Hammock, istilah ini mungkin
masih terdengar asing. Tapi kalau melihat bentuknya pasti Sahabat akan langsung
mengenalinya. Apalagi jika Sahabat kerap berwisata ke alam bebas seperti di
pegunungan atau hutan-hutan pinus. Tentu kita akan mudah untuk menemukan benda
unik satu ini.
Hammock adalah sejenis tempat tidur gantung dengan bentuk yang mirip seperti ayunan dan biasa dipasang dengan cara digantung pada kedua ujungnya. Desain dan bahan untuk membuat hammock pun bervariasi sehingga kita bisa memilihnya sesuai kebutuhan.
Sumber: https://jadiberita.com/
Hammock kerap difungsikan sebagai
tempat tidur ketika seseorang berada di alam bebas. Tapi tak sedikit pula yang
menggunakannya sebagai benda dekorasi untuk halaman belakang rumah. Dibalik
kenyamanannya ternyata hammock menyimpan beberapa fakta unik yang sangat
menarik untuk diketahui lho Sobat.
Sebenarnya “hammock” merupakan nama dari pohon yang seratnya diambil untuk dijadikan tempat tidur gantung tersebut. Situs Hammockstore menyebutkan bahwa awalnya tempat tidur gantung ini terbuat dari tenunan pohon hamack. Sayangnya hammock yang terbuat dari tenunan pohon ini cenderung rapuh dan kasar. Alasan inilah yang mendorong mereka beralih menggunakan bahan kulit yang lebih halus dan kuat untuk membuat tempat tidur gantung atau hammock.
Sumber: https://muamala.net/
Menurut sejarahnya, hammock berasal dari peradaban asli Amerika lebih tepatnya suku Maya yang menetap di hutan-hutan Amerika. Dahulu suku Maya menggunakan ayunan hammock dari kulit pohon atau tanaman untuk menghindari gangguan tikus, ular dan hewan-hewan berbahaya lainnya.
Akan tetapi selama era colonial
Spanyol dan Eropa, hammock mulai terbuat dari kapas, kanvas dan bahan kain
kombinasi lainnya. Bahan-bahan ini digunakan untuk penenunan hammock secara
tradisional.
C. Columbus beserta anak buahnya
diperkirakan menjadi orang Eropa pertama yang merasakan kenyamanan berbaring di
ayunan hammock. Mereka mendapati bahwa hammock telah digunakan oleh sebagian
besar masyarakat Taino di Bahama dan sebagian wilayah Amerika Selatan.
Pada awal abad ke-16, para
penjelajah mulai mengadaptasi teknologi hammock untuk menangkal serangga dan
menghangatkan tubuh mereka dengan menempatkan bara atau api kecil dibawah
gantungan hammock. Di abad ini pula para Angkatan Laut Inggris dan Spanyol
mulai menggunakan hammock sebagai tempat tidur di dek kapal dan menjadikannya
artefak mulai dari Perang Sipil AS, Perang Dunia I, II hingga Perang Vietnam.
Sifatnya yang lebih ringan dan
mudah didirikan membuat hammock sering dimanfaatkan sebagai pengganti tenda.
Namun hammock jenis ini bentuknya seperti tenda monodome atau tenda yang hanya
muat untuk satu orang saja. Penggunaannya tetap seperti hammock, yaitu
menggantung di atas tanah dengan ventilasi udara yang jauh lebih baik
dibandingkan tenda pada umumnya.
Seiring berjalannya waktu, hammock
dinilai sangat praktis dan pengguna hammock pun semakin meningkat sehingga
untuk memenuhi kebutuhan konsumen, hammock mulai dibuat dengan bahan-bahan yang
lebih bervariasi. Mulai dari bahan tali rajut, kain katun, parasut, polyester,
nilon dan bahan-bahan lainnya.
1. Bahan
katun yang lembut dan mampu menyerap keringat dengan baik
Salah satu bahan yang paling populer dalam pembuatan hammock adalah bahan katun. Hammock dari bahan katun akan memiliki sifat yang lembut, ringan dan mudah menyerap keringat. Bahan ini sangat nyaman dipakai saat terik matahari.
Sumber: https://www.forbes.com/
Jenis katun yang
biasa digunakan untuk hammock sendiri adalah kain kanvas natural 14 Oz atau
kain kainvas terpal dengan ketebalan yang tinggi sehingga bersifat lebih kuat,
awet dan sangat tahan lama.
Ingin membeli kain kanvas katun atau kanvas TC untuk Hammock? Klik Disini. |
2. Bahan
Poliester yang tidak mudah pudar
Bahan yang
termasuk jenis serat sintetis ini mampu mengikat warna dan membuatnya tidak
mudah pudar. Hal ini membuat hammock polyester mempunyai pilihan warna yang sangat
bervariasi. Polyester cenderung lebih tahan lama dan tidak mudah menyerap air
dibandingkan kain katun.
Sifat inilah
yang menjadikan hammock polyester tidak akan basah saat terkena hujan atau
minuman yang tumpah. Hammock dari bahan polyester juga lebih sehat lho Sobat, karena
sifatnya yang tahan terhadap bakteri ataupun jamur.
3. Bahan
nilon yang cepat kering, kuat dan tahan lama.
Hammock dari
bahan nilon ini sangat cocok untuk digunakan saat berkemah atau untuk kegiatan
outdoor lainnya. Bahan ini juga sangat ringan dan mudah dilipat sehingga tidak
akan memakan tempat untuk menyimpannya.
4. Rotan
alami atau sintetis
Di era modern
ini bahan rotan menjadi salah satu jenis hammock yang sangat digemari karena
tampilan yang artistik dan perawatannya yang cukup mudah. Meski begitu harga
dari hammock rotan juga tidak bisa dibilang murah dan membutuhkan penanganan
khusus dari ahlinya untuk memasang hammock jenis ini.
5. Hammock dari tali
Sumber: https://www.campingstation.com/
Tempat tidur
gantung atau hammock ini juga bisa dibuat dari tali yang didesain seperti pola
jaring-jaring. Hammock tali atau yang lebih dikenal sebagai hammock Meksiko ini
bisa lebih tahan lama dibandingkan jenis hammock lainnya. Sirkulasi udara yang
sangat lancar juga menjadikannya cocok untuk menikmati waktu bersantai di
tengah musim panas.
Itulah sedikit ulasan mengenai
sejarah hammock dan bahan-bahan yang biasa digunakan untuk membuat hammock. Cocok
banget nih untuk kamu yang suka berinteraksi dengan alam dan menikmati waktu bersantai di
luar rumah maupun dalam rumah.
Nah, Sahabat Bahankain tertarik
untuk membuat hammock dari bahan kain? Bahankain.com adalah tempat yang tepat. Kami
menjual kain kanvas dan polyester berkualitas dengan harga termurah yang cocok
untuk membuat hammock.
Segera hubungi CS kami untuk menjawab segala pertanyaan seputar kebutuhan bahan kain Anda. Cek koleksi bahan kain kami Disini ya.
Mau belanja praktis? Kunjungi online store Mekar Jaya Tekstil via aplikasi Shopee dan Tokopedia berikut ini: