Seperti
yang sudah di terangkan pada bagian I, sarung tangan cerdas berbahan dasar kain
terbukti bisa membantu proses pengobatan pasien parkinson. Sarung tangan
tersebut dilengkapi sensor yang mampu mendeteksi rangsangan dari tangan pasien
dan memberikan respon berupa catatan mengenai keadaan pasien secara aktif pada
saat itu juga.
Sensor beresolusi tinggi pada
sarung tangan pintar akan merekam secara detil pergerakan tangan pasien dalam
bentuk tremor dan kesulitan gerak. Setelah itu data gerakan dianalisis secara
tepat dan terukur.
Keberadaan fabric smart gloves
dapat membantu dokter untuk lebih memahami respon tubuh penderita Parkinson. Tujuan
akhirnya yaitu pasien memperoleh terapi dan pengobatan sesuai gejala yang ditunjukan.
Sarung tangan pintar tersebut secara garis besar terbuat dari tekstil. Pada proses tenunan yang disisipkan sensor fleksibel yang bisa merespon rangsangan saat ditekuk atau ditarik. Bentuk maupun ukuran sensor pun akan berubah dan memunculkan sebuah sinyal elektrik. Perangkat pengolah informasi selanjutnya menuangkan sinyal dalam bentuk data lalu dikumpulkan oleh unit nanokontroler.
Rancangan ini juga menggunakan benang konduktif sebagai penghantar sinyal elektrik antar bagian. Baik dari sensor menuju modul pengolah informasi, maupun dari unit pengolah informasi ke modul nanokontroler.
Benang konduktif dipilih karena mempunyai
kemampuan menghantarkan arus listrik (DC/arus lemah) serta sifat material
tekstil yang awet dan fleksibel.
Rancangan Awal Desain Sarung
Tangan Pintar yang Diusulkan oleh Professor Mankodiya dkk.
Ilustrasi pembacaan sinyal
elektrik yang dihasilkan oleh sarung tangan pintar dalam berbagai keadaan untuk
menggambarkan aktifitas tangan pasien Parkinson saat memakai Sarung tangan.
Kombinasi fitur Internet of
Things (IoT) pada sarung tangan cerdas akan mengunggah data pasien ke
internet secara nirkabel. Dengan begitu pengukuran bisa dilakukan dengan lebih
reliable dan pada waktu yang lebih rill.
Lebih lanjut penelitian ini telah mencapai tahap pengembangan dan memperoleh pendanaan dari National Science Foundation (NSF) hingga total biaya sebesar $249,977. Karena inovasi sarung tangan cerdas tersebut dinilai memiliki potensi komersial yang sukses dan memberikan dampak sosial cukup tinggi, terutama dalam bidang medis di Amerika Serikat.
Hingga saat ini, para peneliti
masih berupaya untuk terus mengembangkan sistem sampai tingkat kesiapan
teknologi lebih maju. Setiap harinya mereka melakukan riset yang melibatkan
sekitar 20 hingga 30 orang pasien Parkinson di Rumah Sakit Wilayah Rhode
Island.
“Tidak ada obat untuk penyakit
Parkinson. Tetapi jika dokter dapat memantau pasien mereka dari jarak jauh dengan
sarung tangan pintar, itu akan memungkinkan mereka untuk menilai bagaimana obat
bekerja dan membuat penyesuaian jika perlu,” ujar Hopkins selaku pasien
yang telah bergabung dalam program tersebut.
Hopkins meyakini bahwa dirinya
telah berhasil memperlambat perkembangan penyakit Parkinson yang dialaminya
dengan tetap berlatih secara konsisten dan terukur. Mungkin suatu hari nanti,
pasien seperti Hopkins akan menerima rencana perawatan paling optimal dari
dokter mereka berdasarkan umpan balik sarung tangan pintar yang mereka kenakan.
Sumber: Buletin Tekstil Edisi 22