Salah satu hal yang pasti adalah
perubahan! Ya perubahan adalah sebuah kepastian. Tidak ada hal yang monoton –
stagnace, kalaupun ada pasti ia akan tertinggal dilindas modernisasi dan kemajuan
zaman.
Tidak ada satupun yang pasti
dibawah kolong langit ini kecuali perubahan itu sendiri. Begitu pula teknologi
yang mengalami perkembangan sedemikian pesat hingga melahirkan berbagai
terobosan baru. Salah satunya yaitu kecerdasan buatan atau lebih dikenal
sebagai AI (Artificial Intelligence).
Berbagai platform terus berupaya mengembangkan teknologi canggih berlandaskan kecerdasan buatan. Sebut saja aplikasi Siri dari Apple Corp., Cortana dari Windows, Alexa dari Amazone dan yang terbaru ChatGPT dari OpenAi yang baru baru ini mendapatkan suntikan dana dari Microsoft.
Perang Teknologi merebutkan pasar
pengguna kian memanas. Oleh karenanya sebagai pengguna kita mesti tau betul apa
saja keunggulan dari setiap vendor penyedia layanan artificial intelegence
tersebut. Bagaimana kita harus beradaptasi dengan kemajuan teknologi namun
tetap tidak terlena dibuatnya.
Jika kita ambil contoh Chat GPT
yang sekarang ini sedang banyak di bicarakan, kita mesti tau betul bagaimana
menggunakan teknologi tersebut dan apa saja keunggulannya?
Chat GPT adalah robot atau chatbot berbasis kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI). Kecerdasan buatan tersebut mampu melakukan percakapan dan memberikan jawaban terhadap kebutuhan serta pertanyaan penggunanya. Interaksi yang terjadi pun bisa terlihat sangat natural seperti tidak sedang berbicara dengan robot.
Aplikasi berbasis chat ini dikembangkan
oleh perusahaan teknologi asal Amerika Serikat, OpenAI. Platform Chat GPT diluncurkan
pada November 2022 menghadirkan kemampuan kecerdasan buatan yang
digadang-gadang bisa mengalahkan Google Search Engine.
Istilah GPT sendiri merujuk
pada Generative Pre-Trained Transformer dimana chatbot akan menjawab
layaknya seorang manusia saat pengguna mengirimkan perintah atau pertanyaan.
Jawaban yang diberikan berupa teks otomatis.
AI merupakan bidang ilmu komputer untuk menciptakan mesin dapat menyelesaikan berbagai tugas dan persoalan yang membutuhkan kecerdasan manusia. Seperti materi pembelajaran, pemecahan masalah, pengenalan pola dan penerjemah bahasa. Kecerdasan buatan telah mengalami kemajuan signifikan dan berpotensi merevolusi cara hidup dan bekerja manusia.
Teknologi berbasis kecerdasan
buatan atau AI berhubungan erat dengan robotika. Bahkan Artificial Intelligence
bisa mengevolusi robot fiksi ilmiah ke non-fiksi komputer yang lebih canggih.
Professor Pedri Domingos
menggambarkan lima suku mashine learning dalam Artificial Intelligence.
Kelima suku tersebut terdiri dari:
1.
Simbolis yaitu berakar logika dan filsafat
2.
Koneksionis yang berasal dari ilmu saraf
3.
Evolusioner berkaitan dengan biologi evolusi
4.
Bayesian berhubungan dengan statistik dan
probabilitas (Machine Learning, Deep Learning)
5.
Serta kemampuan analogis dari ilmu psikologi
Kemajuan komputasi jaringan akan
memperluas koneksionis ke subbidang yang lebih dalam yaitu ‘deep learning’.
Kecerdasan buatan tersebut dinilai lebih cerdas dan cepat mempelajari data dari
berbagai sumber, objek dan peristiwa setiap harinya.
Bidang utama penelitian AI adalah
pembelajaran mesin yang melibatkan algoritme pelatihan untuk mempelajari data guna
meningkatkan kinerjanya dari waktu ke waktu. Pembelajaran mendalam pada bagian
mesin menggunakan jaringan saraf tiruan untuk medalami dan meningkatkan tugas, seperti
pengenalan gambar dan ucapan.
Natural Language Processing (NLP) adalah bidang penting lain dalam penelitian AI yang berfokus pada mesin pengajaran ganda yang mendalami sekaligus menghasilkan bahasa manusia. Artifical inteIligent sudah digunakan dalam berbagai aplikasi. Mulai dari pengenalan suara, kendaraan otonom, dan diagnosis medis.
Seiring kemajuan teknologi, AI mulai
banyak diaplikasikan di beberapa bidang industri, diantaranya yaitu:
·
Asisten virtual seperti Siri dan Alexa
menggunakan NLP untuk memahami dan merespons ucapan manusia
·
Mobil self-driving yang mengandalkan AI dan visi
komputer untuk menavigasi jalan.
·
Diagnosis penyakit dalam bidang medis dan
mengidentifikasi obat yang potensial
·
Dalam industri manufaktur, AI dapat
mengoptimalkan proses produksi dan mengurangi pemborosan.
·
Mendeteksi penipuan dan manajemen risiko di bidang
keuangan
·
Personalisasi pembelajaran dan meningkatkan
hasil siswa di bidang pendidikan
· Dalam bisnis ritel, kecerdasan buatan
bermanfaat dalam pemasaran dan layanan pelanggan yang dipersonalisasi.
Untuk mengatasi masalah ini,
penting untuk mengembangkan sistem AI yang transparan, dapat dijelaskan, dan
akuntabel. Selain itu, pembuat kebijakan dan pemimpin industri harus bekerja
sama untuk memastikan bahwa manfaat AI dibagikan ke seluruh masyarakat, dan
potensi risikonya dikurangi.
Di satu sisi kecerdasan buatan memang mempermudah analisis dan pemecahan masalah ilmiah dalam waktu singkat. Tapi ia hanya mempu mendeteksi sesuatu permasalahan dari satu sumber yang belum tentu kebenarannya. Selain itu, kemungkinan terburuk pada bidang-bidang tertentu bisa saja tidak terdeteksi, sehingga berpotensi memunculkan permasalahan baru.
Di masa mendatang, akan banyak
manusia yang bergantung pada AI dan dimanjakan olehnya karena saking praktis
dan kemudahan akses. Tanpa pembatasan dan pengendalian yang terstruktur dalam jangka
panjang, kemungkinan manusia tak mampu lagi berpikir kritis. Bahkan untuk
menyelesaikan persoalan-persoalan sederhana dalam hidup. Kecerdasan otak dan
emosional makin tidak seimbang sehingga banyak orang menjadi bodoh.
Kecerdasan buatan juga berpotensi
meningkatkan angka pengangguran dan kriminalitas online yang lebih merugikan.
Manusia bisa menjadi budak teknologi yang dibutakan oleh kemudahan. Pekerjaan
dan implikasi etis penggunaan AI dalam pengambilan keputusan bisa melanggengkan
ketidaksetaraan sosial yang ada.
Pekerjaan yang berpotensi
tergantikan oleh Kecerdasan Buatan
1.
Layanan pelanggan (Customer Service)
2.
Kasir
3.
Sopir
4.
Penerjemah bahasa
5.
Karyawan Pabrik
6.
Resepsionis
7.
Kurir
8.
Petugas keamanan
9.
Pekerja pembukuan dan entri data
Pekerjaan yang tidak bisa digantikan
oleh Kecerdasan Buatan
1.
Pekerjaan yang membutuhkan kecerdasan emosional
seperti dokter, psikolog, guru, dan HRD (Human Resourches Development)
2.
Pekerja Kreatif seperti penulis, desainer
grafis, editor, seniman dan ilmuwan
3.
Pekerja strategis yang butuh ilmu dan pengalaman
dalam pengambilan keputusan seperti manager penjualan, software development dan
CEO (Chief Executive Office)
4.
Pekerja fisik seperti atlet dan pengrajin
5.
Pekerja yang mengandalkan visi dan imajinasi
mencakup aktivis, wirausahawan, dan visioner.
Walau bagaimanapun, kita tak
mungkin bisa melawan arus apalagi menolak kemajuan teknologi. Mau tidak mau
kita tetap harus senantiasa berpikiran terbuka dan beradaptasi dengan segala
perubahan yang ada. Hanya tinggal bagaimana langkah terbaik kita dalam menyikapi
dan memanfaatkan AI dalam berbagai bidang kehidupan guna meningkatkan usaha
yang kita jalankan.
Sebagai industri yang bergerak di
bidang pemasaran online, Bahankain.com bisa memanfaatkan teknologi kecerdasan
digital untuk melihat potensi pasar serta menentukan strategi pemasaran. Mencari
beragam data di internet dengan assisten virtual artificial intelegence.
Tapi satu hal yang perlu diingat bahwa
AI hanya sebuah alat bantu. Artinya kita tak bisa sepenuhnya bergantung pada
kecerdasan yang pada dasarnya hanya seperangkat sistem buatan. Sehingga dalam
pemanfaatannya tetap harus diiringi pemahaman serta garis-garis batasan guna
meminimalisir kemungkinan-kemungkinan terburuknya.
Ibarat pisau, selain membantu
kita untuk mengupas buah dan memotong sayuran ia juga bisa melukai diri kita.
Begitu pula Artificial Intelligence. Jika kemudian kita terlena dan
selalu mengandalkan teknologi tanpa diiringi pengembangan kemampuan otak dalam
memilah mana yang tepat dan yang tidak. Maka sama saja kita mempersempit pola
pikir sekaligus membonsai otak dan kemanusiaan kita.
Jadilah manusia modern yang
cerdas dan berpemikiran luas.