Pewarnaan konvensional dianggap
sebagai salah satu penyebab utama pencemaran lingkungan. Dibalik pakaian
trendi, metode pewarnaan tersebut selalu memerlukan banyak air dan bahan kimia yang menghasilkan limbah cair berbahaya.
Lantas apa itu dope dyeing? Dan
apa saja kelebihannya? Simak ulasan berikut ini!
Dope dye dikenal juga sebagai pewarnaan larutan atau pigmentasi massal adalah proses pewarnaan serat sintetis sebelum dipintal menjadi benang. Mekanisme ini dilakukan dengan menambahkan pewarna ke larutan polimer, sebelum diekstruksi melalui pemintalan uuntuk membentuk helaian serat.
Cara pencelupan dope berbeda dengan metode pewarnaan konvensional yang umumnya dilakukan pada kain atau benang setelah proses rajut ataupun tenun.
Sumber: https://www.tmmfsupplier.com.tw/
Dalam prakteknya, pigmen warna
ditambahkan langsung ke polimer pada tahap awal produksi serat atau benang.
Sehingga pigmen dapat terserap sempurna ke dalam serat atau benang secara
merata. Menghasilkan warna yang tahan luntur dan tahan terhadap pengaruh buruk
sinar ultra violet (UV).
Proses dope dyed juga lebih ramah
lingkungan karena mengurangi penggunaan air, energi, dan bahan kimia yang biasa
digunakan dalam proses pewarnaan konvensional. Menurut data dari sebuah perusahaan asal Swedia, mekanisme pencelupan dope menggunakan 75% lebih sedikit air dengan 90% lebih sedikit bahan kimia, serta mengurangi jejak karbon hingga 30%.
Keuntungan lain dari dope dye yaitu
kemampuan untuk menghasilkan warna yang lebih cerah dan tahan lama, serta
mengurangi risiko polusi air. Teknologi ini mulai banyak diaplikasikan di ranah
industri tekstil, terutama pengolahan serat dan benang sintetis seperti
poliester dan poliamida.
Dope dye memiliki sejumlah
kelebihan dan kekurangan yang perlu dipertimbangkan. Berikut penjelasannya:
Kelebihan
Dibandingkan proses pewarnaan konvensional, dope dyeing mempunyai beberapa keunggulan seperti:
1.
Tahan luntur
Pigmen pewarna
meresap ke dalam serat atau benang secara merata, menghasilkan warna yang tahan
luntur dan tahan terhadap penuaan. Warna yang dihasilkan oleh dope dye
cenderung lebih tahan luntur dibandingkan dengan pewarnaan konvensional karena
pigmen pewarna telah dicampurkan ke dalam polimer sejak awal.
2.
Kemampuan UV Resistance
Hasil
pewarnaan dope dye cenderung lebih tahan terhadap paparan sinar UV, sehingga
produk akhirnya memiliki umur pakai yang lebih panjang.
3.
Efisiensi energi
Proses
pewarnaan terjadi selama produksi serat atau benang, mengurangi konsumsi energi
dan air yang diperlukan dibandingkan dengan proses pewarnaan konvensional. Dengan
dope dye, warna dapat dicampurkan ke dalam polimer secara efisien, mengurangi
limbah dan konsumsi bahan kimia yang biasanya terkait dengan proses pewarnaan
konvensional.
4.
Konsistensi Warna
Karena
pewarnaan dilakukan pada tahap awal produksi, dope dye memungkinkan untuk
mencapai konsistensi warna yang tinggi di seluruh produk.
5.
Ramah Lingkungan
Proses dope
dye mengurangi penggunaan air, energi, dan bahan kimia, serta mengurangi risiko
polusi air karena pengurangan limbah pewarna. Dengan proses pewarnaan terjadi
dalam fase produksi, risiko polusi lingkungan akibat limbah pewarna dan bahan
kimia lainnya berkurang.
Kekurangan
Terlepas dari poin-poin keunggulan tersebut, proses dope dyeing tetap menyimpan beberapa kelemahan. Diantaranya yaitu:
1.
Keterbatasan Warna
Variasi warna pada yang dapat diaplikasikan melalui dope
dyeing cenderung terbatas dibandingkan proses pewarnaan konvensional. Hal tersebut dikarenakan pigmen yang digunakan
harus bersifat kompatibel terhadap polimer tertentu.
2.
Biaya Awal
Meskipun dapat
mengurangi biaya pemrosesan dan bahan kimia dalam jangka panjang, investasi
awal dalam infrastruktur dan teknologi dope dye mungkin memerlukan biaya cukup tinggi.
3.
Kesulitan dalam Perubahan Warna
Karena pigmen
pewarna dicampurkan ke dalam polimer pada tahap awal produksi, perubahan warna
produk jadi setelah proses dope dye menjadi sulit atau tidak mungkin dilakukan.
4.
Ketergantungan pada Polimer Tertentu
Setiap jenis
polimer mungkin memiliki keterbatasan dalam hal kemampuan menerima pigmen
pewarna, yang dapat membatasi aplikasi dope dye pada beberapa jenis serat atau
benang.
Meskipun dope dye memiliki
kelebihan dan kekurangan, penggunaannya terus berkembang karena kebutuhan akan
produk yang lebih tahan lama dan ramah lingkungan semakin meningkat. Dengan
penelitian serta inovasi, kelemahan teknik pewarnaan ini tetap bisa diatasi.