Apa sih yang pertama kali kamu
pikirkan ketika membicarakan tentang kota ‘Jogja’? Yang jelas, Jogja adalah
kota istimewa dan punya banyak destinasi wisata menarik. Mulai dari
tempat-tempat yang indah, bersejarah, aneka kuliner hingga wisata budaya. Tak
heran jika Jogja punya banyak julukan, seperti Kota Wisata, Kota Pelajar, Kota
Budaya dan Kota Gudeg.
Bahkan pada tanggal 18 Oktober
2014, Jogja mendapat satu julukan istimewa sebagai Kota Batik Dunia berdasarkan
keputusan WCC (World Craft Council). Penetapan tersebut dilaksanakan dalam
Perayaan 50 tahun Dewan Kerajinan Dunia di Kota Donyang, Provinsi Zhejiang,
Tiongkok pada 18-23 Oktober 2014.
Gelar istimewa ini juga dikenal sebagai
pusat perkembangan seni dan kerajinan batik. Keberadaan sentra kerajinan batik
yang tersebar di sudut-sudut kota seolah membuktikan bahwa Jogja memang pantas
dijuluki sebagai ‘Kota Batik Dunia’.
Kreatifitas serta jiwa seni dan berbudaya yang melekat di hati masyarakat Jogja menjadikan kampung batik sebagai destinasi wisata sekaligus edukasi. Salah satu yang cukup terkenal yaitu Kampung Batik Giriloyo.
Kampung Batik Giriloyo adalah sentra produksi batik tulis terbesar yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Atau lebih tepatnya di Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul. Giriloyo sendiri merupakan sebuah dusun yang berada di bawah kaki perbukitan Imogiri, kawasan selatan Jogja. Tempat dimana raja-raja kerajaan Mataram Islam dimakamkan.
Sumber: https://www.kompasiana.com/
Sentra Batik Tulis Giriloyo menjadi
pusat pembuatan sekaligus pengembangan batik tulis khas keraton terbesar yang
ada di Yogyakarta. Bahkan, tak kurang dari 70 persen perempuan di daerah ini mendedikasikan
kesehariannya sebagai seorang pengrajin batik.
Berikut beberapa fakta tentang Kampung
batik giriloyo:
1.
Sudah ada sejak abad XVII
Sejarah menyebutkan bahwa warga Giriloyo sudah
memiliki keahlian membatik sejak abad ke XVII. Bertepatan dengan pembangunan makam
Raja Mataram di Imogiri. Selama itu, banyak pejabat Mataram datang silih
berganti sembari mengenakan kain batik.
Dari situlah kemudian beberapa tokoh dan kerabat
kraton mulai mempekerjakan masyarakat sekitar khususnya ibu-ibu sebagai buruh
nyanthing batik. Hingga berabad-abad lamanya penduduk Giriloyo tetap menjadi
buruh dan menjual batik setengah jadi ke juragan-juragan di pusat kota dan Kraton
Yogyakarta.
Dari situlah keterampilan serta kerajinan batik di
Giriloyo terus diwariskan secara turun-temurun.
2.
Sempat vakum
Namun aktivitas batik di kampung ini sempat hampir
vakum karena kurangnya pengelolaan. Keadaan makin memburuk usai gempa bumi yang
mengguncang wilayah Bantul dan sekitarnya pada 2006 silam. Perekonomian di
daerah tersebut benar-benar diambang mati sehingga melumpuhkan kegiatan
membatik.
3.
Bangkit dan makin berkembang
Untunglah Kampung Batik Giriloyo berhasil melewati
masa-masa sulit tersebut dan bangkit dalam versi yang lebih kuat. Hal itu berkat
kontribusi LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) setempat yang membangkitkan
semangat para pembatik.
Hingga akhirnya, tercetuslah ide untuk membangun
kembali Kampung Batik Giriloyo dan selanjutnya berkembang menjadi sentra kerajinan
batik tulis di DIY. Dari ide kreatif itulah, mereka membangun sebuah pendopo
workshop serta showroom atau galeri batik Giriloyo dalam bentuk joglo-joglo menggunakan
dana kas desa.
4.
Mencakup 3 Dusun
Sentra Batik Giriloyo mencakup tiga dusun yaitu
Giriloyo, Cengkehan, dan Karang Kulon. Dimana mayoritas pekerjaan kalangan
wanita di ketiga dusun tersebut adalah seorang pembatik.
Seiring perkembangannya, komunitas pengrajin semakin
banyak bermunculan. Sebut saja kelompok batik Sungsang, Sekar Kedhaton, Sungging
Tumpuk, Sekar Arum, Sido Mukti, Sukamaju, Giri Indah, danSido Mulyo. Motif
batik klasik seperti wahyu tumurun, sri kuncoro, sekar arum, sido asih, sido
luhur, dan ragam motif pakem lain bisa ditemukan di kampung ini.
5.
Menggunakan Katun Primissima
Perajin batik Giriloyo mengklaim bahwa sebagian besar dari
mereka menggunakan bahan katun primisima. Proses pembuatan satu lembar kain
batik bisa memakan waktu sampai sebulan lamanya. Itu karena tiap helai kain harus
melewati tahapan yang cukup panjang. Dimulai dari mordan atau pencucian kain, pembuatan
pola, melukis dengan malam bolak-balik (nyanting), pewarnaan, hingga pengeringan.
6.
Ciri khas warna cerah dan kontras
Dibandingkan batik tulis dari daerah lain, Batik Giriloyo
memiliki keunikan tersendiri dalam hal pewarnaan. Ciri khas batik tulis
Giriloyo meliputi penggunaan warna-warna cerah dan kontras dengan menggunakan
bahan-bahan alami. Seperti halnya kayu secang, kunyit, pucuk daun jati, hingga
kulit kayu.
7.
Keistimewaan kampung batik giriloyo
Kini kampung Batik Giriloyo menjadi destinasi favorit wisatawan
lokal maupun mancanegara. Disana pengunjung bisa menikmati keseruan pembuatan
batik dan suasana kampung yang begitu asri. Kampung batik juga menjadi
perantara pengembangan industri batik di Indonesia. Peluang perekonomian
masyarakat Indonesia dalam hal pemasaran batik di dalam maupun di luar negeri.
Kampung giriloyo
juga bisa menjadi tujuan wisata edukasi sekaligus wadah untuk melestarikan budaya
membatik. Tak heran jika banyak pengunjung berdatangan untuk melakukan
penelitian atau pengabdian pada masyarakat. Harapannya, hal-hal edukatif tersebut
masyarakat Indonesia lebih melek akan warisan budaya Tanah Air.
Itu dia, deretan fakta tentang Kampung Batik Giriloyo yang terletak di Imogiri, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Semoga bermanfaat ya!
Selain kampung batik, Jogja juga punya produsen sekaligus supplier kain putihan untuk bahan batik lho. Yups, itulah Bahankaincom. Berpusat di Jln. Wates km 7,4, Bahankaincom menyediakan berbagai jenis kain berkualitas seperti katun prima, katun primis, bahan sutra dan masih banyak lagi.
Temukan berbagai pilihan kain di Etalase Produk kami.
Atau langsung hubungi Customer Service kami untuk detail pemesanan dan rekomendasi produk terbaik yang sesuai dengan kebutuhan Anda.
Produk-produk kami juga bisa Anda beli via Shopee dan Tokopedia, lho.