Siapa yang tidak mengenal kain sutera atau sutra? Kain ini merupakan jenis kain yang ekslusif, eksotis dan memiliki sejarah yang panjang dan menarik. Bukan menjadi rahasia jika kain sutera identik dengan negara Cina. Kali ini kita akan membahas mengenai sejarah panjang yang sangat menarik dari sebuah Kain Sutera.
Sebelumnya kita ingatkan sedikit mengenai apa itu kain sutera. Sutera merupakan serat protein alami yang bisa ditenun menjadi tekstil. Yang yang paling terkenal adalah sutera yang didapat dari kepompong yang dihasilkan oleh larva ulat sutera kertau (Bombyx mori ) yang diternak ( serikultur ). Penampakan sutera yang tampak mengkilap disebabkan karena strukturnya yang menyerupai prisma segitiga di dalam serat sehingga memungkinkan kain sutera membiaskan cahaya ke berbagai sudut.
Baca Juga : Ciri Kain Sutera / Sutra dan Karakternya
Pada jaman dahulu, menurut tradisi Cina, sejarah Cina dimulai pada abad ke-27 SM. Tulisan Konfusius dan Tradisi Cina menceritakan bahwa sebuah kepompong ulat sutera tidak sengaja jatuh ke dalam cangkir teh milik seorang permaisuri bernama Leizu. Dengan harapa akan mendapat khasiat dari meminum teh ini, dia mulai membuka gulungan benang kepompong. Dari sinilah ide untuk menenun gulungan benang kepompong tercipta. Kehidupan ulat sutera mulai diamati oleh Kaisar Kuning dan akhirnyna mulai membudidayakan ulat sutera. Mitologi Cina ini menceritakan sebuah awal mula sang permaisuri diipuja sebagai dewi sutera.
Bukti awal ditemukannya sutera terdapat disitus budaya Yangshao di Xia, Shanxi antara 4000 dan 3000 SM. Dimana kepompong sutera yang ditemukan telah dipotong setengah menggunakan pisau tajam dan telah diidentifikasikan sebagai Bombyx Mori, yakni ulat sutera yang dipelihara.
Bukti dari adanya alat tenun primitif berada di disitus budaya Hemudu di Yuyai, Zhejiang pada periode 4000 SM. Bukti lain mengenai sutera juga ditemukan di makam kerajaan Dinasti Shang sekitar 1600 – 1046 SM.
Abad ke-27 SM, sejarah Cina dimulai. Penggunaan Sutera sangat terbatas hanya untuk negeri Cina hingga akhirnya dibuka Jalur Sutra. Cina masih berjaya memonopoli Sutera hingga 1000 tahun kedepan. Pada saat itu, penggunaan sutera tidak hanya untuk pakaian saja, tapi juga diaplikasikan dalam sebuah tulisan.
Pada abad ke-30 SM, Sutera mulai menyebar ke Jepang. Telur ulat mulai dibudidayakan di Negeri Sakura tersebut. Tak hanya Jepang, pada masa itu orang Arab juga mulai memproduksi Sutera. Hal ini mengkibatkan ekspor sutera di Cina mulai berkurang, meskipun tidak ada perubahan bahwa sutera masih didominasi oleh Cina. Pada saat Perang Salib, produksi sutera mulai di bawa ke Eropa Barat khususnya ke Italia.
Selama abad pertengahan, terdapat perubahan teknik dalam pengolahan sutera. Alat primitive yanga digunakan untuk memintal sutera mulai ditinggalkan dan berubah menggunakan alat pemintal dengan roda yang berputar.
Revolusi industri, merubah industri Sutera di daerah Eropa. Inovasi pemintalan kapas saitu menjadi lebih murah dalam hal produksi, dan hal ini mengakibatkan produksi sutera menjadi sangat mahal. Teknologi tenun juga telah meningkatkan efisiensi produksi. Salah satunya adalah dengan munculnya mesin tenun Jacquard yang dikembangkan untuk bordir sutera.
Perjalaan sutera sempat terhenti karena terjangkitnya wabah penyakit ulat sutera . Hingga pada abad ke-20, Jepang dan Cina memprakarsai untuk memproduksi sutera kembali. Dan hasilnya sampai saat ini, Cina merupakan negara produsen sutera terbesar di dunia.
Kain Sutera memang kain dengan sejuta kelebihan yang selalu menempati posisi tertinggi diantara kain-kain lainnya yang mempunyai sejarah yang panjang dan menarik.
Mau beli kain sutra? dapatkan kain sutra asli hanya di Bahankain.com - Jual kain sutra terlengkap di Indonesia