Batik Tulis Nitik DIY merupakan salah satu kain tradisional yang memiliki nilai kultural dan komersial sebagai kekayaan warisan budaya, identitas dan jati diri masyarakat, khususnya Daerah Istimewa Yogyakarta. Namun saat ini nilai reputasi, karakteristik, kualitas dan ciri khas Batik Tulis Nitik DIY sedikit berbeda. Oleh sebab itu, diperlukan upaya perlindungan untuk tetap menjaga dan melindungi karakteristik, kelangsungan nilai budaya, kepemilikan dan penggunaan nama Batik Tulis Nitik DIY guna kesejahteraan para pengrajinnya.
Pelestarian Batik Tulis Nitik yang masih berkembang di Kelurahan Trimulyo, kecamatan Jetis, Bantul kini sudah memperoleh predikat Indikasi Geografis Batik Tulis Nitik DIY. Pencapaian ini tentu tak lepas dari peran para penggiat dan pengrajin batik di Dusun Kembangsongo yang saling bekerjasama dengan satu visi dan misi yang searah. Dengan dukungan kuat yang diberikan oleh para penggiat batik dari PPBI Sekar Jagad, Yayasan Batik Indonesia, Balai Besar Kerajinan dan Batik, Pembda Bantul dan DIY serta Dirjen IKMA Kementrian Perindustrian kepada beberapa kelompok pengrajin di Kembangsongo melalui sosialisasi sehingga menghasilkan satu titik temu dengan tujuan memperoleh Indikasi Geografis.
Setelah sosialisasi tersebut, dibentuklah tim ahli penyusunan Indikasi Geografis yang bertanggungjawab dalam proses pengumpulan data dan studi lapangan, pengolahan data, penyusunan dan peijinan. Tim ini juga bertanggungjawab dalam pendaftaran, pengujian, dan tinjau lapangan sehingga Indikasi Geografis yang menjadi kekuatan untuk rebranding produk Batik Tulis Nitik DIY.
Guna memperkuat rebranding produk Batik Tulis Nitik dan sebagai tanda Indikasi Geografis (IG), tim ahli juga membuat tanda khusus berupa logo yang berupa motif Batik Tulis Nitik Sekar Randhu yang merupakan motif khas Batik Tulis Nitik. Logo ini hanya dapat digunakan oleh anggota paguyuban produsen Batik Tulis Nitik dan produk-produk batik lain yang memenuhi persyaratan untuk masuk dalam kategori Batik Tulis Nitik DIY.
Filosofi Logo Batik Tulis Nitik DIY
• Bentuk Golong Gilig segi empat melambangkan satu kesatuan yang tak terputus. Menurut falsafah Jawa, manusia harus selalu mengingat ‘sangkan paraning dumadi’ dalam tembang macapat ‘keblat papat limo pancer’. Maksud dari kata pancer (pusat) disini adalah manusia dan kata keblat berarti kiblat. Sehingga dapat diartikan bahwa ada 4 unsur alam yang menjadi pembentuk jasad manusia yaitu bumi/tanah, air, api dan angin sedangkan yang kelima adalah manusia itu sendiri.
• Motif sekar randhu melambangkan sinar atau energi yang mampu memberikan manfaat.
• Logo nitik yang dibingkai oleh bunga kanting memiliki makna untuk mengingatkan dan menghimpun harapan agar bisa tercapai karena selalu kemanthil (tergantung) dalam ingatan.
• Gambar batik nitik pada logo disebut kapuk/pohon randu. Pohon ini mudah tumbuh, cepat berbunga dan menghasilkan kapuk serta melambangkan awal yang sederhana namun menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi manusia.
• Motif sekar randu ini merupakan kombinasi dari motif dan penggunaan canting nitik, cecek dan klowong yang bermakna kelengkapan dan keharmonisan.
Atas pencapaian tersebut diadakanlah sebuah acara dengan judul “Gebyar Indikasi Geografis Batik Tulis Nitik DIY”.
Gebyar Indikasi Geografis Batik Tulis Nitik DIY merupakaan sebuah acara pameran Batik Tulis Nitik DIY yang bertempat di Balai Desa Trimulyo, Jetis, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Acara ini diadakan mulai tanggal 23-25 November 2021 dengan puncak acara yang berlangsung pada hari Kamis, 25 November 2021. Acara ini bertujuan memperkenalkan komunal Indikasi Geografis melalui berbagai kegiatan promosi.
Diawali dengan pentas seni tari oleh Didik Ninik Thowok dengan judul tari Nitik Mini Kembang. Kemudian dilanjutkan dengan tarian The Batik yang dipentaskan oleh penari binaan Dinas Kebudayaan Kabupaten Bantul. Kedua tarian tersebut menceritakan tentang batik dan pengabdian kepada bangsa dan negara serta masyarakat. Acara yang kedua yaitu kegiatan pameran yang diikuti oleh peserta yang telah memiliki hak kekayaan intelektual yaitu Indikasi Geografis Salak Pondoh dari Kabupaten Sleman, Indikasi Geografis Batik Tulis Nebe dari desa trimulyo serta 4 peserta dari kelompok binaan Dinas Perindustrian dan Perdagangan, 4 peserta dari Dinas Koperasi dan UKM Bantul.
Kegiatan ketiga yaitu pameran yang dilakukan selama 3 hari dengan tema pada hari pertama yaitu manfaat batik untuk meningkatkan daya saing produk. Hari kedua tentang sejarah dan manfaat batik sedangkan tema yang ketiga yaitu tentang Indikasi Geografi Batik Nitik untuk masa depan kelompok batik. Dilanjutkan dengan kegiatan fashion show yang mempromosikan desain motif batik nitik hasil kolaborasi dengan pola fashion modern. Kegiatan ini bertujuan untuk membuktikan bahwa batik nitik mampu menjadi pemenang seiring dengan perkembangan pola fashion.
Acara kelima yaitu workshop yang mempertunjukkan cara membuat Batik Tulis Nitik yang berkembang di kelompok batik tulis Desa Trimulyo. Dalam rangka mendukung kesuksesan Gebyar Indikasi Geografi ini maka serangkaian acara ini juga dipublikasikan melalui 3 stasiun TV swasta yaitu Jogja TV, RBTV dan Adi TV. Selain itu acara ini juga dipromosikan di radio dan media massa lainnya.
Rangkaian acara terakhir yaitu pemberian kenang-kenangan kepada pembatik, penyerahan Sertifikat Indikasi Geografis pada 4 kelompok batik nitik yaitu kelompok batik Kembangsongo 2, Kelompok Blawong 1, Blawong 2, Sekar Nitik Trimulyo, serta 1 sertifikat untuk perwakilan Balai Desa Trimulyo.