Memiliki hewan peliharaan berarti memiliki kebahagiaan ekstra di rumah, tapi juga tantangan tambahan dalam menjaga kebersihan dan estetika interior. Bulu yang bertebaran, cakar yang iseng mencakar sofa, atau tumpahan kecil yang “misterius” membuat furnitur cepat rusak.
Kabar baiknya, kamu bisa tetap punya rumah rapi, stylish, dan nyaman tanpa mengorbankan kebahagiaan si sahabat berbulu. Solusinya ada
pada pemilihan kain, warna, dan desain yang tepat.
1. Kain: Investasi yang Menyelamatkan Sofa dan Kursi
Tidak semua kain diciptakan dengan fungsi setara – terutama
jika kamu punya hewan peliharaan. Berikut pilihan terbaik yang sudah teruji
ketahanannya.
Microfiber adalah juaranya. Terbuat dari serat sintetis dengan
anyaman rapat, permukaan halus, tahan goresan kecil, tidak mudah menyerap bau,
dan mudah dibersihkan – cukup dengan lint
roller, vakum, atau disapu. Perawatan juga mudah, cukup dilap untuk
membersihkan noda kecil.
Kulit (leather) juga
termasuk dalam daftar bahan unggulan karena permukaannya yang licin dan halus
membuat bulu sulit menempel. Mudah dilap, tidak menyerap bau, dan jika dirawat
dengan baik bisa awet bertahun-tahun. Kamu bisa pilih kulit asli atau faux leather tebal, dan hindari kulit
tipis karena mudah tergores. Cara merawatnya bisa menggunakan kain kering atau
pembersih kulit.
Performance fabrics yang
dirancang khusus agar memiliki karakteristik spesifik seperti tahan noda,
gores, air, dan bau – sangat ideal untuk digunakan pada furnitur rumah dengan
aktivitas tinggi atau banyak peliharaan. Walau harganya lebih mahal, tapi bisa
menjadi investasi jangka panjang.
Kanvas dan denim, terbuat dari bahan alami yang kuat,
tidak mudah robek, dan cocok untuk gaya interior santai, menjadikan kain jenis
ini lebih tahan terhadap gesekan hingga cakaran, dan harga yang relatif
terjangkau bisa menjadi opsi yang lebih ramah di kantong.
2. Anyaman Rapat – Kunci Ketahanan
Faktor pentingnya bukan hanya kain atau bahan, tapi juga anyamannya.
Anyaman rapat (tight weave) bikin
bulu dan kotoran tidak gampang masuk serat, serta lebih tahan rusak ketika
terkena cakar. Hindari pemakaian bahan loose
weave seperti linen longgar atau boucle,
karena cakar hewan bisa merusaknya dalam waktu singkat.
3. Warna dan Pola: Trik Visual untuk Rumah Tetap Rapi
Memilih warna untuk furnitur bukan hanya soal pertimbangan selera,
melainkan juga sebuah strategi kamuflase. Warna netral dengan nada sedang
seperti taupe, greige, sage, atau
heather gray efektif menyamarkan
bulu gelap maupun terang. Warna dusty
seperti dusty blue, terracotta, olive – memberi kesan natural dan
menenangkan. Kamu juga bisa memilih pola dan tekstur seperti mélange,
tweed, atau pola kecil-kecil
yang efektif menyamarkan bulu dan noda, lebih efektif dibanding permukaan polos.
Triknya yaitu, sesuaikan warna furnitur dengan warna bulu hewan peliharaan
untuk menghasilkan efek “tidak kelihatan” saat bulu rontok.
4. Tips Proteksi dan Perawatan
Agar furnitur tetap awet, padukan pemilihan kain dan warna
dengan kebiasaan perawatan berikut:
·
Gunakan slipcover atau throw blanket – Dua item
ini mudah dicuci dan bisa diganti sesuai musim.
·
Rawat hewan
peliharaan – Potong kuku secara rutin, mandikan, dan sikat bulu untuk
mengurangi rontok.
·
Bersihkan
segera jika ada tumpahan – Mencegah kotoran masuk ke serat kain dan
meninggalkan bekas noda di kain.
·
Sediakan spot khusus untuk hewan – Seperti
kursi kecil atau ottoman khusus mereka, sehingga mereka tidak selalu menguasai
sofa utama.
Kamu nggak perlu bingung memilih antara estetika dan
kenyamanan saat berbagi rumah dengan hewan peliharaan. Mulai dari microfiber,
kulit, hingga performance fabrics,
pilihan kain yang tahan lama dan mudah dirawat banyak tersedia. Padukan dengan
warna dan pola yang tepat, plus proteksi tambahan dan perawatan rutin,
interiormu bakal tetap keren – walau disinggahi hewan berbulu favoritmu.
Kucinya adalah dengan menciptakan kombinasi antara kualitas
bahan, desain cerdas, dan perawatan rutin. Dengan begitu, rumah akan nyaman bagi
semua penghuni – baik yang berkaki dua maupun berkaki empat.