Modernisasi kini telah menyentuh hampir seluruh industri di dunia. Tak terkecuali dalam ruang lingkup pabrik tekstil yang telah mengalami banyak perubahan dalam beberapa tahun terakhir. Keberadaan mesin dan perangkat lunak untuk mendukung pengolahan produk tekstil mulai digunakan dalam jumlah besar. Tak heran jika belakangan ini teknik pemintalan, penenunan, pencelupan dan pencetakan, dan pembuatan garmen mulai berkembang pesat.
Sejumlah mesin tersedia khusus untuk industri tekstil. Bahkan, hampir setiap tahap pembuatan tekstil memiliki mesin otomatis. Hal inilah yang menjadi alasan beberapa perusahaan menggunakan semua mesin dan membuat unit mereka sepenuhnya otomatis. Di sisi lain, ada beberapa perusahaan yang hanya menggunakan mesin dalam jumlah terbatas, sehingga mereka tergolong dalam kategori unit perusahaan manufaktur tekstil semi otomatis.
Di era modern saat ini, penggunaan teknologi secara bertahap mulai meningkat. Berbagai peneliti dan pengusaha mulai mengidentifikasi dan berfokus pada jenis-jenis peralatan modern nan canggih dan aspek teknologi untuk meningkatkan kualitas produk dan kapasitas produksinya.
Otomatisasi industri tekstil adalah penggunaan peralatan otomatis dan teknologi modern pada proses mekanisasi khusus untuk meningkatkan produksi pabrik dengan mudah dalam waktu yang lebih singkat serta efisiensi tinggi.
Otomatisasi berarti mengurangi beban kerja perorangaan di berbagai sektor pabrik melalui penggunakan mesin yang berbeda dengan bantuan kontrol otomatis. Pada akhirnya, perusahaan mampu menghasilkan produk dengan jumlah yang lebih banyak dalam waktu yang lebih singkat dan tenaga manusia yang lebih sedikit.
Secara sederhana, otomatisasi dapat didefinisikan sebagai sebuah proses penyelesaikan sesuatu secara otomatis. Penggunaan otomatisasi sekarang dapat dijumpai dalam pengolahan bahan baku tekstil seperti ginning, spinning, weaving/knitting, dyeing, printing dan industri apparel.
Kekuatan pendorong utama ekonomi untuk tetap bertahan dalam persaingan adalah dengan terus mengupdate serta mengenal berbagai peralatan dan teknologi terbaru. Salah satu komponen itu adalah otomatisasi. Hal inilah yang membuat para pengusaha di sektor tekstil baru-baru ini mulai menggunakan perangkat otomatis di pabrik.
1. Perusahaan Tekstil telah mulai menggunakan otomatisasi di pabrik sejak tiga hingga empat tahun terakhir.
Sudah mulai banyak pabrik di Indonesia mengolah produknya menggunakan teknologi dan mesin-mesin terbaru. Penggunaan teknologi canggih pada kenyataannya mampu mengurangi biaya produksi secara signifikan yaitu sekitar 30-40% sehingga kemampuan produktivitas perusahaan menjadi lebih tinggi dan mengurangi waktu tunggu.
2. Dalam industri garmen kategori menengah yang biasanya membutuhkan pekerja sebanyak 150-200 orang untuk bagian pemotongan, sekarang cukup dengan 10-12 pekerja yang bertugas sebagai operator mesin pemotong otomatis.
Satu hal lagi, dalam proses pembuatan saku belakang celana jeans yang biasanya membutuhkan empat operator, kini hanya dilakukan dengan satu mesin dan satu operator saja. Dengan kata lain, pekerjaan empat orang dapat dilakukan dengan satu mesin dan satu orang operator saja.
3. Otomatisasi paling banyak digunakan pada bagian sewing atau menjahit, mulai dari pengembangan produk dan proses manufaktur seperti: pengambilan sampel 3D, AutoCAD, mesin potong otomatis, dan masih banyak lagi.
Untuk industri tekstil, kini telah tercipta mesin sensor berteknologi tinggi yang menggunakan pembaca kode batang. Jadi, tidak ada lagi yang perlu diragukan untuk melakukan sebuah perubahan besar dalam industri ini dalam kurun waktu sepuluh tahun ke depan.
4. Karena otomatisasi, banyak pekerja kehilangan pekerjaan.
Otomatisasi industri memang dianggap sebagai salah satu alasan utama di balik penurunan lapangan kerja. Namun, banyak yang tidak melihatnya sebagai sebuah bahaya, jika banyak karyawan yang kehilangan pekerjaan karena otomatisasi, maka untuk mendapatkan pekerjaan di industri ini harus dilakukan dengan satu atau lain cara. Karena ukuran industri ini kemungkinan besar akan terus mengalami peningkatan dari hari ke hari.
5. Menurut Organisasi Buruh Internasional (ILO), sekitar 60% pekerja garmen akan menjadi pengangguran pada tahun 2041 dan peran mereka digantikan oleh mesin otomatis (robot) karena otomatisasi di industri tekstil dan garmen.
Oleh sebab itu, untuk bisa terus bertahan di pasar industri tekstil dan garmen, perusahaan harus memberikan perhatikan pada otomatisasi dengan terus peningkatan kualitas pabrik serta kualitas dari produk yang dihasilkan. Karena saat ini, masa depan industri tekstil dan garmen bergantung pada otomatisasi dan pengurangan lead time.
1. Menghasilkan lebih banyak produk dalam waktu yang singkat.
Otomatisasi dalam tekstil akan memunculkan kemungkinan untuk menghasilkan lebih banyak produk dalam waktu yang relatif singkat. Karena sebelumnya pekerjaan dilakukan oleh pekerja yang tidak dapat bekerja tanpa henti. Suatu saat pasti mereka akan merasa lelah dan butuh istirahat.
Hal ini menjadi salah satu kelebihan dari dari otomatisasi yang membuat perusahaan sekarang mampu melakukan produksi tanpa henti.
2. Peningkatan kualitas produk
Otomatisasi menghasilkan produk dengan kualitas yang lebih tinggi dan tanpa cacat. Saat suatu proses dilakukan oleh seorang pekerja pasti selalu ada risiko kesalahan karena berbagai alasan. Tetapi otomatisasi ini mampu mengurangi kekhawatiran akan hal tersebut.
3. Efisiensi fixed cost
Kebaradaan otomatisasi ini telah mengurangi jumlah pekerja sebesar 50-60%, bahkan di beberapa kasus, pengurangan pekerja mampu mencapai angka 90%. Akibatnya, pekerjaan yang sama dilakukan dengan lebih sedikit pekerja dari sebelumnya serta dalam kurun waktu yang lebih singkat.
Dengan pengurangan tenaga kerja ini maka jumlah biaya yang harus dikeluarkan sebagai upah pekerja produksi barang di sektor mana pun pastu akan mengalami penurunan.
4. Mengurangi jam kerja untuk jumlah produksi yang sama
Otomatisasi juga memungkinkan sebuah proses yang sama dilakukan dengan jam kerja karyawan yang lebih sedikit. Misalnya, mesin gin kapas yang ditemukan oleh Eli Whitney memungkinkan untuk memsahkan benih dari kapas tanpa menggunakan tenaga kerja manual.
5. Mengurangi biaya produksi
Pemimpin perusahaan garmen menandatangani perjanjian pengembangan untuk mendapatkan mesin tekstil otomatis yang mampu menangani beberapa langkah pemrosesan kain, termasuk memotong, dan menjahit bahan.
Aspek otomatisasi yang paling mengesankan adalah mesin tekstil ini membutuhkan waktu lebih sedikit, tenaga dan lebih ramah lingkungan. Dengan demikian, biaya produksi pun menurun, namun kualitas dan kuantitas produksi meningkat.
6. Peningkatan keamanan kerja bagi pekerja
Kita tahu bahwa di industri tekstil, kain dibuat dari benang dan benang dari serat yang kemudian berlanjut dilanjutkan dengan proses pencelupan dan pencetakan agar kain terlihat lebih menarik. Langkah-langkah produksi seperti proses pemintalan, penenunan dan pewarnaan, bisa berbahaya bagi siapa saja.
Dengan adanya otomatisasi dan kehadiran mesin-mesin otomatis, maka sebagian besar proses ini akan membuat mengamankan kondisi lingkungan kerja industri tekstil menjadi lebih aman.
7. Meningkatkan permintaan akan pekerja yang terampil
Karena otomatisasi telah mengurangi jumlah pekerja dalam industri tekstil yang sebelumnya membutuhkan sebanyak 150-200 pekerja, sekarang hanya bekerja dengan 10-12 pekerja/operator. Tenaga mekanik yang terampil tentunya sangat diperlukan untuk mengoperasikan peralatan dengan teknologi modern ini untuk menghasilkan produk yang berkualitas tinggi.
Sehingga dengan adanya otomatisasi di industri tekstil dan garmen, maka permintaan akan pekerja tekstil terampil meningkat.
1. Biaya investasi tinggi
Dalam otomatisasi, jumlah investasi di industri tekstil menjadi berlipat ganda, karena mencakup beberapa peralatan dan alat yang memiliki kemampuan untuk melakukan banyak tugas sekaligus. Peralatan ini tentu membutuhkan biaya yang cukup fantastis mulai dari jutaan hingga milyaran rupiah. Namun dengan kecepatan produksi yang tinggi, kualitas produk yang meningkat serta berbagai aspek lainnya, otomatisasi ini menjadi ladang investasi yang berpotensi sangat tinggi.
2. Meningkatnya angka pengangguran
Sebagai akibat dari otomatisasi tekstil, sekitar 70% hingga 80% tenaga kerja telah berkurang pada tingkat yang berbeda. Banyaknya pekerja yang kehilangan pekerjaan tentu akan meningkatkan tingkat pengangguran di negara tersebut.
Sumber berita: https://buletintekstil.com/