Sulawesi Selatan merupakan salah satu provinsi yang terletak di wilayah selatan kepulauan Sulawesi. Provinsi yang beribukota di Makassar ini, tak hanya dikenal akan keindahan alamnya tetapi juga keberagaman budaya termasuk busana adat.
Dulunya Sulawesi Selatan terdiri atas sejumlah kerajaan yang berdiri sendiri serta didiami empat etnis yaitu Bugis, Makassar, Mandar dan Toraja. Masing-masing suku punya ciri khas tersendiri, terutama dalam hal berpakaian. Keberagaman tersebut semakin memperkaya budaya provinsi Sulawesi Selatan.
Suku bugis sendiri memiliki satu busana adat yang sangat populer yaitu baju bodo. Selain itu, berikut beberapa pakaian adat Sulawesi Selatan beserta maknanya:
1. Baju bodo
Baju bodo merupakan busana adat wanita bugis yang dicap sebagai pakaian tradisional tertua di dunia. Dulunya baju ini terbuat dari kain muslin yang berkarakter tipis dan cukup transparan. Namun, setelah agama Islam ke wilayah Sulawesi Selatan, pembuatan baju bodo mulai beralih menggunakan bahan yang lebih tebal. Bahan muslin sendiri diperoleh melalui pemintalan serat kapas kemudian dijahit bersama kain katun.
Sumber: https://www.idntimes.com/
Ciri paling khas dari baju bodo berupa potongan berbentuk segi empat yang longgar dan berlengan pendek. Biasanya wanita bugis memakai atasan baju Bodo serta bawahan sarung dengan motif kotak warna-warni.
Baca Juga:
Daya Tarik Baju Bodo, Si Pakaian Adat Sulawesi Selatan
2. Baju Bella Dada
Jika wanita bugis punya baju bodo, pria makassar khususnya suku bugis juga memiliki pakaian adat bernama ‘bella dada’. Disebut demikian karena baju ini dilengkapi belahan di bagian dada. Desain baju atasannya berupa lengan panjang dengan leher berkerah dam, saku di sisi kiri dan kanan baju serta kancing berwarna emas atau perak.
Sementara bagian bawah berupa celana yang disebut paroci berbalut sarung khas Makassar atau lipa' garusu. Biasanya, pria Makassar juga melengkapi tampilan bella dada dengan penutup kepala bernama passapu'. Tak lupa menambahkan beberapa aksesoris seperti gelang, badik, dan hiasan lainnya. Mereka mengenakan busana ini untuk menghadiri upacara adat, pernikahan, acara kenegaraan atau acara formal lainnya.
3. Seppa Tallung
Beralih suku Toraja yang memiliki baju Seppa Tallung. Keunikan busana khusus pria Toraja ini ada di corak garis serta didominasi warna merah cabai atau merah cerah. Biasanya seppa tallung dipakai bersama aksesoris-aksesoris khas Toraja seperti kandure, gayang, dan lipa'.
· Kandure ialah dekorasi manik-manik yang digunakan sebagai ikat kepala, ikat pinggang dan dipasang di dada.
· Gayang adalah aksesoris berupa senjata khas Toraja yang diselipkan di bawah sarung.
· Lipa' yaitu sarung sutra dengan beragam corak khas.
4. Baju Pokko
Berikutnya ada baju pokko yaitu busana adat wanita dari suku Toraja. Memiliki ciri khas lengan pendek dan warna cukup mencolok seperti kuning, merah dan putih. Beberapa aksesoris dan perhiasan menghiasi rangkaian busana ini seperti manik-manik yang dipakai di dada, gelang, ikat pinggang dan ikat kepala yang disebut kandure.
Bisa dibilang baju pokko merupakan baju batiknya orang Sulawesi Selatan yang hanya digunakann pada acara-acara resmi. Bahkan pemerintahan kabupaten Tana Toraja mewajibkan setiap PNS di daerah untuk memakai baju pokko setiap hari sabtu guna melestarikan pakaian adat ini.
5. Baju Labbu
Dulu baju Labbu yang hanya dipakai oleh wanita-wanita bangsawan di lingkungan Kerajaan Luwu. Beda dengan saat ini dimana semua perempuan sudah dari kalangan manapun bebas memakainya.
Baju labbu dibuat identik dengan desain lengan yang panjang dan sedikit ketat. Biasanya dibuat dari kain sutra tipis dan dipasangkan dengan Lipa' Sabbe serta berbagai perhiasan khas Bugis Luwu.
6. Baju Tutu
Kaum laki-laki dari suku bugis juga mempunyai baju tutu lengan panjang, berkerah dan dihiasi kancing (warna/bahan) emas atau perak. Mengingat desainnya yang formal dan mirip jas, baju ini kerap disebut jas tutu. Dalam penggunaannya, baju tutu kerap disandingkan dengan celana dan kain sarung atau lipa garusuk. Pria bugis diwajibkan memakai penutup kepala bermotif khusus warna emas bernama songok recca.
Atasan tersebut biasa dipadupadankan bersama kain sarung atau lipa berbahan dasar kain polos tapi memiliki warna cukup mencolok seperti merah atau hijau. Rangkaian busana ini membuat pemakainya terlihat gagah dan mempesona. Sehingga lebih sering digunakan saat menghadiri upacara adat atau acara-acara formal seperti pernikahan atau penyambutan tamu penting.
7. Baju Pattuqduq Towaine
Busana adat terakhir dimiliki oleh suku Mandar, Sulawesi Selatan yaitu baju pattuqduq towaine. Satu set pattuqduq towaine terdiri dari 18 potong kain, namun jika digunakan untuk acara pernikahan maka jumlahnya sebanyak 24 potong. Itu mencakup beragam jenis kain seperti:
· Rawang Boko (baju pokok),
· Lipaq Saqbe Mandar (sarung bercorak),
· Lipaq Aqdi Dirattwe (sarung khas yang menggunakan rantai),
· Lipaq Aqdi Dirrater Duatdong (sarung pada pinggir bawah)
Rangkaian busana tradisional ini juga dilengkapi aneka perhiasan sebagai ciri khas budaya suku Mandar. Baju pattuqduq towaine biasa digunakan pada acara pernikahan atau sebagai kostum penari Pattuqduq. Baju Pattuqduq Towaine yang berlapis-lapis diperuntukkan bagi wanita, sementara kaum pria hanya menggunakan jas sederhana dengan desain tertutup yang dibuat dari kain sutera.
Itu dia ragam pakaian adat Sulawesi Selatan yang masih eksis hingga saat ini. Beberapa busana sudah dimodifikasi jadi lebih modern tanpa mengubah desain pokok agar tetap terjaga kelestariannya. Semoga bermanfaat ya!