Dari artikel
sebelumnya kita sudah membahas sebagian dari langka-langkah untuk pemintalan
benang sutra, dimulai dari proses pengeringan kokon (kepompong), kemudian
proses flossing kokon, seleksi kokon, kemudian proses perebusan kokon, untuk
tahap selanjutnya mari simak pembahasan berikut ini:
5. Reeling kokon
Tahapan dari reeling kokon ini adalah menyatukan filamen-filamen untuk dilakukan proses pemintalan benang, dengan tujuan untuk mengurangi filamen yang terdapat pada kokon dan menyatukan didalam satu gulungan pada haspel sehingga menjadikan benang raw silk atau juga dapat disebut benang mentah
6. Rereeling kokon
Rereeling adalah penggulungan ulang, pada proses
ini dari filamen sutra yang telah digulung pada proses reeling akan
menghasilkan filamen sutra dalam gulungan kecil, maka kemudian dilakukan proses
rereeling bertujuan untuk memindahkan dari gulungan yang kecil menjadi gulungan
yang lebih besar (keliling 150cm) didalam bentuk strengan. Dalam bentuk strengan
ini nantinya akan mempermudah dalam proses penimbangan, proses packing dan juga
proses selanjutnya.
7. Pencelupan benang raw silk
Proses pencelupan benang berguna untuk melarutkan
serisin yang masih terdapat pada benang raw silk, sehingga benang tidak mudah
putus pada saat dilakukan proses winding. Proses ini dilakukan apabila benang
yang terdapat pada gulungan tersebut masih mengandung serisin yang disebabkan
dari proses rereeling tidak ter relaksasi dengan benar yang membuat benang masih saling melekat dan mengeras pada saat
benang delam posisi mengering.
8. Winding
Proses winding adalah proses
penggulungan benang dari benang berbentuk untaian ke dalam bentuk bobbin yang
bertujuan untuk membuang benang yang kurang baik, lemah, ataupun yang tidak
rata, serta dalam proses winding ini dapat memudahkan pada saat proses doubling
atau perangkapan.
9. Doubling
Proses doubling adalah proses yang bertujuan untuk merangkap benang
tunggal atau benang single untuk menjadi benang ganda atau multiple. Dari benang
rangkap ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan dapat 2 rangkap, 3 rangkap
ataupun 4 rangkap yang berproses menggunakan mesin doubling
10. Twisting
Proses twisting adalah benang yang sudah di doubling perlu dilakukan
proses twisting yang berguna untuk mencegah terjadinya terurainya benang pada
saat proses degumming, selain daripada itu proses twisting berguna untuk
memberikan daya penutup (covering capacity) yang lebih besar dibandingkan
dengan benang dengan single denier yang sama. Terdapat 2 macam arah twist pada
saat penggintiran yakni arah twist Z untuk ke kiri dan juga arah twist S untuk
ke kanan.
11. Setting
Proses setting twist bertujuan untuk mengubah snelling atau
penggulungan benang dari proses twisting
supaya benang menjadi lurus, sehingga pada saat proses re winding
berlangsung benang tidak mudah terputus.
12. Rewinding
Benang yang telah melewati
proses setting selanjutnya masuk keproses rewinding, proses rewinding ini
berfungsi ntuk memindahkan benang yang terdapat di bobbin berpindah ke haspel
yang lebih besar untuk kemudian dijadikan benang dalam bentuk untai atau ukel.
Dalam proses ini apabila terjadi putus benang akan sangat berpengaruh pada
efisiensi kerja (efisiensi turun) serta dapat meningkatan jumlah limbah dari
benang sutra itu sendiri.
Demikian akhir dari proses pemintalan benang sutra, tidak heran untuk kain sutra mempunyai harga yang lebih mahal dari pada jenis kain yang lain, dilihat mulai dari proses ditelurkannya ulat sutra sampai proses pemintalan yang berjalan begitu panjang sampai menjadi benang yang siap untuk ditenun mempunyai proses yang tidak mudah. Semoga informasi ini berguna untuk anda.