Kevlar merupakan serat buatan
dalam kelompok poliamida aromatik atau lebih dikenal dengan sebutan serat aramid. Komposisi kimia poliamida aromatik (aramid) dan
sifat unik serat kevlar menjadi faktor pembeda dari serat buatan lain.
Serat kevlar kekuatan, modulus
dan ketahanan tinggi terhadap zat kimia serta stabilitas termal. Kevlar
dimanfaatkan dalam sektor industri dan teknologi canggih guna memenuhi kebutuhan
konsumen.
Kevlar dikembangkan oleh dua
ilmuwan dari perusahaan DuPont yaitu Stephanie Kwolek dan Herbert
Blades pada tahun 1965. Kwolek menjadi pemimpin kelompok riset DuPont dalam
upaya pengembangan serat baru yang ringan namun kuat sebagai material ban.
Saat bekerja di laboratorium Wilmington ia mencoba menghilangkan salah satu polimer dan sesuatu aneh pun terjadi. Kwolek melaporkan bahwa larutan polimer molase tidak memiliki warna alias transparan. Sehingga larutan keruh dengan viskositas rendah akan dibuang.
Namun Charles Smullen, seorang
teknisi yang menjalankan mesin pemintalan membujuk Kwolek untuk menguji larutan
itu. Mereka pun dibuat takjub melihat fakta jika serat baru ini tidak pecah
ketika dipintal.
Setidaknya butuh waktu enam tahun
untuk memproduksi Kevlar secara komersial dan dipasaran.
DuPont Textile Fibers
Pioneering Research Laboratory. Dari kiri ke kanan: Dr. Paul Morgan, Dr.
Herbert Blades, and Stephanie Kwolek. Courtesy of DuPont
Poly-phenylene terephthalamide
atau serat PPTA merupakan nama lain kevlar. Berikut rangkaian proses pemintalan
serat Kevlar dengan mekanisme dry-jet wet-spinning.
1.
Pertama-tama PPTA disintesis dengan kondensasi
dari terephthaloyl chloride (TCl) dan p-phenylene diamine (PPO) dalam campuran
larutan hexamethy phosphoramide (HMPO) dan n-methyl pyrrolidone (NMP).
2.
Polimer tersebut ditambahkan ke asam sulfat
pekat untuk membuat larutan 20% dan diekstrusi melalui spinneret pada suhu 100
°C (menghasilkan serat standar) dan suhu 70-90 °C (hasilkan serat berkekuatan
tinggi.
3.
Larutan serat akan melalui sekitar 1,0 cm atau
0,5 cm celah udara ke dalam air dingin yang dipertahankan antara 0 dan 5°C. Lubang
spinneret tersebut berdiameter 0,05-0.10mm.
Selain variasi koagulasi, sifat-sifat serat juga dipengaruhi proses spin stretch factor (SSF). Yaitu rasio kecepatan serat meninggalkan rendaman pembekuan dari spinneret. Ketahanan dan modulus serat akan meningkat jika kecepatan SSF juga dinaikkan (umumnya sekitar 50 m/min).
Sifat serat bisa ditingkatkan
dengan perlakuan panas di bawah tekanan pada kisaran suku 450-550 °C selama
beberapa detik setelah dicuci dan dikeringkan. Proses pembuatan serat Kevlar menggunakan
mekanisme pemintalan basah dengan celah udara kecil atau dry-jet
wet-spinning.
Celah udara menjaga sirkulasi pada
suhu tinggi (70-100°C) dibanding bak koagulasi. Hal tersebut mengarah pada
orientasi lebih tinggi. Berikut skema jajaran domain kristal cair dalam dry-jet
wet-spinning. Rantai Kevlar relatif kaku dan cenderung membentuk lembaran
planar, mirip dengan sutra.
Ketika dipintal, rantai Kevlar akan
mengunci ikatan-H dan membentuk lembaran dengan kekuatan tarik yang sangat
tinggi. Hal tersebut memungkinkan interaksi tambahan antara kelompok aromatik
antar permukaan untuk meningkatkan kekuatan seluruh serat.
Struktur molekul Kevlar (tebal
mewakili unit monomer, garis putus-putus menunjukkan ikatan hidrogen).
Serat Kevlar mempunyai rantai
panjang yang sangat berorientasi hampir sepenuhnya berbentuk kristal berstruktur
sumbu teratur. Molekul-molekul membentuk lembaran planar kaku dengan
molekul-molekul sejajar yang berikatan hidrogen.
Berikut jenis serat Kevlar dan
masing-masing karakteristiknya:
1.
Kevlar K29 – diaplikasikan pada industri kabel,
penggantian asbes, lapisan rem, dan pelindung tubuh / kendaraan.
2.
Kevlar K49 – modulus tinggi yang digunakan dalam
produk kabel dan tali.
3.
Kevlar K119 – elongasinya tinggi, fleksibel, dan
lebih kuat.
4.
Kevlar K129 – ketahanan tinggi untuk aplikasi
balistik.
Dengan ketahanan panas yang
dimilikinya, serat Kevlar diterapkan pada pakaian tahan api dan isolator yang
baik. Serat kevlar tahan terhadap pelarut organik dan larutan alkali, kurang
tahan terhadap asam, seperti asam sulfat dalam mekanisme pelarutan sebelum proses
pintal.
Keunggulan utama Aramid diantaranya
yaitu:
1.
Berkekuatan tinggi tetapi beratnya rendah.
2.
Dapat dimanfaatkan sebagai komposit dengan karet
mempertahankan fleksibilitasnya.
3.
Modulus tarik tinggi dan kerusakan serat rendah
4.
Ketahanan zat kimia menjadikan serat ini pilihan
yang tepat untuk bagian struktural komposit berbeda dalam berbagai aplikasi.
Akan tetapi serat Kevlar juga
punya mempunyai beberapa kelemahan:
1.
Ultraviolet dari sinar matahari dapat menurunkan
dan menguraikan Kevlar. Sehingga material ini jarang diaplikasikan untuk
kebutuhan luar ruangan tanpa perlindungan.
2.
Kevlar kurang tahan terhadap sinar UV dan
paparan luar ruangan lainnya. Perawatan harus dilakukan untuk melindunginya
dari cahaya dengan menerapkan lapisan atau pewarnaan untuk meningkatkan
manfaatnya.
3.
Kevlar merupakan serat higroskopis (4-6%) yang
bisa dihidrolisis dan menyebabkan kerusakan mekanis. Oleh sebab itu, serat in
harus disimpan dan memakainya dalam kondisi kering.
Dengan kekuatan tinggi, modulus
tinggi, ketangguhan dan stabilitas termal yang dimilikinya, serat Kevlar sering
dimanfaatkan untuk:
·
Komposit (lapisan badan pesawat terbang, kapal
laut dan container)
·
Pakaian pelindung (baju tahan panas)
·
Ban pesawat terbang dan ban-ban berkecepatan
tinggi lain
· Keperluan mekanik berbahan karet seperti conveyor
belts, selang lepas pantai, dan lain sebagainya.
·
Produk-produk gesekan (kampas rem dan gasket)
·
Tali dan kabel serat optik
·
Produk perlindungan diri (rompi anti peluru dan helm)
Sifat-sifat aramid yang belum dapat dioptimalkan, berpotensi untuk menjadi solusi dikemudian hari.
Sumber: Buletin Tekstil Edisi 14