Bosan dengan sepatu bertali? Loafers bisa jadi pilihan pertamamu
untuk tampil dalam gaya kasual yang santai atau lebih formal. Model alas kaki
simpel ini sangat cocok menemani rutinitas harianmu seperti kuliah, jalan-jalan,
pergi kerja, bahkan menghadiri pesta pernikahan.
Dengan variasi bahan dan desain
yang beragam, fungsi loafers bukan
sekadar “jika sepatunya pas, pakailah”. Tapi ia memang cocok di
segala suasana.
Lantas, apa itu loafers? Bagaimana sejarahnya? Dan apa saja jenisnya Simak
ulasan berikut ini yuk!
Sepatu loafers adalah jenis sepatu slip
on dengan ciri khas tanpa tali pengikat. Loafers dikenal sebagai sepatu resmi yang terbuat dari bahan kulit
atau suede. Jahitan upper dibuat begitu mendetail dan biasanya sedikit
menonjol. Beberapa loafers dilengkapi
elastis serta aksen hias lain yang menjadikannya begitu nyaman dan tampak
elegan.
Sejarah sepatu loafers dimulai pada tahun 1930-an saat model
alas kaki yang dikenal sebagai "Aurland moccasin" pertama kali muncul
di Norwegia. Sepatu ini memiliki desain slip-on tanpa tali fungsional. Revolusi
paling penting terjadi ketika perusahaan sepatu Amerika Serikat, G.H. Bass
& Co., mengadopsi konsep Aurland moccasin. Hingga akhirnya pada tahun 1936,
G.H. Bass & Co. memperkenalkan penny loafers
yang begitu ikonik.
Penny loafers kian populer berkat kebiasaan mahasiswa Ivy League yang
memasukkan koin ke dalam slot depan sepatu. Hal itu membuat sepatu loafers semakin populer di kalangan
mahasiswa dan professional hingga akhir tahun 1960-an. Mereka menganggap loafers sebagai sepatu santai yang tetap
memberi kesan klasik dan rapi.
Ada beberapa jenis sepatu loafers yang memiliki ciri khas dan
variasi desain, diantaranya yaitu:
1.
Penny Loafers
Ini merupakan tipe loafers berdesain klasik dengan bagian depan terbuka dan memiliki sebuah slot di tengah. Disebut "penny loafers" karena dulu pemakainya terbiasa memasukkan koin ke dalam slot tersebut.
Sumber: https://tgcollection.com.au/
Nyaman, tradisional, dan klasik, itulah kesan yang
terlihat dari sepatu loafers pria versi
pertama bernama penny. Meski sudah ada sejak tahun 1930-an, namun ia baru mulai
populer pada tahun 1950-an. Penny loafers
telah lama menjadi salah satu sepatu serbaguna bagi pria yang kini juga
tersedia untuk wanita.
2. Tassel Loafers
Sumber: https://fromsqualortoballer.com/
Sesuai namanya, loafers
tipe ini memiliki tassel yaitu aksesoris sepatu yang menggantung di sisi atas
sepatu. Sehingga memberikan sentuhan elegan dan sedikit formal. Itulah kenapa,
tassel loafers seringkali dianggap
lebih formal dari penny loafers.
3.
Bit Loafers
atau Horsebit Loafers
Horsebit adalah jenis loafers yang memiliki aksen gesper logam emas berbentuk seperti
snaffle kuda di bagian atas. Bit tersebut memberikan sentuhan lebih modern dan
formal, sehingga cocok dipakai dalam konteks bisnis formal atau semi-formal.
Dipopulerkan oleh brand Gucci yang mengubah warna dari
cokelat menjadi hitam dan mengotak-atik lapisan logamnya. Improvisasi desain tersebut
berhasil meledakkan popularitas loafers
khususnya di kalangan atas. Loafer horsebit memberi kesan agak retro, namun
tetap terlihat modern.
4.
Venetian Loafers
Tak seperti jenis lain, desain venetian loafers lebih minimalis, tanpa aksen
tambahan maupun detail jahitan. Dengan gaya lebih kasual dan sederhana do it all loafers paling menyerupai asal
sebenarnya dari jenis alas kaki ini.
Sepatu loafers
venetian memiliki tampilan mulus tanpa jahitan serta flamboyan kilted sehingga
cocok untuk tampilan formal maupun acara kasual.
5.
Kiltie Loafers
Berikutnya ada kiltie loafers yang memiliki kain berlipat atau flap kiltie di bagian atas
yang menambah elemen dekoratif. Sekilas desainnya memang tampak sangat mirip
dengan tassel loafer, namun detail kiltie loafer mempunyai bentuk mirip pagar
yang mengelilingi sisi muka pada sepatu.
Sering dianggap aneh, kilt loafer adalah satu-satunya
model yang bisa masuk list alas kaki favorit. Rumbai pada kiltie loafers menawarkan gaya unik yang juga
berfungsi melindungi punggung kaki.
6.
Belgian Loafers
Desain slip-on Belgian loafers
sangat ringan dan fleksibel. Bentuknya juga terbilang sederhana tanpa banyak aksen
dekoratif. Detail jahitan unik berbentuk sebuah busur kecil yang menempel di upper sepatu menjadi salah satu ciri
khas sepatu ini. Kebanyakan dibuat berwarna hitam atau coklat sehingga menampilkan
sisi lebih formal. Namun, Belgian loafers
tetap terlihat semi-formal karena pola desain slip-on nya.
Itu dia beberapa model sepatu loafers yang bisa kamu jadikan referensi
sebelum membelinya. Tiap jenis sepatu ini memiliki karakteristik tersendiri dan
cocok untuk berbagai kesempatan. Semoga bermanfaat ya!