Belakangan ini, fashion stylist alias penata busana menjadi
salah satu profesi yang mulai banyak digeluti anak muda khususnya para pecinta
mode. Lantas, apa sebenarnya apa sih tugas utama seorang stylist? Dan seberapa menjanjikan karirnya? Simak ulasan berikut ini
ya.
Fashion Stylist adalah sebutan untuk seseorang yang bertugas menentukan konsep berpakaian seseorang agar bisa tampil memesona. Pekerjaan satu ini masih berhubungan erat dengan desainer busana, perias, hair stylist, serta tata panggung dalam dunia mode. Sebab, tugas utama mereka ialah memadupadankan model pakaian, warna, aksesoris serta konsep riasan untuk menciptakan penampilan yang sempurna.
Sumber: https://highlight.id/
Keseharian seorang fashion
stylist seringkali terlibat dalam menyusun gaya para selebritas maupun public figure
lainnya. Mereka juga harus memiliki pengetahuan luas berkaitan dengan referensi
merk-merk baju berkualitas, karakteristik serta hal-jal mendasar yang berkaitan
dengan sistem serta aturan mereka.
Meski kelihatannya ‘hanya’
mencocokkan elemen-elemen fashion sesuai kebutuhan dan keinginan klien. Tapi, memang
bukan perkara mudah untuk bisa benar-benar bergelut dan sukses di bidang satu ini.
Diperlukan kombinasi antara kepekaan estetika, pemahaman tentang tren terkini,
dan kemampuan komunikasi yang kuat.
Pekerjaan fashion stylist lebih dari sekedar memilah busana dan menentukan konsep berpakaian. Seorang penata busana harus harus mendalami karakter klien, mengenali bentuk tubuh dan warna terbaik untuk kulit mereka. Hal-hal itu sangat mempepengaruhi hasil akhir atau look yang dihasilkan.
Sumber: https://www.idntimes.com/
Tak jarang, klien punya kriteria
tersendiri nih soal warna dan model pakaian bahkan pernak-pernik yang ingin
dikenakannya. Terlepas dari semua itu, berikut beberapa tugas fashion stylist:
1.
Menentukan Konsep busana
Penentuan konsep adalah hal terpenting yang wajib
dilakukan fashion stylist dalam menata busana. Pemilihan konsep bisa
disesuaikan dengan tema acara atau kapan acara tersebut dilaksanakan. Satu hal
lagi yang wajib dijadikan bahan petimbangan dalam menentukan konsep busana
yaitu mengenal bentuk tubuh dan warna kulit klien.
Dalam menjalankan tugas ini, penata busana dapat
berkonsultasi dengan para professional mode lain untuk menentukan visi kreatif.
Juga mengenali kebutuhan serta keinginan klien. Mulai dari diskusi tentang
acara atau proyek yang akan dihadiri, gaya hidup, warna favorit, dan pesan yang
ingin disampaikan melalui penampilan mereka.
2.
Mengatur gaya busana
Selesai dengan konsep, penata busana juga terlibat
dalam pengaturan desain atau padupadan busana yang cocok bagi kliennya. Setelah
itu, muncullah beberapa opsi untuk merealisasikannya, diantaranya yaitu:
·
Membeli baju secara kangsung
·
Menyewa dari sebuah brand pakaian
·
Menyewa dari fashion
designer
·
Membuat atau memesan secara khusus pada dress maker
Fashion
stylist juga harus punya referensi merk, karakteristik merk, mall atau butik
mana yang bagus.
3.
Mengenali tipe tubuh klien
Tiap stylists hendaknya dapat mengenali bentuk dan
tipe tubuh klien guna memudahkan mereka menemukan busana yang tepat. Dan jangan
coba-coba memaksa mereka mengenakan sesuatu yang bukan gaya mereka.
Mulailah dengan mengenali detail profil wajah, warna
kulit serta karakter pribadi. Hal itu akan sangat membantu dalam menentukan
colour tone, gaya, tekstur dan kesatuan tiap unsur dari segi grafis.
4.
Menyeleksi pakaian dan aksesoris
Dari segi kerjasama, penting bagi seorang fashion
stylist untuk memahami sistem, peraturan, biaya serta ketentuan-ketentuan lain.
Bagaimana mereka bisa bernegosiasi dengan pihak-pihak terkait. Entah itu tempat
penyewaan baju maupun aksesoris. Disinilah skill penata gaya benar-benar diperlukan.
5.
Analisis Gaya dan Tren
Fashion merupakan sebuah sektor dengan perkembangan
yang sangat cepat. Bahkan sebuah tren dapat berubah dalam sekejap mata. Penata
busana pun mau tak mau harus terus memantau jalannya tren mode terbaru dan benar-benar
paham tentang estetika dan gaya.
Dimana mereka harus dapat menganalisis tren serta
menentukan bagaimana tren tersebut dapat diadaptasi atau diinterpretasikan
dalam konteks penampilan klien.
6.
Pengaturan gaya pemotretan
Ruang lingkup penata gaya bukan sebatas personal,
selebritas maupun tokoh public tetapi juga dalam ranah modeling. Seperti halnya
photoshoot cover majalah hingga mengatur penampilan pejabat ketika hendak
menghadiri acara penting.
Kadang mereka juga dapat menyumbang ide terkait pose
maupun attitude (pembawaan) dari gerak tubuh, ekspresi dan sikap klien saat
pemotretan. Mereka juga melakukan tugas lain seperti meeting dengan fotografer serta tim kreatif yang mengerjakan grafis.
7.
Menjalin relasi
Dalam beberapa proyek, stylists bertanggung jawab untuk
berkolaborasi dengan tim yang terdiri dari fotografer, model, penata rambut,
dan make-up artist. Membangun
komunikasi dan relasi pihak lain juga tugas yang tidak kalah penting demi menciptakan
keseluruhan konsep visual yang kohesif.
Biasanya penata gaya akan diundang dalam acara fashion show atau pameran
busana. Dari situlah seorang penata busana bida membangun koneksi untuk
mendapat klien baru.
Tugas seorang fashion stylist
melibatkan kombinasi keterampilan kreatif, analitis, organisatoris, dan
interpersonal yang kuat. Dengan memahami kebutuhan klien, mengikuti tren
terbaru, serta kemampuan untuk menyusun penampilan dengan detail sempurna.