Digital printing telah membawa revolusi dalam dunia percetakan, termasuk mencetak pada media tekstil atau kain. Salah satunya yaitu mekanisme heat transfer printing pada pakaian yang melibatkan faktor kesesuaian bahan untuk jenis transfer tertentu.
Kali ini, Bahankaincom jabarkan hal-hal
yang boleh dan tidak boleh dilakukan dari bahan pakaian. Pengetahuan
tersebut menjadi penting bagi anda yang bekerja dengan kain-kain berwarna gelap
maupun terang.
Heat transfer printing merupakan teknik
cetak diatas kain secara manual sehingga termasuk dalam kategori hand
printing dan digital printing. Teknik ini juga dapat menciptakan efek seperti lukisan pada kain.
Penerapan metode heat transfer printing membutuhkan sumber panas untuk memindahkan cetakan ke pakaian berupa mesin heat press. Pertama-tama letakkan pakaian di atas plat atau permukaan yang datar. Setelah itu, tekan pakaian selama 5-10 detik. Dan kamu bisa melepaskan kertas transfer dari pakaian.
Sumber: https://screenprintingmag.com/
Kelihatan simpel memang, tapi
faktanya tak sesederhana itu lho. Apalagi kalau hanya mengandalkan gambar dari google,
lalu mencetaknya menggunakan printer standar dan mencapnya. Jangan berharap
kualitas akhirnya akan baik. Selain itu ada banyak hal yang bisa terjadi dengan
pakaianmu karena kesalahan peralatan maupun faktor lain.
Metode perpindahan panas yang tepat
memungkinkan hasil printing berkualitas dan biaya produksi rendah. Bisa
dibilang, mesin heat press ini mudah ditangani. Tetapi semua itu tergantung
pada mekanisme penggunaan yang diinginkan dan identifikasi aspek-aspek
pendukung.
Misalnya, dari segi bahan kain. Beberapa
bahan mungkin butuh lebih banyak atau lebih sedikit panas. Bahkan ada jenis
kain yang sama sekali tidak cocok untuk proses pengepresan panas.
Untuk mencetak pada media kain, kamu
tidak bisa hanya mengandalkan selembar kertas standar dan printer. Kertas
standar sangat mudah terbakar terbakar karena tidak memiliki lapisan anti panas.
Disisi lain, kertas standar juga tidak mengandung lapisan pendukung untuk
mentransfer tinta. Itulah kenapa dibutuhkan kertas transfer khusus lebih tahan
panas serta mendukung proses transfer tinta dari kertas ke pakaian.
Pilihlah kertas transfer yang mampu
bekerja baik dengan printer inkjet dan laser. Gunakan kertas tersebut sebagai
pengganti kertas printer. Buatlah desain menggunakan vektor untuk mendapatkan kualitas
tertinggi dibanding png atau jpeg.
Sumber: https://heatpressfun.com/
Mesin heat press bisa digunakan
untuk beragam jenis busana seperti pakaian olahraga, pakaian kerja maupun baju
sehari-hari. Perlu diingat lagi bahwa beberapa bahan mungkin sangat sensitive terhadap
panas. Jadi, alangkah lebih baik jika memeriksanya terlebih dahulu. Simak
ulasan lengkapnya berikut ini ya!
1.
Bahan yang stretch
Pakaian
berbahan nilon atau lycra membutuhkan panas tinggi untuk mentransfer cetakan
secara efektif. Karena bahan memiliki kemampuan meregang dan beradaptasi
dengan ukuran tertentu, kinerja seratnya berbeda dengan kapas. Jika menggunakan
heat press standar, sebaiknya gunakan suhu 165-170ºC selama 12-14 detik.
2.
Katun
Kain katun dapat diproses
pada mesin heat press dengan settingan suhu tinggi yaitu sekitar 165ºC
hingga 185ºC. Tergantung ketebalan pakaian. Lalu tekan selama 15 detik, namun
beberapa bahan sudah menunjukkan hasil memuaskan pada hitungan 10 detik.
Setelan ini sangat
cocok untuk busana-busana kasual dengan kandungan serat kapas dalam jumlah
tinggi bisa. Jangan lupa, periksa dulu label baju untuk berjaga-jaga.
3.
Poliester
Bahan stretch dan reflektif mempunyai komposisi serat poliester di dalamnya. Pengepresan panas pada kain poliester 100% sangat sensitif terhadap suhu tinggi. Dengan kata lain, mesin press panas perlu disetel ke suhu yang lebih rendah.
Sehingga mesin tersebut harus ditekan selama 10 detik, bukan 5 detik pada suhu kurang lebih 135ºC untuk hasil terbaik dan gambar transfer yang tetap .
4.
Bahan Reflektif
Poliester
dalam bahan reflektif memungkinkan metode transfer yang berbeda. Karena
reflektif adalah jenis garmen yang berbeda dibandingkan dengan pakaian
sehari-hari, Anda dapat tetap membuka pilihan. Jika Anda berencana
menggunakan metode standar, atur alat pres panas Anda ke 150ºC. Tambahkan
tekanan kuat selama 10-12 detik untuk memastikan retensi maksimal pada garmen.
Dari uraian diatas, kita bisa
mengambil kesimpulan bahwa kapas adalah satu-satunya bahan yang bekerja paling
baik dengan metode pengepresan panas standar. Bahan stretch, poliester,
dan reflektif membutuhkan perlakuan tambahan selama proses perpindahan panas.
Bukan berarti proses pengepresan
panas biasa tidak akan menghasilkan cetakan berkualitas tinggi. Tetapi
alternatif untuk memaksimalkan kualitas cetak serta daya tahan dalam jangka
panjangnya.
Perbedaan antara kertas transfer
dan kertas printer adalah keberadaan polimer berlapis yang mendukung proses
pemindahan gambar. Jika ingin mencetak pada pakaian berwarna gelap, maka
pilih kertas transfer berwarna terang atau warna pastel yang ringan.
Akan tetapi, warna abu-abu tua,
biru, dan hitam justru memerlukan kertas transfer garmen berwarna gelap. Karena
warna putih tidak akan terlihat pada printer inkjet.
Hal lain yang perlu diperhatikan
adalah perbedaan metode perpindahan panas antara pakaian terang versus pakaian
gelap. Pertama, pakaian ringan membutuhkan cetakan gambar
terbalik. Ini karena cetakan gambar harus di atas garmen dan berada di
hadapanmu. Saat Anda membalikkan gambar, gambar akan menghadap ke arah
yang benar saat Anda meletakkan kertas transfer ke arah bawah.
Jadi, ketika kamu bekerja dengan
pakaian berwarna gelap, jangan memakai pakaian gelap. Cetaklah desain itu
seperti yang ingin ditampilkan kepada orang lain. Dengan kata lain, cetak
TANPA membalikkan karya seni.
Langkah selanjutnya adalah
menghadapkan kertas transfer desain ke atas, bukan ke bawah heat
press. Tinta akan berpindah dari polimer ke pakaian dan muncul seperti
yang dilihat sebelum kamu menekannya. Lebih mudah bekerja dengan pakaian
gelap daripada terang, karena akan tampak bagaimana desain itu terlihat
nantinya.
Kesalahan dapat terjadi selama
perpindahan panas karena penggunaan suhu yang salah atau terlalu lama menekan
pakaian. Kadang tinta luntur dan tidak menempel di tempat yang seharusnya. Supaya
tidak terjadi kesalahan seperti ini gunakan lembar transfer jenis lain (kertas
transfer subliblock) sebagai anti luntur.
Bahan yang elastis dan reflektif
akan tercetak dengan baik pada suhu 180-200ºC. Ada lebih dari yang
disebutkan di atas, terutama ketika bekerja dengan pencetakan sublimasi secara
keseluruhan. Perbedaan antara pencetakan sublimasi dan perpindahan panas terletak
pada latar belakang teknis. Singkatnya, pencetakan sublimasi secara
permanen mentransfer tinta ke dalam serat garmen. Itulah kenapa proses ini
bagus untuk bahan-bahan yang tidak banyak kandungan kapas.