Jogja Fashion Week 2022 yang
berlangsung 26-30 Agustus di Jogja Expo Center (JEC), resmi dibuka pada Jumat
(26/8/2022) oleh Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwana X. Dalam acara Opening Ceremony, Sri Sultan HB X
mengungkapkan kesiapan Yogyakarta berintegrasi dengan pihak-pihak terkait untuk
meningkatkan potensi industri fashion Yogyakarta menuju pusat fashion Dunia.
Sultan mengatakan bahwa JFW merupakan salah satu kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka memperingati keistimewaan Yogyakarta. Disamping itu, beliau berharap JFW kali ini bisa memberikan
Pembukaan JFW 2022 yang
dibarengkan dengan dialog, Sri Sultan HB menceritakan pengalamannya menangani
Covid melalui upaya mengkonsolidasikan potensi yang ada di DIY agar
perekonomian tetap tumbuh. Sultan juga menyampaikan optimisme terhadap potensi
fashion di DIY bisa tumbuh memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi Yogyakarta.
“Dari kondisi seperti itu kami
melihat bahwa fashion di Yogyakarta bisa menjadi kekuatan baru untuk memberikan
kontribusi dengan persentase tertentu untuk pertumbuhan ekonomi DIY serta
menjadi lapangan kerja baru bagi masyarakat Yogyakarta,” sambungnya.
Produk budaya tidak akan memiliki
nilai tambah tinggi tanpa kehadiran industri. Oleh sebab itu Sultan mengungkapkan
bahwa pihaknya kini lebih berfokus pada peningkatan potensi budaya untuk memasuki
ruang industri tekstil. Sebab sektor industri dinilai lebih mampu untuk berkonsolidasi
dengan Jawa Tengah, Jawa Barat hingga Jawa Timur.
“Kami mencoba
mengkonsolidasikan fashion ini, bukan hanya segi pakaian batik non batik tapi juga aksesoris, tas, sepatu harus kita konsolidasikan ke arah industri agar memberi
potensi dan sumbangan yang lebih besar", lanjut Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta ini.
Selain itu, Sultan berharap kedepannya
pelaku fashion di DIY mulai berorientasi menyasar pasar internasional karena
tahun 2023 perwakilan Yogyakarta akan menandatangani kerjasama dengan pihak luar negeri perihal fashion.
Sementara, Kepala Disperindag
DIY, Syam Arjayanti mengatakan bahwa pihaknya menyadari wilayah DIY miskin sumber
daya alam, namun kaya akan sumber daya budaya. Bukti dari kekayaan budaya
tersebut adalah Yogyakarta memiliki keragaman budaya yang sangat tinggi baik
budaya tangible (kasat mata) maupun intangible (tidak kasat mata).
Ketua Tim Roadmap Fashion Dunia,
Muhammad Kharim menambahkan telah membentuk tim perumus yang terdiri dari
desainer, akademisi, pelaku usaha, penyedia bahan baku, eksportir dan dinas
terkait untuk membuat roadmap Jogja sebagai pusat fashion dunia. Selain
itu, pihaknya juga sudah berkolaborasi dari hulu ke hilir untuk sama-sama
menyusun roadmap. Tetapi tim ini masih bersifat dinamis akan
melibatkan semua unsur untuk menyusun skala prioritas dan tatananya.