Media sosial telah mendobrak
batasan geografis. Bermodalkan jaringan internet, segala kejadian, informasi, hingga
tren mode dalam sekedip mata bisa menghiasi beranda aplikasi di negara seluruh
dunia. Di tengah arus besar globalisasi inilah muncul satu fenomena menarik
bertajuk “tren glocal”. Sebuah perpaduan antara pengaruh global dan identitas
lokal yang semakin mendominasi industri fashion dunia.
Seperti tren mode dari kota Paris
menginspirasi desainer Jakarta dan kain tradisional Indonesia melenggang indah di
runway fashion show internasional. Begitulah cara glocal mengubah dunia.
Istilah glocal berasal
dari gabungan kata global dan local. Konsep ini menggambarkan
pendekatan “think globally, act locally”
— berpikir dengan perspektif global, namun bertindak dengan mempertimbangkan
nilai-nilai dan karakteristik lokal. Dengan kata lain, tren glocal bukan
sekadar membawa budaya global ke daerah. Melainkan juga mengangkat budaya lokal
ke panggung global melalui adaptasi yang kreatif dan kontekstual.
Dalam konteks mode atau bisnis secara
umum, tren glokal adalah strategi atau gaya yang menggabungkan perspektif
global dengan adaptasi lokal. Sehingga menghasilkan produk atau tren yang
relevan untuk pasar global namun tetap mempertahankan dan menghargai identitas
serta kebutuhan budaya setempat.
Glocal bukan hanya tentang meniru
tren luar negeri, melainkan bagaimana desainer dan brand lokal mengadaptasi
unsur global tanpa meninggalkan akar budaya lokalnya. Realisasi glocal di
industri fashion terlihat jelas pada bagaimana merek-merek besar dan desainer
independen menggabungkan unsur lokal ke dalam rancangan yang lebih kekinian. Seperti
halnya, batik Indonesia, tenun ikat Nusa Tenggara, atau songket Palembang pada rancangan
blazer, dress, dan bahkan streetwear.
Kolaborasi tren global dan budaya
lokal tak hanya memperkaya esensi produk, tetapi juga sebuah langkah untuk
memperkenalkan warisan budaya domestik ke pasar internasional.
Nah, berikut beberapa manfaat
sekaligus pentingnya tren glocal dalam dunia fashion:
Glocalisasi menumbuhkan eksplorasi baru dalam desain.
Desainer kini lebih berani memadukan bahan, teknik, dan motif dari berbagai
budaya. Hasilnya, tercipta busana yang unik, orisinal, dan memiliki nilai
artistik tinggi.
Contohnya, batik kontemporer Indonesia kini tampil
dalam bentuk dress, outer, atau streetwear bukan lagi sekadar kain formal. Sebauh
paduan yang membuat warisan budaya terasa segar dan relevan bagi generasi muda.
Melalui pendekatan glocal, brand lokal dapat bersaing
di pasar global. Dengan mempertahankan ciri khas lokal namun dikemas secara
modern, produk lokal memiliki keunikan yang tidak dimiliki brand global
lainnya.
Beberapa desainer Indonesia bahkan telah memamerkan
koleksi mereka di ajang internasional karena daya tarik budaya yang dihadirkan.
Tren glocal membuat masyarakat dunia lebih mengenal
dan menghargai keragaman budaya. Busana tak lagi sekadar soal gaya, tetapi juga
sarana edukasi budaya dan identitas bangsa. Fashion menjadi media diplomasi
yang halus, memperkenalkan nilai-nilai lokal ke ranah global.
Konsumen modern kini lebih selektif. Mereka cenderung
memilih produk yang memiliki cerita dan nilai budaya. Akibatnya, banyak brand
global menyesuaikan strategi dengan memanfaatkan bahan ramah lingkungan,
bekerja sama dengan pengrajin lokal, dan mengangkat tradisi ke dalam desain
mereka.
Glocalisasi bukan sekadar tren,
melainkan evolusi cara pandang dalam industri mode. Ia menunjukkan bahwa kreativitas
tidak mengenal batas, dimana konsep global dan lokal bisa saling memperkaya. Glocal
membuka peluang besar untuk mengangkat kain-kain tradisional seperti batik,
tenun, songket, dan lurik ke pasar
internasional.
Glocal membuktikan bahwa dunia
global yang modern bisa berpadu dengan budaya lokal yang berakar. Dan di balik
setiap karya glocal yang memikat, selalu ada dukungan dari industri tekstil
yang kuat. Wujudkan koleksi glocal Anda dengan bahan-bahan berkualitas dari produk
Bahankaincom. Teruslah berinovasi dan ciptakan karya terbaikmu untuk
menggambarkan Indonesia yang sesungguhnya!