Keindahan motif batik begitu
otentik menghiasi setiap wilayah di Indonesia. Kekayaan corak pada tiap helai
kain batik didukung oleh penambahan ornamen pelengkap berupa isen-isen.
Motif isen atau pola isian
menjadi ciri utama kain batik khsusunya dari wilayah Jawa. Kata ‘isen’
diterjemahkan sebagai ‘isian’ atau gambar yang digunakan untuk mengisi. Jika
didefinisikan secara utuh, isen-isen adalah ornamen-ornamen kecil yang
berfungsi mengisi corak utama batik agar terlihat lebih nyata.
Ornamen isen-isen biasa
diaplikasikan pada batik cap maupun batik tulis. Pola isian ini cukup kecil dan
rapat yang disusun secara teratur dan berulang. Detail gaya isen-isen
memperlihatkan keterampilan tangan pembuatnya
Penambahan isen memang
samata-mata bertujuan mempercantik tampilan batik secara keseluruhan. Namun
jika diperhatikan lagi, berikut beberapa fungsi ornamen isian alias isen-isan pada kain batik:
1.
Mengisi kekosongan pola utama
Batik tanpa isen hanyalah pola motif kosong yang
terkesan sangat kaku. Isen-isen disusun secara teratur dan berulang hingga
cukup terisi. Makin kecil guratan atau lekuk isen, proses pembuatannya akan
makin rumit. Menyelesaikannya tentu butuh waktu lama serta keterampilan
tersendiri.
2.
Menonjolkan karakter utama motif batik
Motif utama tanpa isen akan terlihat membosankan.
Dengan susunan isen-isen yang menghiasi tiap sudut pola, bentuk ornamen utama
jadi lebih tegas dan menarik. Pada kain batik tulis, guratan motif pada satu
sisi ke sisi lainnya berbeda. Hal itu karena proses canting dilakukan
bolak-balik.
3.
Menambah estetika batik
Isen-isen tidak selalu ditambahkan ke seluruh permukaan
kain, terutama pada batik berbasis kontemporer. Biasanya pengrajin menambahkan
motif isen pada bagian-bagian yang memang di perlukan. Bisa jadi isian hanya
ditambahakan di sekitar ornamen utama atau ruang tertentu. Tujuannya agar batik
tidak terlihat penuh dan mengurangi nilai estetika secara keseluruhan.
Awalnya, ornamen pengisi alias
isen-isen hanya berupa garis, titik-titik atau gabungan garis dan titik yang
lebih dinamis. Seiring perkembangannya, jenis ornamen makin beragam beberapa
diantaranya yaitu:
1.
Cecek
Bisa dibilang cecek adalah isen-isen yang paling
simpel karena hanya berupa titik-titik. Sesuai artinya dalam bahasa Jawa, cecek
berarti titik. Cecek sangat mudah dimodifikasi dan dikreasikan, seperti cecek
pitu, cecek sawut dan masih banyak lagi.
·
Cecek pitu membentuk segi enam atau lingkaran
dengan 6 titik mengelilingi 1 titik. Titik di bagian tengah membuatnya
berjumlah tujuh, sesuai sebutannya.
·
Cecek sawut berarti garis bertitik yaitu
kombinasi antara isen sawut dan cecek. Bentuknya berupa pola garis yang
ujungnya diberi titik terpisah seperti dedaunan dengan ruas-ruas menjari.
2.
Ada-ada
Bentuk ada-ada berupa garis melengkung setengah
lingkaran yang mengisi bagian kosong garis melengkung horizontal maupun vertikal.
3.
Atap sirapan
Bentuk isen-isen satu ini menyerupai atap rumah,
itulah kenapa namanya atap sirapan. Sirap sendiri merupakan variasi atap kayu
yang terbuat dari kayu jati dan kayu ulin. Dua jenis kayu tersebut dikenal
sebagai material yang awet dan tahan terhadap perubahan cuaca.
Atas dasar itulah, atap sirapan dijadikan sebagai salah
satu motif isen-isen. Selain bermakna kuat, atap model ini sangat akrab ran
familiar di mata masyarakat Indonesia.
4.
Gringsing
Nama gringsing merupakan gabungan dari kata gring yang berarti sakit dan sing yang bermakna tidak. Jadi, secara harfiah gringsing berarti tidak sakit atau terhindari dari penyakit. Bisa ditebak maknanya yaitu sebagai penolak bala yang mampu mengusir penyakit tohani.
Namun di satu sisi,
bentuk motif ini justru terlihat seperti sisik dengan titik di bagian tengah. Gambaran itulah yang membuat banyak orang menamainya isen sisik melik.
5.
Ukel
Isen jenis ini berbentuk lengkungan garis yang
berulang dan tersusun secara teratur. Ornamen ini memberi kesan penuh pada
corak utama batik.
6.
Rawan atau rambutan
Nama rawa atau rambutan memiliki arti air rawa. Jenis isian
ini berupa garis diagonal bergelombang abstrak yang menggambarkan aliran air di
rawa-rawa.
7.
Berangan
Ciri khas isen-isen berangan yaitu pecahan menyebar
berupa kombinasi simbol plus (+) atau silang (x) dan minus (-) yang
diulang-ulang. Desain tersebut secara tidak langsung merujuk pada gambaran pola
pikir manusia yang berangan bebas.
8.
Galaran
Berikutnya ada isen-isen galaran yang bentuknya
seperti galar yakni sejenis tempat tidur dari bambu membujur. Berupa pola garis
lurus dalam jumlah banyak dan berjarak sama.
9.
Blarak sahirit
Isen blarak sahitit disebut juga sabut kelapa karena bentuknya
memang sangat mirip. Lebih tepatnya, pola motif ini berupa garis bergelombang
dengan cabang-cabang kecil di sepanjang garis tersebut.
10.
Sawut
Desain motif sawut menyerupai jajaran bunga yang
tersusun rapi membentuk garis lurus pendek. Garis-garis tersebut berjejer ke arah
horizontal dengan posisi saling berdekatan.
11.
Mlinjon
Tak seperti motif-motif sebelumnya, isen-isen mlinjon berbentuk
jajar genjang besar yang mengecil ke sisi dalam. Bagian tengahnya diisi cecek
atau titik sehingga terlihat lebih penuh dan luwes. Posisi antar isen dibuat
sedemikian rapi untuk menghiasi ruang kosong pada kain batik.
Itulah deretan isen-isen yang
membuat kain batik lebih kaya akan corak-corak unik dan menarik. Bahkan keragaman
bentuk isen masih terus berkembang hingga saat ini.
Sedang mencari supplier kain
untuk bahan batik? Dapatkan kain-kain berkualitas dengan harga terbaik di
Bahankaincom. Kami menyediakan beragam pilihan kain putihan seperti mori katun
primis, kain shantung/rayon hingga kain sutra yang mewah nan eksklusif.
Order online lebih mudah dan murah via whatsapp ataupun marketplace.
Silahkan hubungi Customer Service kami terkait detail produk, pemesanan serta
info tekstil lainnya.
Produk dan tekstil dari Bahankaincom juga bisa Anda beli via Shopee atau Tokopedia.