Sahabat Bahankain tentu sudah tidak asing lagi dengan kain mori. Istilah mori memang sangat lazim digunakan untuk menyebut lembaran kain berwarna putih yang sering dimanfaatkan sebagai kafan atau kain pembungkus jenazah. Perlu Sahabat ketahui jika istilah mori tuh sebenarnya singkatan dari kalimat bahasa inggris yaitu “moslem cambric” yang berarti pakaian untuk orang muslim lho.
Namun faktanya kain mori ini bisa digunakan untuk membuat berbagai macam produk pakaian. Bahan baku dari mori juga beragam, mulai dari serat katun rayon, TC (Tetoron Cotton), TR (Tetoron Rayon), polyester dan masih banyak lagi. Kali ini kita akan membahas jenis kain yang paling larus di pasaran yaitu kain mori katun.
Kain mori katun berasal dari serat kapas yang dipintal menjadi benang kemudian ditenun menjadi lembaran kain. Tak selesai disitu saja, lembaran kain dari pertenunan itu harus melalui proses desizing atau penghilangan kanji dan jenis finishing lainnya. Sehingga didapatkanlah warna kain mori yang putih bersih atau lebih dikenal sebagai kain putihan.
Katun berasal dari bahasa Arab yaitu Quoton. Tahun 2500 sebelum masehi orang Mesir menenun kapas untuk membalut mumi raja. Hal ini menjadi salah satu bukti bahwa penggunaan kapas sebagai bahan baku pembuatan pakaian memang sudah dikenal sejak jaman dahulu.
Sumber :bahankain.com
Berdasarkan sejarah, keberadaan kapas diperkirakan telah diketemukan di berbagai belahan dunia seperti India, China, Peru dan Amerika Serikat. Kapas pertama kali ditemukan oleh sejarawan Yunani bernama Herodotus yang hidup sekitar tahun 484 sebelum Masehi. Pada tahun 5000 sebelum masehi pohon kapas telah banyak tumbuh di India.
Menurut kepercayaan orang India, pohon ini merupakan nenek moyang dari hewan domba yang sebenarnya sehingga disebut “Pohon Domba”. Fakta kapas berasal dari India diungkap pada tahun 1298, diamana seorang penjelajah bernama Marcopolo menyatakan bahwa India merupakan penghasil kapas terbaik di dunia.
Serat kapas dihasilkan dari buah tanaman jenis Gossypium yang terdiri dari molekul-molekul selulosa berupa polimer linier yang tersusun dari kondensasi molekul glukosa yang saling terikat dan membentuk polimer yang panjang. Berdasarkan tingkat kehalusan seratnya kain mori dibedakan menjadi 4 yaitu:
1. Kain Mori Primisima
Pada awalnya kain mori primisima diimport dari Belanda dan Jepang. Termasuk jenis kain mori yang paling halus membuat kain ini semakin diminati di pasaran.
Semakin banyaknya peminat dari kain ini membuat produsen dalam negeri mulai bersaing dalam memproduksi kain mori primisima. Salah satu merk kain mori primissima yaitu kain mori Gamelan/Gong dan kereta kencana.
Kain ini memiliki permukaan yang halus karena tenunannya yang rapat. Selain itu kain mori primisima juga mudah menyerap warna sehingga sangat cocok untuk digunakan sebagai media lukis dengan menggunakan pewarna alami. Sifat yang dingin dan mampu menyerap keringat dengan baik membuat kita merasa lebih nyaman saat memakai pakaian berbahan katun. Termasuk kain yang awet dan perawatannya yang cukup mudah membuat kain ini sering digunakan sebagai bahan untuk batik tulis.
2. Kain Mori Prima
Kain mori prima termasuk dalam golongan mori halus dengan tingkat kehalusan di bawah kain primis. Kain ini sangat cocok untuk media lukisan menggunakan pewarna alami. Dalam industri pembuatan batik kain ini biasa digunakan untuk batik tulis maupun cap.
3. Kain Mori Biru
Berdasarkan tingkat kehalusannya kain mori biru berada di posisi ketiga. Permukaan kain yang tidak terlalu halus membuat kain ini banyak digunakan untuk batik kasar atau sedang dan tidak cocok untuk batik tulis halus.
4. Kain Grey/Blaco
Kain ini termasuk dalam jenis kain mori kasar.
Nah, itulah sejarah kain mori beserta penggolongannya. Sahabat bahan kain sedang mencari kain mori untuk batik atau keperluan lain? Kami menjual berbagai jenis kain berkualitas untuk memenuhi kebutuhan bahan kain anda. Dapatkan berbagai jenis bahan kain dengan kualitas terbaik dan harga bersaing hanya di Bahankain.com. Cek koleksi kami disini.
Belanja lebih mudah, praktis dan cepat melalui aplikasi kami: