Pergerakan industri fashion yang
begitu cepat dituding menjadi penyebab munculnya berbagai permasalahan di lingkungan.
Hal tersebut didasari fakta tentang berbagai aspek dan praktek dalam sektor
fashion yang dianggap kurang etis. Dari situlah kemudian muncul
perusahaan-perusahaan yang berusaha menerapkan dan mengklaim bahwa mereka sudah menerapkan konsep ethical fashion.
Apa itu ethical fashion? Dan
bagaimana penerapannya? Simak ulasan berikut ini ya!
Ethical fashion merupakan sebuah konsep baru industri mode dalam upaya mengurangi dampak buruk fast fashion terhadap kelestarian lingkungan. Istilah tersebut pertama kali ditemukan dalam sebuah makalah tahun 2002 yang merangkum berberapa pertanyaan tentang bagaimana seorang desainer fashion bisa lebih etis.
Sumber: https://www.talksustainable.com/
Secara harfiah, ethical fashion
adalah sebuah konsep desain, produksi, dan distribusi garmen yang berfokus pada
pengurangan bahaya bagi manusia serta lingkungan. Dimana tiap prosesnya harus
menguntungkan dan menciptakan masa depan lebih baik bagi mereka yang bekerja di
sepanjang rantai pasokan tanpa mengabaikan keselamatan lingkungan.
Busana etis berfokus pada
altruisme sosial dan perlindungan pekerja di setiap tahap produksi. Berpusat
pada manusia yang lensa kritisnya menilai bagaimana dampak setiap proses terhadap
para pekerja garmen.
Singkatnya, konsep ini berusaha
menjawab pertanyaan mengenai “Siapa yang membuat pakaian ini?” dan “Apakah
orang itu mendapatkan upah hidup yang adil?” dan membangun sudut pandang
positif.
Konsep sustainability ini mencakup
tiga aspek dasar yaitu:
1.
Lingkungan
Kemanfaatan
terhadap lingkungan menjadi yang hal utama dalam peberapab konsep ethical fashion. Misalnya, bagaimana
seorang produsen memilih bahan baku, membuat produk lalu memasarkannya. Hal-hal
tersebut harus senantiasa mempertimbangkan keberlanjutan dan memastikan bahwa
kedepannya akan memberi dampak baik untuk lingkungan.
2.
Ekonomi
Dari sisi
ekonomi, konsep ini lebih menekankan tentang bagaimana setiap pekerja
memperoleh upah yang sepadan dengan tugasnya. Dengan kata lain, mereka bisa
hidup sejahtera tanpa tekanan.
Melihat dari
kacamata produsen, pembuatan ethical fashion ini memang butuh biaya yang cukup
besar karena mengandalkan material alami. Namun mereka lebih mengutamakan para pekerja
agar menghasilkan barang-barang berkualitas sehingga perusahaan juga memiliki
reputasi yang baik di mata konsumen. Dengan cara inilah, produsen bisa menarik
para konsumen untuk membeli produk mereka.
3.
Sosial
Ciri lain dari
ethical fashion ialah mengutamakan ketelitian. Mulai dari pemilihan bahan baku,
pembuatan pola dan motif, pewarnaan, hubungan desainer dengan pengrajin, hingga
kebermanfaatan di masyarakat.
Perpaduan aspek
lingkungan serta ekonomi yang baik akan membentuk sebuah hubungan sosial yang menghasilkan
dampak positif. Keduanya saling berkaitan dari sisi manusia dan lingkungan.
Tujuan utama
busana etis yaitu mengurangi dampak negatif keberadaan mereka terhadap manusia,
hewan, dan planet. Dengan mengedepankan hak-hak dan kesejahteraan pekerja,
perusahaan akan memberi dampak baik bagi lingkungan sekaligus mengurangi nilai limbah
tekstil.
Fokus ethical fashion adalah
menciptakan masa depan lebih baik bagi semua pekerja dan lingkungan, sambil
mengatasi ketidakadilan yang sudah ada sekaligus mengurangi potensi bahaya. Dalam
hal ini, brand perlu memastikan penggunaan bahan dan warna yang mendukung keberlanjutan,
kelayakan kondisi tenaga kerja, sistem perburuhan yang etis, dan bertanggung
jawab atas material sisa.
Fashion etis mempertimbangkan
dampak penggunaan kain, seperti linen, katun, poliester, denim, atau ECONYL. Biasanya perusahaan akan memilih
bahan berdampak lingkungan rendah seperti kapas organik atau penggunaan kembali
bahan yang sudah beredar alias deadstock.
Guna mendukung ethical fashion
ada beberapa hal kecil yang bisa dilakukan, antara lain yaitu:
1.
Selalu hati-hati dengan “greenwashing“
Ketika merk memasarkan diri sebagai ramah lingkungan
tetapi sebenarnya tidak, maka itu disebut greenwashing.
Itulah pentingnya melakukan riset mengenai bagaimana brand pakaian favoritmu memproduksi
pakaian mereka.
Selalu meneliti apakah merek tersebut mendukung
kehidupan berkelanjutan serta membuat produknya menggunakan bahan-bahan etis
dan ramah lingkungan. Yang terpenting dan harus ditanamkan dalam pikiranmu
adalah ‘belilah pakaian karena kamu butuh dan bukan sekadar untuk bergaya atau
mengikuti tren’.
2.
Memodifikasi pakaian lama
Jujur, ada berapa banyak baju lama yang sebenarnya
masih sangat layak pakai tapi hanya menumpuk di lemarimua? Pasti masih banyak
yang jarang atau bahkan tidak pernah kamu pakai sama sekali. karena beragam
alasan.
Kalau sudah terlanjur ya mau gimana lagi. Lebih baik
memodifikasinya jadi busana yang lebih up to date dan jangan kebanyakan beli
baju baru lagi. Dalam hal ini upcycling
bisa menjadi cara terbaik untuk merealisasikan sekaligus mendukung ethical fashion.
Daripada baju-baju itu menganggur, mulailah berfikir
kreatif dan mengasah kemampuanmu dengan merombaknya jadi sesuatu yang akan terpakai.
Hal ini jelas lebih low budget
daripada harus membeli barang fashion terbaru dan pada akhirnya hanya kembali
memenuhi lemari.
3. Smart Shopping
Terakhir, mulailah belajar menyeleksi kebutuhan dengan
membeli barang-barang yang sifatnya timeless
yang tak lekang oleh waktu. Ketimbang membeli baju warna-warni dengan model sama
lebih baik investasikan uang kita untuk busana-busana berpotongan sederhana
dengan warna netral seperti hitam, putih, beige, abu-abu. Selain lebih mudah
dipadupadankan, item tersebut juga akan cocok digunakan di berbagai kesempatan.
Itu dia
beberapa hal yang perlu kamu ketahui tentang ethical fashion atau busana
berkonsep etis berikut cara penerapannya. Semoga bermanfaat ya!