Meski tergolong baru, tapi nama
sutra eri sudah cukup dikenal oleh para pengrajin dan penggiat home décor
estetik. Sutra eri merupakan serat tekstil yang diperoleh dari kepompong
Philosamia Ricini atau Samia Cyntihia ricini. Banyak orang mengenalnya sebagai
sutra wol putih dan kain perdamaian (karena alur produksinya tidak disertai
tindakan membunuh ulat sutra).
Samia cynthia ricini termasuk spesies
ulat sutra liar yang bersifat multivoltine yaitu mampu menghasilkan 5-6
generasi tiap tahunnya. Artinya, budidaya ulat sutra eri di Indonesia tidak ada
masa diapause sehingga siklus terus berjalan sepanjang tahun.
Sutra eri termasuk golongan serat staple yang sangat kuat, elastis, dan lebih berbobot dengan warna lebih gelap dibandingkan jenis sutra lain. Ia juga mampu menghangatkan saat musim dingin dan menyejukkan ketika musim panas tiba.
Kain sutra eri juga dikenal
sebagai produk ramah lingkungan dengan tekstur unik dan khas. Sebagian besar
benang sutra ini digunakan pada proyek tenun di wilayah Timur laut india. Namun
tak menutup kemungkinan benang untuk dimanfaatkan pada proses rajut, renda
maupun sulam. Karena ia tersusun dari gabungan serat-serat pendek yang harus
dipintal terlebih dulu. Teksturnya pun hampir mirip wol, karakter dan
penampakannya seperti kapas sedangkan bobotnya lebih berat dibandingkan jenis sutra
pada umumnya.
Para produsen telah memodifikasi
kain sutra eri jadi beragam perabotan seperti gorden, sarung bantal, hiasan
dinding, pelapis kursi dan masih banyak lagi.
Ulat sutera eri menjadi satu-satunya jenis penghasil serat sutra yang dibudidayakan di Indonesia selain Bombyx mori. Budidaya ulat sutra eri masih dalam skala kecil dan dilakukan di rumah pribadi para peternak desa.
1.
Makanan ulat sutra eri
Tak seperti jenis
Bombyx mori, ulat sutra eri diberi pakan daun jarak, daun singkong dan daun
payam. Diantara jenis dedaunan tersebut, bisa dibilang daun jarak adalah
makanan yang paling mereka sukai.
2.
Siklus perkembangan ulat sutra
Selama proses pertumbuhan, warna ulat sutera Eri berubah
dari kuning menjadi hijau kekuningan sebelum kepompongnya siap dipanen. Ia terus
memakan daun jarak dan mengeluarkan kotoran pada saat yang sama.
Setelah tiga minggu atau sekitar 20-22 hari, ulat Samia cynthia ricini akan muncul sebagai ngengat. Ujung kepompong akan terbuka dan
ngengat keluar dengan sendirinya. Saat itulah proses pemanenan kokon dimulai. Kepompong-kepompong
kosong dikumpulkan untuk diambil serat suteranya.
3.
Proses degumming
Filamen
sutra mirip dengan rambut manusia yang membutuhkan perawatan khusus.
Sutra Eri terbuat dari
fibroin serta 10-15% sericin
(zat bergetah) sebagai perekat antar filamen. Kandungan zat bergetah inilah yang perlu dihilangkan untuk
memudahkan proses pemisahan dan pemintalan serat.
Berbeda dengan proses degumming serat sutra lain
dimana pupa masih ada di dalam kepompong, sutera Eri hanya menggunakan
kepompong kosong. Dari sinilah awal mula julukan 'Ahimsa' atau 'Sutra
perdamaian' atau 'Sutra tanpa kekerasan'.
Untuk memproses 1 kg kepompong kosong dibutuhkan kurang
lebih 4 liter air, setengah cangkir sabun basa dan kain jarring untuk membungkus
kokon. Setidaknya ada tiga langkah khusus
pada proses degumming
kepompong Samia cynthia riciin:
·
Merebus kepompong
Pertama-tama, campurkan
sabun basa dan air lalu panaskan sampai suhu 90 derajad celcius. Masukkan kokon
yang sudah terbungkus kain jaring (kain mesh atau tulle) ke air rebusan
tersebut. Tunggu sekitar 30-50 menit sampai teksturnya terlihat lembut, empuk dan
mudah dibuka. Jangan lupa, membalik posisinya secara berkala agar seluruh kokon
masak secara sempurna.
·
Mencuci
kepompong
Setelah direbus, kokon dicuci sampai air bilasannya
benar-benar bersih yang menandakan kalau seluruh lapisan getah sudah hilang. .
·
Menumbuk kokon menjadi lembaran
Buka satu per satu kepompong sutra eri diregangkan,
diratakan dan dijemur di bawah sinar matahari langsung
4.
Pemintalan serat
Kokon yang sudah dihilangkan getahnya diregangkan,
diratakan, dan dikeringkan. Setelah itu, serat sutra Eri dapat dipintal
langsung dari kepompong yang mengembang. Atau diwarnai lebih dulu sebelum dipintal
menjadi benang lalu digunakan untuk membuat aneka kerajinan dan produk-produk
fungsional.
Itulah sekilas tentang serat
sutra eri yang turut berkontribusi dalam menciptakan busana berkelanjutan.
Dengan kekuatan, ketahanan serta tektur yang khas, tentu tak heran jika material
ini kerap digunakan dalam berbagai ranah industri. Semoga bermanfaat ya!