Lampung merupakan salah satu dari 38 provinsi di Indonesia yang masyarakatnya masih terus menjaga serta melestarikan warisan budaya dari leluhur mereka. Hal tersebut dibuktikan dengan eksistensi pakaian adat saibatin dan tulang bawang atau papadun yang masih sering digunakan dalam rangkaian upacara pernikahan.
Busana tradisional tersebut
sama-sama menggunakan kain tapis berhias logam kuningan sehingga menambah kesan
mewah. Hanya saja, keduanya berbeda dari segi warna dan hiasan kepala alias
siger. Siger pada pakaian adat papadun didominasi warna putih dengan 9 lekukan.
Sementara baju saibatin berwarna merah dan dilengkapi 7 lekukan.
Selain itu, berikut ragam busana adat
Provinsi Lampung serta aksesorisnya:
1.
Pakaian adat lampung papadun
Dalam rangkaian busana adat penganting Lampung Papadun, mempelai wanita memakai kebaya kurung berwarna putih dari bahan brokat. Baju atasan tersebut dipadukan dengan kain tapis jungsarat, lengkap dengan rambai ringgit masing-masing 12 buah dan 20 buah.
Sumber: https://alyntapis.com/
Pengantin
Lampung Pepadun juga mengenakan selendang sapuran beraksen rambai ringgit
sebanyak 8 buah dan bebe yang disampirkan di pundak mempelai wanita. Tak lupa,
penutup kepala atau siger yang memiliki 9 lekukan.
Sementara,
pengantin pria dengan adat Pepadun menggunakan jas dan celana panjang berwarna
putih. Sebagai pelengkap, pria Lampung juga memakai kain bidak becungkil dengan
cara dililitkan di pinggang hingga lutut. Lalu dilapisi bidak andak berbentuk
segitiga.
2.
Busana pengantin lampung saibatin
Sementara mempelai wanita dalam adat pernikahan khas Lampung Saibatin mengenakan kebaya panjang bintang tabur berwarna merah. Lengkap dengan selempang jungsarat dan kain bubuduk sebagai ikat pinggang.
Sumber: https://sultantv.co/
Pengantin pria memakai jas tutup bunga tabur yang juga
berwarna merah, celana panjang, sarung tumpal dan sesapuran. Sebagai pelengkap,
mereka mengenakan sarung sinjang rumpak, selempang jungsarat, dan penutup
kepala bernama ikat pujuk ketupang.
Sarung tumpal dibuat dengan cara ditenun dari benang
emas. Untuk pemakaiannya, sarung tumpal dipakai di bagian luar celana dan
diikatkan di bagian pinggang dengan panjang sampai lutut. Lalu, sesapuran
adalah kain putih yang berbentuk rumbai ringgit dan diikat di bagian luar
sarung tumpal.
3.
Aksesoris pelengkap baju adat Lampung
Selain baju-baju tersebut, pengantin dalam konsep adat
Lampung Papadun juga mengenakan beragam akseoris pelengkap, seperti:
·
Penutup
Kepala
Dalam pernikahan adat
Papadun, mempelai pria mengenakan kopiah emas berujin yang bentuknya memanjang.
Sedangkan pengantin wanita menggunakan siger sebagai aksesori mahkota berwarna emas
dengan 9 lekukan. Kesembilan lekukan tersebut menandakan persatuan dari sembilan
marga sehingga disebut lekuk siwa atau siwo. Ukiran salur pada siger
memvisualkan 9 sungai yang ada di Lampung.
Siger Pepadun
memiliki kerangka topi seperti anggagh atau mahkota mighul berlapis kain bludru
berwarna merah. Kemudian diapit dua lempeng berwarna emas dengan ukuran sama. Biasanya
terbuat dari logam emas, kuningan, perak, atau tembaga yang di sepuh jadi warna
emas. Dihiasi bunga cempaka, seraja bulan dan bulang taji.
·
Seraja
Bulan
Seraja bulan
juga merupakan mahkota adat mempelai wanita khas Papadun tapi ukurannya lebih
kecil dari siger yang bersusun 3. Mahkota ini dipasang di atas siger sebagai
pengingat bahwa dulunya ada 5 kerajaan di Lampung. Ada pula yang memaknainya dalam
sebagai 5 filosofi kehidupan masyarakat Lampung.
·
Perhiasan
Layaknya
pengantin pada umumnya, pengantin dalam pernikahan adat papadun juga mengenakan
berbagai perhiasan, seperti:
1.
Subang merupakan adalah nama lain dari anting-anting,
bentuknya berupa buah kenari.
2.
Tiga jenis kalung yaitu, kalung papan jajar, buah
jukum dan kalung ringgit yang berwujud sembilan buah uang ringgit. Jenis kalung
papan jajar dan buah jukum juga dipakai oleh mempelai pria.
3.
Dua buah perhiasan dada berupa selempang pinang
yang panjangnya sampai batas pinggang.
4.
Rangkaian perhiasan tangan yang dipakai oleh
para wanita sama dengan yang dipakai pria adat Lampung Pepadun. Jenisnya yakni
gelang burung, gelang kano, dan gelang bibit.
·
Kembang
Rambut
Sama halnya dengan
pernikahan adat Jawa, busana pengantin wanita kha Lampung juga dipasangi bunga melati
yang di bagian atas sanggul. Bunga tersebut diyakini sebagai simbol kesucian
pemakainya.
·
Ikat Pinggang
Busana pada
pernikahan adat akan kurang lengkap tanpa keberadaan ikat pinggang. Busana
tradisional Lampung juga memiliki ikat pinggang khas yang bernama bulu serti.
Pada pria Lampung,
pemakaian bulu serti berguna untuk menyelipkan aksesori tradisional Lampung
berupa keris atau terapang. Sementara, pada kaum wanita, bulu serti diberi
hiasan bunga berbahan dasar kuningan.
Warna keemasan yang dominan di
setiap aksesoris dan perhiasan pada busana pernikahan adat Lampung melambangkan
kejayaan. Kombinasi warna emas dengan putih dan merah yang mendominasi
busana pengantin dari provinsi ini menuai harapan agar kedua mempelai selalu
diliputi keteguhan hati dalam menaungi pernikahan.