Singer bukan lagi nama baru dalam
industri jahit menjahit dan manufaktur pakaian jadi. Ya, Singer adalah merk
mesin jahit tertua di dunia yang pertama kali diproduksi pada tahun 1851 di New
York City, Amerika Serikat. Lebih dari 170 tahun lamanya, mesin ini mendominasi
pangsa pasar sebesar 43%.
Mesin jahit legendaris berwarna
hitam dengan corak keemasan bertuliskan ‘Singer’ yang kini sudah bermetamorfosis
jadi berwarna putih ini ternyata menyimpan sejarah tersendiri. Kata ‘singer’
disini bukan istilah dalam bahasa Inggris yang berarti ‘penyanyi’. Melainkan nama
belakang dari sosok penting yang mematenkan merk dagang resmi mesin jahit ini,
Isaac Merrit Singer.
Siapakah sebenarnya Isaac Merrit
Singer dan bagaimana kisah hidupnya sampai mendapatkan hak paten mesin jahit
‘Singer’? Simak kisahnya, yuk!
Meski memegang hak paten dari
merk mesin jahit Singer, sebenarnya Isaac bukan satu-satunya penemu mesin jahit,
lho. Ada banyak perdebatan tentang siapa yang pertama kali menemukan mesin
jahit, karena mekanisme para perangkat tersebut adalah gabungan beberapa
desain. Dan mesin jahit Singer merupakan puncak dari penemuan selama setengah
abad lamanya.
·
Charles Wiesenthal mengemukakan gagasan jarum
mekanis pada tahun 1755, tetapi kita tidak tahu apakah ia mengembangkan
penemuannya lebih jauh dari konsep desain.
·
Thomas Saint, seorang pembuat lemari, menemukan
tetapi tidak mematenkan mesin jahit pada akhir tahun 1700-an.
·
Barthelemy Thimonnie mengembangkan mesin yang
memungkinkan pengguna untuk mengaitkan jarum dan benang untuk menciptakan
jahitan rantai, dipatenkan pada tahun 1830.
Baru pada tahun 1844 mesin jahit
yang perkembangannya dinilai paling berhasil dibuat oleh seorang penemu berkebangsaan
Inggris, John Fisher. Namun desain Fisher ditiru dan disempurnakan oleh orang
lain, termasuk Elias Howe yang pada akhirnya menemukan lock stitch sistem (jahitan kunci). Dimana benang dapat
dilingkarkan di sisi sebaliknya dan benang kedua dapat dilingkarkan untuk
mengamankan jahitan. Mekanisme tersebut memungkinkan benang menyatukan dua
potong kain menjadi satu pola utuh.
Lalu terjadilah perang paten
antara Elias Howe dan Isaac Singer, ketika Isaac berhasil membuat alat yang
mekanismenya sama dengan alat ciptaan Howe. Berbekal pengalamannya memperbaiki
mesin jahit di tempat ia bekerja, Isaac mendesain mesin jahit dengan sistem
kerja lebih praktis dan efisien. Mesin jahit buatannya dilengkapi pedal kaki
yang bisa dikayuh untuk menggerakkan jarum jahit secara cepat.
Isaac menggunakan teknologi
paling mutakhir untuk memproduksi mesin ini secara massal. Demi menarik minat
konsumen, ia menjual mesin jahit buatannya dengan sistem kredit. Ternyata cara
itu berhasil dan membuat penjualannya melonjak tinggi di beberapa kota di
Amerika.