnya,
Hindia Belanda mengekspor kapas dan bahan-bahan pewarna alami ke China. Di sisi
lain mereka juga mengimpor kain dari India.
Mengacu pada sejarahnya, batik
peranakan mulai berkembang antara tahun 1800-1900 an. Suatu ketika, terjadi
kelangkaan kain tradisional yang impor dari India. Sehingga stok dan peredaran kain
di Hindia Belanda menjadi terhambat.
Para pedagang peranakan Tionghoa memanfaatkan
kondisi itu dengan memproduksi kain sendiri dan mengadopsi corak batik
sekaligus kain tradisional India. Mereka pun merekrut para pembatik dari Jogja
dan Solo yang sudah terbiasa membuat kain batik ndalem. Kain-kain itu pun
berhasil diperjual belikan di wilayah Jogja, Solo hingga menyebar ke daerah-daerah
pesisir.
Dalam aktivitas produksinya, pengrajin
batik keraton juga diminta membuat kain bermotif mirip dengan kain-kain India.
Sehingga produk kain peranakan Tionghoa masa itu menyerupai kain tenun patola
dari India.
Sejak saat itu, corak atau motif batik
produksi peranakan semakin berkembang dan turut mengadopsi aksen-aksen khas
Tiongkok seperti kain dari Nanking. Penyatuan corak India serta gaya Tiongkok melahirkan
bentuk-bentuk baru unik.
Motif-motif batik peranakan mempunyai banyak kesamaan dengan kain Nanking. Bedanya, kain Nanking lebih dominan berwarna biru, sedangan warna kain peranakan cenderung merah karena terpengaruh budaya India.
Memasuki abad 20, batik pesisiran
berkembang pesat dan melahirkan pengusaha-pengusaha dari komunitas peranakan
Tionghoa. Sebut saja Tan Gan Sam Gie,
Gan Tjio Liam, Gan Tjang Liem, Oey Soe Tjoen, Oey Siok Kiem, dan Tan Tjong Tong.
Mereka tersebar di daerah Pekalongan, Sidoarjo, Garut, Tasikmalaya, Ciamis
hingga Batavia (sekarang Jakarta).
Beberapa nama usahawan sekaligus produsen
batik peranakan tersebut ada yang mampu bertahan dari generasi ke generasi
bahkan sampai sekarang. Salah satunya adalah keluarga Gan Sam Gie, yang hari
ini sudah memasuki generasi ke-4.
Dialah Indrawati Gondowinoto (Gan
Swie Hiang) atau lebih akrab disapa Ibu Lin. Sosok perempuan yang berhasil melanjutkan
perjuangan ayah (Gan Tjioe Liam), kakek (Gan Tjiang Liem) dan kakek buyutnya (Gan
Swie Hiang) melestarikan batik peranakan.
Pada awal abad ke 20, motif batik
peranakan mengalami perubahan yang cukup signifikan. Batik-batik pesisir
seperti Pekalongan mulai menyerap unsur-unsur batik tradisional daerah.
Hal tersebut bermula saat Raden
Mas Tumenggung Ario Soerjo memesan batik ke keluarga pengusaha peranakan di
Pekalongan. Beliau mengatakan bahwa batik Pekalongan tidak bisa disebut batik karena
tidak memiliki isen-isen atau isian. Meskipun motif kain tersebut dibuat sangat
halus.
Setelah kejadian tersebut batik
peranakan terus mengalami perkembangan dan menyerap corak-corak khas keraton. Keluarga peranakan pun semakin konsisiten
meneruskan produksi batik kerya para leluhur mereka. Batik peranakan yang awalnya
hanya dipakai oleh komunitas peranakan telah bertransformasi jadi batik
Indonesia dan dipakai semua orang.
Dahulu batik peranakan Tionghoa sifatnya terbatas dan hanya dipakai oleh anggota komunitas peranakan itu sendiri. Pemanfaatannya pun terbatas sebagai tokwi dan kain penutup altar. Serta dekorasi simbol religius dalam peringatan ulang tahun, kematian, pernikahan, dan upacara tradisional Tionghoa lain.
Di penghujung tahun 1910 batik
peranakan Tionghoa mulai dimodifikasi menjadi bahan busana. Kini batik
peranakan menjadi bagian dari batik Indonesia dan siapapun boleh memakainya. Batik
ini juga sudah banyak diperjualbelikan lho.
Cukup mudah membedakan antara
batik tradisional Indonesia dan batik peranakan. Kamu bisa perhatikan aspek-aspek
berikut:
·
Perbedaan paling mendasar ada di teknik pewarnaannya.
Batik peranakan mengandalkan warna-warna primer yang solid seperti merah, biru,
dan hijau.
·
Batik peranakan asli Tionghoa didominasi
motif-motif dari mitologi China seperti burung phoenix, dewa, api, naga, dan tumbuhan-tumbuahan
khas negara mereka.
·
Susunan motif sangat halus sebab dulunya batik
peranakan Tionghoa dibuat dari kain bekualitas tinggi dan harganya sangat
mahal.
·
Batik yang termasuk jenis peranakan diantaranya yaitu
batik Lasem, Pekalongan, batik Semarangan dan batik Jawa Hokokai.
Sudah tau kan asal muasal batik
peranakan Tionghoa berikut ciri khasnya? Perpaduan warna dan motif-motif cantik
batik peranakan akan membuat tampilanmu makin keren dan penuh energi positif. Sudah
sepantasnya kita bangga menjadi bangsa Indonesia yang kaya akan budaya. Kita juga
harus menjaga kelestarian budaya, salah satunya dengan memakai baju batik dan belajar
membatik.
Temukan kain-kain berkualitas dan
harga bersaing di Bahankain.com. Khusus untuk membatik, Sahabat bisa
menggunakan koleksi kain mori katun primis seperti Primis Cap Saron dan Cap Bedhaya.
Keduanya memiliki tekstur sangat halus dan permukaan yang rapat. Kami bisa ecer
atau grosir lho. Pastinya harga grosir akan jauh lebih murah.
Sahabat bisa melihat contoh kainnya di kategori produk Kain Mori.
Untuk pemesanan dan info
lengkapnya, silahkan hubungi Customer Service kami.
Makin gampang belanja kain via Shopee dan Tokopedia di Store Mekar Jaya Tekstil.