Hingga saat ini, teknologi di
bidang tekstil terus mengalami perkembangan dan menjadi pilihan para pebisnis tekstil.
Teknologi 3D, Industri 4.0, Blockchain, dan IoT menjadi tren teknologi yang berpotensi
besar dalam industri tekstil di seluruh dunia. Perusahaan pun bisa
mengoptimalkan produksinya agar lebih efektif dan efisien.
Nanotechnology sudah mulai digunakan sejak 2012 lalu, tetapi ia baru mulai populer setelah tahun 2017. Penerapan teknologi terbarukan ini membuat performa produk lebih menarik, memperbanyak varian warna, meningkatkan elastisitas bahan dan menambahkan fitur anti air pada kain.
Singkatnya, teknologi nano berfungsi
menambahkan partikel berukuran nano di bidang tekstil agar dapat:
1.
Meningkatkan kualitas kain supaya lebih anti air
dan tidak mudah berjamur atau terinfeksi bakteri
2.
Menaikkan daya tahan panas udara hingga 40°C
3.
Menambah kekuatan struktur kain supaya makin
lembut dan halus sehingga cocok untuk bahan sandang.
Sejak revolusi digitalisasi, industri
tekstil menjadi salah satu bidang yang cukup banyak menggunakan mesin dan
peralatan canggih. Penerapan teknologi ini memungkinkan pekerjaan produksi jadi
lebih cepat sehingga jam kerja lebih efektif.
Digitalisasi juga berhasil
meningkatkan efektivitas pelayanan, mempermudah tata kelola logistik dan
pengadaan barang-barang produksi. Akhir-akhir ini, perusahaan mempercayakan
semua pekerjaannya ke pebisnis digital untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Diantara tren teknologi industri tekstil yang paling menonjol yaitu digital printing. Teknologi percetakan modern menggunakan mesin digital langsung pada kain, atau media lain. Printing inkjet berpotensi mengurangi limbah produksi secara signifikan dibanding pewarnaan metode layar putar dan kemudahan penggunaan.
Keunggulan Mesin Digital
Printing Tekstil
Dalam konsep strategi digital
marketing “Pemasaran digitalisasi produksi dan pemasaran industri tekstil”.
Digital marketing merupakan bentuk perubahan strategi pemasaran online dengan
metode promosi lewat media sosial seperti Facebook, Instagram ataupun Twitter.
Tren digitalisasi produksi dan
pemasaran menjadi aspek penting dalam upaya meningkatkan kualitas produk. Selain
memudahkan segala keperluan industri tekstil, teknologi digital juga memberikan
manfaat bagi pebisnis di bidang tersebut. Berkaitan dengan penerapan teknologi
ini, ada satu faktor krusial yang harus senantiasa diperhatikan yakni keamanan
data.
Peningkatan Permintaan Serat
Alam dan Perpindahan ke Kain Non-woven
Salah satu perubahan yang paling
signifikan dalam industri tekstil adalah meningkatnya permintaan serat alam.
Seperti halnya bulu binatang, mineral, serta komponen tumbuhan sebagai bahan
baku pembuatan kain katun, sutra, linen, wol, dan kasmir.
Memasuki tahun 2023, jumlah
produksi serat alami perlahan mengalami peningkatan. Kemungkinan besar tren ini
akan berlanjut karena mampu menekan dampak buruk lingkungan.
Ada juga yang beralih ke kain
non-woven dari proses kimia. Bahan ini begitu populer berkat ketahanan cuci,
kelembutan, kemampuan meregang, dan keawetannya.
Penerapan Internet of
Things(IoT) pada Industri Tekstil
Internet of Things adalah
istilah yang digunakan untuk menggambarkan koneksi antara perangkat dan
jaringan yang terhubung secara online dan beroperasi secara interaktif
memanfaatkan teknologi mesin tak jenuh (machine-to-machine) untuk
mengoptimalkan fungsi dan peranan perangkat dalam rangka membangun sebuah interaksi.
Otomasi dan Peningkatan
Keamanan Kerja
Berdasarkan survey BPS dari total
2,8 juta tenaga kerja di industri tekstil dan konveksi Indonesia, sekitar 2,5
juta atau 88% nya adalah perempuan. Atas dasari itulah, peningkatan keamanan kerja
dalam rangka kesejahteraan menjadi agenda prioritas pemerintah.
Hal tersebut karena selama ini ada
banyak perusahaan yang lupa atau tidak memperhatikan keamanan kerja. Contohnya pekerja
tidak mengetahui aturan kerja dan tidak diberi hak untuk melaporkan kondisi
yang mereka hadapi.
Berbagai upaya dilakukan untuk
meningkatkan keamanan kerja pada industri manufaktur tekstil. Perusahaan akan
mengidentifikasi tanda awal mengganggu pekerja dan mengambil langkah-langkah
pencegahan tertentu.
Misalnya satu cara mencegah
terjadinya kecelakaan adalah dengan memakai alat pelindung diri. Dalam hal ini,
pelaku bisnis juga dapat mengandalkan teknologi otomatisasi.
Berfokus pada Lingkungan
Tekstil adalah industri yang
paling banyak membutuhkan bahan baku produksi yang berhubungan dengan
lingkungan dan kesehatan. Hasilnya berupa limbah, seperti air hujan, air
pembasuh, dan limbah padat.
Perencanaan dari pihak industri
serta kesadaran dari masyarakat luas juga mendorong meningkatnya penggunaan
tinta jenis tertentu dalam lingkup produksi tekstil. Seperti halnya tinta
pigmen berbasis air yang bisa terurai secara alami, tinta UV, dan tinta berbahan
baku nabati seperti alga dan sayuran.
Upaya meningkatkan produktivitas,
kinerja dan efisiensi perusahaan yang bertujuan mengurangi input dan output
material maka diperlukan pengembangan metode perencanaan produk sesuai
kebutuhan untuk meningkatkan kualitas produknya.
Dalam rangka mengantisipasi
perubahan lingkungan, membuat perencanaan produk untuk fokus lingkungan
merupakan suatu kebutuhan penting bagi para pengusaha. Mereka juga harus bisa menciptakan struktur yang mampu menghadapi
berbagai tantangan dari tren-tren ekonomi dan memproduksi barang yang
bermanfaat bagi masyarakat.
Efisiensi dan Energi Bersih
Disisi lain, pengelola industri tekstil
juga mulai meningkatkan efisiensi dan menggunakan energi ramah lingkungan. Tren
teknologi industri dapat membantu meningkatkan efisiensi dalam hal penggunaan
alat monitoring energi.
Pemanfaatan energi terbarukan di Asia Tenggara baru memasuki masa transisi dari batu bara ke gas. Penggunaan listrik pabrik dari pembangkit listrik tenaga gas berpeluang mengurangi jejak emisi karbon hingga 50%. Sedangkan energi terbarukan Solar Panel hanya digunakan untuk kebutuhan penerangan sekitar lokasi pabrik serta peralatan elektronik dari lobby hingga kantor. Saat ini, kita bisa menemukan pemandangan atap solar panel di beberapa kawasan industri di Indonesia.