Fashion merupakan sektor yang terus
mengalami perubahan. Keberlanjutan dan produksi etis pun menjadi pertimbangan
utama dalam kehidupan sehari-hari, termasuk di bidang fashion. Salah satu aspek
kreatifitas dan inovasi di sektor ini adalah penggunaan jamur dalam
pengembangan busana yang ramah lingkungan.
Pengembangan serat
jamur sebagai bahan dasar fashion dapat diperoleh dari miselium yang terdiri atas kumpulan beberapa
hifa. Terlihat bahwa teknologi membantu miselium tumbuh menjadi struktur 3D
sesuai permintaan produsen.
Karena kebutuhan akan serat
tekstil ramah lingkungan dan munculnya serat tekstil berkelanjutan, teknologi
yang sama telah digunakan dalam dunia fesyen dan tekstil. Orang pertama yang
mengembangkan kain yang disebut 'MycoTex' dari miselium di laboratorium, adalah
perancang busana Belanda 'Aniela Hoitink', dan menggunakannya untuk membuat
pakaian penghenti pertunjukan yang lengkap.
Ditemukan anti-mikroba serta
cocok untuk kulit sensitif. Setelah itu, desainer asal Inggris 'Suzanne Lee'
menciptakan jaket yang terbuat dari miselium jamur. Kini, setelah kreasi
inovatif mulai dari sepatu hingga tas dan pakaian modis, dalam hal bahan ramah
lingkungan, miselium memiliki banyak kemungkinan. Tapi pertama-tama, kita harus
menangkap persepsi kita tentang hal itu.
Bio-Fabrikasi
Teknis pembuatan kain dari jamur dikenal
dengan istilah biofabrikasi. Mekanisme perkembangan jaringan dari bagian
mikroorganisme yang sedang tumbuh seperti akar jamur. Proses ini telah membuktikan
hubungan antara fesyen dan biologi serta meningkatkan korelasi dua sektor
tersebut.
Untuk produksi laboratorium,
aspek perawatan yang berbeda seperti pencahayaan, suhu, kelembaban, minyak
esensial dan teknik organik lainnya harus dimanfaatkan untuk nutrisi dan
pertumbuhan jamur yang tepat dengan bantuan cawan petri. Sederhananya, setelah
2-3 minggu, sudah cukup untuk proses panen dan direndam dengan cairan lain,
lalu dikeluarkan dan dimasukkan ke dalam cetakan berbentuk 3D melingkar.
Setelah dikeringkan, bahan-bahan
tersebut diubah jadi pakaian. Hal positif mengenai kain 'MycoTex' ini adalah
garmen dibuat tanpa dijahit. Mekanisme ini sangat membantu meminimalkan waktu
dan biaya produksi. Terlihat pula bahwa berbagai miselium jamur dapat memberikan
tampilan dan sentuhan berbeda pada produk yang dihasilkan.
Kulit Jamur
Pada tahun 2016, perancang busana
Inggris “Stella McCartney” mengembangkan tas dengan bantuan kulit jamur, tetapi
tidak dipublikasikan. Dan setelah sekian lama dan perjuangan penelitian, ia
mampu mengembangkan pakaian dari kulit jamur.
Sepanjang 20 tahun karirnya, ia
selalu berusaha mengembangkan pakaian dan berbagai aksesoris dari bahan-bahan
alami, kecuali kulit binatang. Dan setelah banyak usaha, akhirnya ia berhasil membuat
“Bustier dan Celana” hitam sebagai “Milo-Garments” pemanfaatkan kulit jamur. Produk
ini terlihat sangat berbeda dalam tampilan vintage dan terasa sangat lembut. Juga
terbukti ramah lingkungan dan bebas efek berbahaya.
Beberapa perusahaan pun mulai memproduksi
fesyen/tekstil berbahan dasar jamur, salah satunya adalah Bolt Threads.
Perusahaan ini telah menciptakan teknologi Mylo, bahan yang terlihat dan terasa
seperti kulit namun terbuat dari miselium. MycoWorks, juga memanfaatkan
miselium untuk mengembangkan alternatif kulit yang disebut Reishi.
Dari uraian di atas bisa
disimpulkan bahwa cakupan tekstil atau fesyen berbasis jamur sangatlah besar. Berikut
beberapa manfaat yang didaparkan dari penggunaan kain jamur:
Satu diantara nilai plusnya
adalah meminimalkan permasalahan lingkungan yang selama ini didominasi oleh
industri fashion.
Dengan
menggunakan miselium untuk memproduksi tekstil, kita dapat meminimalkan dampak
lingkungan dari produksi fesyen. Tekstil berbahan dasar jamur juga sangat
serbaguna, bahannya dapat dengan mudah dibingkai menjadi berbagai bentuk dan
ukuran, sehingga cocok untuk berbagai macam produk tekstil dan fesyen, mulai
dari sepatu dan tas hingga jaket dan celana.
Fleksibilitas ini membuktikan
bahwa tekstil berbahan dasar jamur akan segera menjadi industri fesyen utama. Meminimalisir
penggunaan serat tradisional maupun konvensional yang berbahaya bagi
lingkungan.
Dianalisa juga, banyak juga
keuntungan ekonomi dari fesyen berbahan dasar jamur. Seiring dengan
meningkatnya kebutuhan dan persyaratan akan produk-produk yang ramah lingkungan
dan berkelanjutan, perusahaan-perusahaan yang berinvestasi pada
teknologi-teknologi ini dapat melihat peningkatan keuntungan yang signifikan.
Secara keseluruhan, tekstil
berbahan dasar jamur juga dapat membantu menciptakan lapangan kerja baru di
bidang penelitian dan pengembangan, serta dalam produksi bahan-bahan tersebut