Marketing di tengah gempuran
perubahan yang berlangsung cepat dan kadang tidak mampu diprediksi :
Kita memasuki suatu era baru Abad
21, dimana internet memungkinkan masyarakat terhubung – connected society
menjadi kenyataan. Era ini dikenal sebagai Era industry 4.0 dimana peran
tehnologi informasi sangatlah dominan, tehnologi digital, internet, artificial
intelegent, big data memegang peranan penting dalam merubah peradaban manusia
termasuk perilaku manusia dalam memenuhi kebutuhan dan atau keinginan mereka.
Prof.DR.Rhenald Kasali menyatakan
bahwa perubahan sebagai suatu keniscayaan ; “ Pergeseran “ perilaku masyarakat
yang memberi dampak pada dunia bisnis – usaha , dengan munculnya Gojek dan Grab
pada tahun 2015 – 2016 sebagai alternative pilihan moda transportasi dan
pengiriman barang – paket, , kemudian muncul model bisnis baru berupa “ Market
Place “ seperti Buka Lapak dan Toko Pedia yang mempertemukan produsen –
industri dengan konsumen, dan yang memberi alternatif pilihan dan kebebasan
berbelanja bagi masyarakat.
Apa yang dulu menjadi bisnis inti
bagi banyak perusahaan dipaksa untuk berubah dengan berkembangnya tehnologi
informasi. Kreatifitas dan Inovasi menjadi syarat utama bagi keberhasilan usaha
“berubah atau mati..” walau tidak dapat dipungkiri bahwa dasar dasar ilmu
pengetahuan masih tetap berlaku dan tetap dijadikan rujukan, begitu pula cabang
ilmu Marketing atau Pemasaran. Banyak perusahaan yang lebih siap mencari peluang
dan bisa berinovasi dan kemudian merumuskan kembali strategi bisnis mereka
secara mendasar untuk siap menghadapi era disruption, contoh klasik mengapa
Lion Air men-sifting – bisnis mereka disamping bisnis inti jasa penerbangan
murah membentuk Divisi kemudian menjadi Anak usaha “Lion Parcel“;
Mereka mengembangkan usahanya
dengan menawarkan jasa logistic dan pengiriman barang agar kapasitas pesawat
yang mereka miliki dan cakupan layanan yang luas dihampir seluruh wilayah
Indonesia lewat anak usaha Wing Air, dapat dimanfaatlkan dan menghasilkan
revenue baru , ” main is no main anymore “ Jasa utama penerbangan penumpang –
passenger berbiaya murah, tidak lagi semata menjadi inti bisnis mereka dan
terbukti mereka berhasil dibanding Airlinne line atau Maskapai Penerbangan
lainnya.
Contoh sebaliknya adalah PT.
Garuda Indonesia tetap bertahan sebagai “ National Flag Carrier, mereka tetap
menjaga “ image – Brand “ sebagai high end – full fare airline, dan mereka
ternyata tidak siap, ketika badai pandemic Covid 19 melanda diakhir 2019 dimana
tingkat pengisian tempat duduk – seat occupancy rate menjadi rendah. Perusahaan
ini harus mengambil tindakan drastis dengan mengajukan penawaran pensiun dini
bagi karyawan mereka yang berusia diats 50 tahun untuk menekan biaya tetap –
overhead mereka.
PT.POS sejak awal tahun 2000-an
men shifting bisnis inti pengiriman surat dan wesel POS, dengan mendirikan unit
POS Logistik dan yang kemudian menjadi penyumbang terbesar revenue meraka saat
ini. Mereka menciptakan Revenue lain untuk menopang dan memastikan pertumbuhan
korporasi yang berkelanjutan. Mereka yang berhasil men-transformasikan bisnis
inti mereka . Dengan Pemimpin yang berjiwa entrepreneur – berjiwa wira usaha;
secara kreatif mereka memanfaatkan asset serta jaringan yang mereka miliki
untuk menyongsong era baru- era perubahan karena; “Pimpinannya adalah manusia
yang berwatak pemberani yang berorientasi pada peluang dan tindakan *); Mereka
mempunyai visi yang tajam, ide kreatif lalu bertindak menyusun dan merumuskan
strategi bisnis baru serta mempersiapkan Sumber Daya Manusia – human capital
mereka agar mampu beradaptasi, berinovasi dan bergerak bersama perubahan yang
terjadi.
Tentu perusahaan harus juga
merancang berbagai pelatihan dan pendidikan untuk meningkatkan Skill dan Competency
dan ketrampilan SDM mereka; Sekarang Anak Usaha PT.POS Logistik menjadi salah
satu penyumbang revenue PT.POS, Layanan pengiriman paket pun ditawarkan dalam
berbagai pilihan, antara lain ada layanan “ Express Mail Service – EMS “ yang
cepat atau Layanan Standar sesuai keinginan atau pilihan konsumen mereka;
sementara revenue tetap diperoleh juga dari bisnis mereka yang lain, jasa
keuangan antara lain jasa Remmittance,
Penyalur Dana Desa, Dana Bansos dan jasa lainnya, semata karena keunggulan
jaringan yang mereka miliki, sekali lagi : “
Place-Availability “ ketersediaan, kemudahan bagi konsumen
dan didukung oleh Sumber Daya Manusia yang capable, cakap dan mampu dengan baik
melaksanakan tugas mereka.
Mereka Perusahaan–perusahaan atau
Korporasi yang siap untuk terus berubah akan mampu bertahan dari gempuran
perubahan dan bisa terus bertumbuh “Sustain Develop“. Mereka semuanya
menawarkan Produk dan Jasa yang berbeda kepada konsumen, memerlukan pendekatan
pemasaran yang berbeda sehingga mereka mampu memasarkan nya dengan baik dan
berhasil.
Walau tidak dapat dipungkiri bahwa
ketika hal baru ini dicoba tidak semuanya memperoleh jaminan akan berhasil, ada
pula yang gagal, dalam kegiatan usaha ada dalil yang perlu dipegang : >“
When you make mistake, it makes you smarter – Daniel Coyle “ ; karena itu
dibutuhkan komitmen, konsistensi dan inovasi. Bagi mereka yang belajar dari
kegagalan dan berusaha terus memperbaiki metode dan cara nya pada akhirnya akan
berhasil.
Marketing di Era Digital.
Marketing didefinisikan sebagai: “
Pemasaran adalah sekumpulan rancangan kegiatan yang saling terkait untuk
mengenali kebutuhan konsumen dan mengembangkan, mendistribusikan, mempromosikan
serta menetapkan harga yang tepat dari sebuah produk dan layanan untuk mencapai
kepuasan dari konsumen yang bertujuann untuk menghasilkan keuntungan “… atau
Philip Kotler mendefinisikan pemasaran : “ a sociental process by which
individual and groups obtains what they need and want through creating
offering, and freely exchanging product and service of value with others..”
(Kotler, 2000.8); definisi ini tetap berlaku walau kita telah memasuki era
disruption, era digital dan era connected society sebagai akibat perkembangan
dan pemanfaatan tehnologi informasi, hanya saja dalam implementasi serta
komunikasinya berbeda, tentu harus ada perubahan dalam cara, isi dan modelnya
karena tuntutan perubahan.
Beberapa ciri yang mendasar dalam era Digital antara lain:
1. Perubahan Pola perilaku konsumen:
Konsumen ingin agar kebutuhan akan produk atau jasa harus segera tersedia,
sesuai dengan seleranya, harga yang disetujuinya, layanan pengantaran yang
terpercaya dan tepat waktu, hal ini mensyaratkan adanya jaminan kualitas produk
dan jasa yang dipasarkan atau dijual. “Cepat dan terpercaya“.
Pemasaran lewat perusahaan yang menyediakan jasa market place misalnya Toko
Pedia, Lazada, Go food, Grap, Tani Market, Tani Hub dan lain lain, atau pun
usaha individu untuk berbagai jenis makan misalnya : Mama Mo Kitchen, untuk
Pakaian jadi misalnya Billionerproject. Yang memasarkannya secara langsung
harus sungguh sungguh menjaga reputasi mereka dalam hal ini “ Cepat dalam
layanan dan Terpercaya dalam hal kualitas “. Hal lain yang juga berubah adalah
dalam hal gaya hidup diamana konsumen mengalihkan penggunaan dana mereka pada
hal hal yang lebih esensial, hidup sehat, adventure dan lainnya.
2. Penawaran – Pasar yang terbuka :
Tidak dapat dipungkiri, di era ini persaingan menjadi terbuka dan persaingan
menjadi lebih sengit, konsumen tentu dapat memanfaatkan situasi dan kondisi ini
untuk mencapai penawaran yang terbaik, karena pasar yang terbuka sebaliknya
bagi perusahaan yang menawarkan produk atau layanan, bisa menjadi “ ladang
pembantaian..” ; klaim dan atau ketidak puasan konsumen dalam era digital dapat
langsung menjadi tranding topic – viral lewat media sosial yang bisa berakibat
positif yang mendukung dan atau sebaliknya menjadi berita negatif yang merusak
reputasi usaha baik usaha individu maupun usaha besar Korporasi; Era informasi
menyediakan begitu banyak kesempatan bagi konsumen untuk menentukan pilihan
bagi kebutuhan dan atau keinginan mereka., untuk itu diperlukan People – SDM
yang kreatif, inovatif serta cepat tanggap.
3. Power of Community: Dalam era
“Connected Society“ Komunitas adalah saluran yang sangat efisien dan efektif
untuk menjangkau pelanggan; Menurut Richard Cross dan James Smith penulis buku
“ Customer Bonding “ mengatakan : “ Customer who form a communal brand around
your brand, product, service, candidate, cause of organization are usually
extremely loyal “ Komunitas tidak hanya mampu menciptakan relashionship
customer dan loyal customer. Pelanggan jenis ini adalah pelanggan yang selalu
mati-matian membela merek dan produk tertentu. Contoh misalnya Komunitas MoGe
“Harley – Davidso “; Komunitas Kawasaki Trail ” dan lainnya; Pelanggan jenis
ini akan menjadi seperti papan iklan berjalan, mereka adalah advocator customer
dan menjadi salesman anda yang fanatik, mereka akan mempengaruhi calon
pelanggan lain tanpa perusahaan harus mengeluarkan biaya untuk menjaring
customer baru…*) hal.190 buku Marketing in Venus.
Marketing di Era Digital, mereka yang cepat beradaptasi dan cepat mengikuti
perubahan, kreatif, mampu memanfaatkan kemajuan tehnologi informasi dengan baik
akan keluar sebagai pemenang.
“ The secret of change is to focus all of your energy, not on
fighting the old but on building the new “ Socrates
Sumber Berita: buletintekstil.com