Tidur paling
nyaman tentu diatas kasur yang empuk. Tapi kalau suka nonton film anime Jepang
seperti Doraemon, one piece atau Naruto, kamu pasti nggak asing dengan kebiasaan
mereka tidur lesehan di kasur lantai. For
your information nama kasur itu adalah futon.
Yups, futon
merupakan bagian dari kebiasaan tidur nenek moyang orang Jepang yang masih
terus dipertahankan hingga saat ini. Sebenarnya futon bukan sekedar kasur
melainkan perangkat tidur karena biasanya sudah dilengkapi selimut.
Pada dasarnya futon adalah jenis tempat tidur yang didesain untuk tidur di lantai bergaya Jepang. Satu set tempat tidur ini terdiri dari alas (shikibuton), kasur futon yang berisi gumpalan serat kapas, selimut tebal (kakebuton), houfu (sarung selimut) dan bantal (makura) berisi kacang atau busa. Istilah futon juga bisa merujuk pada kasur saja.
Futon
tradisional Jepang berasal dari abad ke-17 yang disediakan untuk tempat tidur
kaum bangsawan. Ketika itu, shikibuton berupa kasur tipis dan kokoh yang diberi
isian kapuk, wol, atau serat sintetis.
Futon ala Jepang
biasanya memiliki tebal dua hingga tiga inci dengan isian kapas dan mudah
digulung. Guna memastikan tubuh tertopang secara baik dan nyaman, maka dipilih
bahan-bahan yang bermutu baik. Kasur pun bisa bertahan hingga lima belas tahun lamanya asalkan diiringi cara perawatan
yang sesuai.
Pada era 1980-an,
desainer William Brouwer memperkenalkan futon bergaya Barat. Bentuknya mirip kasur
standar, lebih tebal, berisi busa atau pegas dan diletakkan di atas bingkai
kayu atau logam. Tempat tidur ini juga
bisa disesuaikan dari tempat tidur menjadi sofa. Desainnya sangat menghemat
ruangan dan bisa dijadikan alternatif terbaik sebagai tempat tidur tamu.
Lantas, kenapa masyarakat negeri Sakura ini gemar tidur di kasur lantai? Padahal kalau dipikir-pikir lagi, Jepang termasuk negara empat musim dan salah satunya adalah musim dingin alias musim salju. Sedangkan Indonesia yang notabene beriklim tropis dan hanya punya dua musim, malah hampir semua penduduknya terbiasa tidur di kasur tebal.
Bagaimana bisa orang
Jepang dengan santainya tidur di atas futon, lesehan lagi? Nah, kurang lebih
berikut beberapa alasan kenapa mereka memilih tidur lesehan ala anak kostan:
1.
Berakar dari tradisi
Masyarakat Jepang sangat menjunjung
nilai-nilai tradisi peninggalan nenek moyang mereka. Itulah alasan pertama
kenapa mereka lebih suka tidur di kasur lantai tanpa ranjang ketimbang memakai
ranjang yang agak tinggi.
Bahkan di tengah gempuran modernisasi
di negara tersebut tak lantas mengubah kebiasaan mereka memakai futon. Bahkan cara
tidur orang Jepang telah disempurnakan selama ribuan tahun. Dan tidur menggunakan
kasur lantai bisa jadi adalah yang paling update sehingga masih
dipertahankan sampai saat ini.
2.
Cocok untuk lantai rumah Jepang
Sejak ribuan tahun lalu, hampir semua
lantai rumah di Jepang dilapisi martas khusus yang disebut ‘tatami’ sebagai
pengganti karpet. Tatami sendiri terbuat dari potongan jerami segar yang akan
berubah warna seiring bertambahnya usia. Terksturnya juga menjadi lebih empuk, bisa
meredam suara serta menahan panas.
Poin pentingnya si matras ini tidak
bisa menopang furniture yang besar dan berat sepati ranjang. Dengan kata lain,
kasur lipat seperti futon akan lebih sesuai untuk kamar tidur beralaskan
tatami.
3.
Menghemat ruang
Ukuran rumah orang Jepang jauh lebih
kecil dibandingkan rumah-rumah di negara barat. Kasur lantai adalah salah satu
cara mereka menghemat ruang, karena hanya akan digelar saat hendak tidur saja.
Kalau sedang tidak digunakan, kasur itu akan udah dilipat dan disimpan di
lemari.
Alhasil, ruangan jadi terlihat lebih
luas dan rapi. Area kamar tidur pun bisa dimanfaatkan untuk aktivitas lain.
4.
Hemat biaya
Dibandingkan springbed dan ranjang, kasur
lantai futon jelas lebih hemat biaya. Selain ringkas, harga seperangkat futon juga
jauh lebih murah karena tak perlu lagi membeli ranjang, bantal, selimut, seprai
dan perlengkapan lain. Tempat tidur murah ini juga sangat memudahkan saat
pindahan. Karena bisa dilipat, futon jauh lebih praktis dan tak memakan tempat.
Di negara asalnya, futon tersedia dalam
dua versi yaitu untuk musim dingin dan musim panas. Futon untuk musim panas lebih
ringan dan berpori sehingga memudahkan sirkulasi udara dari tubuh. Sementara di
musim dingin, struktur kasur futon jauh lebih padat namun tetap empuk.
5.
Bermanfaat untuk kesehatan
Anggapan bahwa tidak ada yang lebih
sehat daripada beristirahat di kasur tebal dan lembut tak selalu tepat. Tidur
di lantai pun tidak begitu buruk karena bisa bermanfaat untuk kesehatan
punggung.
Mungkin awalnya akan terasa kurang
nyaman. Namun kalau sudah jadi kebiasaan, rasa sakit di leher hingga punggung perlahan
menghilang. Postur tubuh pun jadi lebih bagus.
Permukaan futon yang relatif keras tidak
memberi efek tenggelam ketika berbaring. Leher, bahu, punggung dan pinggul
berada pada satu garis lurus sehingga mampu meredakan nyeri di tubuh.
6.
Memudahkan tamu saat menginap
Kasur lipat memudahkan orang Jepang
menyiapkan tempat tidur bagi saudara atau teman yang hendak menginap. Nggak
perlu lagi menyiapkan kamar khusus dan bisa muat banyak orang.
7.
Mudah menyelamatkan diri saat
terjadi gempa
Dengan tempat tidur yang langsung
menyentuh lantai, tubuh akan merasakan goncangan yang lebih jelas jika suatu
ketika terjadi gempa. Disamping itu, penataan kasur lantai ala Jepang hanya perlu
dilipat dan dimasukkan ke dalam lemari. Ya, meski alasan ini bukan yang
terpenting, tapi tetap saja ada manfaatnya.
Sekarang udah
tahu kan kenapa orang Jepang gemar tidur di kasur lantai ketimbang ranjang atau
spring bed. Terlepas dari fakta bahwa
tersebut, budaya Jepang selalu menarik untuk dipelajari. Dan terbukti kalau apa
pun yang mereka lakukan pasti dilandasi alasan kuat. Semoga bermanfaat ya!