Pernahkah kamu mendengar istilah tatting? Seni menghias satu ini mungkin tak begitu populer, tapi penggemar tekstil klasik setidaknya pernah mendengar dan tahu pengertiannya.
Jadi, tatting adalah jenis renda antic
yang kerap diaplikasikan pada pinggiran kain lace. Bentuk akhirnya memang mirip
renda tapi detailnya jauh lebih rumit dan memiliki struktur kuat.
Kerajinan tatting terlihat antik dan sangat bagus
untuk menghias kerudung pernikahan (veil) serta barang-barang halus seperti
sepatu bayi dan aksesoris Natal. Intinya, proyek apapun akan terlihat bagus
dengan sedikit tambahan renda tatting.
Lantas, apa itu tatting dan apa
sajakah kegunaannya? Simak ulasan berikut ini ya!
Tatting adalah metode pembuatan renda yang mengandalkan serangkaian simpul sehinggga jalinannya sangat kuat dan tahan lama. Teknik ini sering digunakan untuk membuat pinggiran kain renda, serbet aesthetic, aksesoris berupa anting, kalung, manik-manik pinggang serta aksen dekoratif lainnya.
Sumber: https://www.youtube.com/
Renda dibentuk oleh pola cincin
dan rantai dari serangkaian simpul yang disebut jahitan ganda. Celah antar
jahitan dibiarkan begitu saja untuk membentuk picot sebagai konstruksi
praktis dan efek dekoratif.
Tatting kemungkinan besar berasal
mulai terbentuk ribuan tahun yang lalu ketika para pelaut dan nelayan membuat
aneka jenis simpul untuk membuat jaring ikan. Teknik ini benar-benar muncul
sebagai unsur hias atau kerajinan pada abad ke 19. Hasil kerajinan tersebut
memiliki nama berbeda di setiap tempat, misalnya frivolet di Prancis, knotting
di Inggris, dan tatting di Amerika.
Seperti halnya merenda, tatting
juga populer di Irlandia selama krisis pangan tepatnya pada pertengahan tahun
1800-an. Masyarakat Irlandia berjuang mati-matian untuk bertahan hidup. Hingga
akhirnya mereka mencoba membuat tali yang indah hanya dengan memanfaatkan
benang dan pengait lalu menjualnya pada orang-orang kaya di Inggris.
Penenun dan penjahit pun sangat
tertarik dengan hiasan indah ini dan menggunakannya sebagai hiasan pakaian
untuk kelas atas. Dan dari situlah mereka mengais rezeki demi menghidupi
keluarga.
Disisi lain, penggunaan kriya
tatting sebagai aksen hias mulai populer di Amerika pada tahun 1930an, hingga 1950an.
Selain menjahitnya di serbet atau alas piring bangsawan, para penjahit pakaian wanita
juga membuat kerah renda dengan teknik tatting. Saking populernya, majalah-majalah
vintage di era tersebut memuat banyak busana beraksen tatting. Bahkan di
dalamnya juga memuat pola serta instruksi pembuatan detail tersebut.
Seperti kerajinan lainnya, tatting memiliki jahitan inti yaitu pembuatan bentuk unik yang melibatkan berbagai jenis rantai, simpul, jahitan, dan cincin. Dimulai dari pembuatan simpul lalu menggabungkannya secara strategis untuk mendapatkan motif serta memberi ruang guna menciptakan desain rumit yang unik.
Sumber: https://id.aliexpress.com/
Jahitan ganda dengan simpul
setengah ikatan adalah metode paling umum yang diterapkan dalam pembuatan
tatting. Pembuatan lingkaran dengan tusukan ganda akan membentuk sebuah picot.
Biasanya tiap motif digabungkan melalui picot. Berikut beberapa istilah yang
kerap digunakan pada proyek tatting:
Berdasarkan jenis peralatannya,
tatting dapat dibedakan menjadi beberapa jenis. Antara lain yaitu:
1.
Shuttle tatting
Shuttle tatting adalah metode paling awal dalam
sejarah renda tatted. Shuttle menjadi perantara pembuatan tatting yang bekerja
dengan cara memegang seutas benang luka dan mengarahkannya melalui loop untuk
membuat simpul. Bentuknya lonjong runcing terbuat dari logam atau gading berukuran
panjang kurang dari 3 inci (76 mm). Akan tetapi bentuk dan bahan pembuatannya
sangat beraga.
Salah satu ujung shuttle dilengkapi jarum pengait yang
berfungsi membantu proses perendaan. Pertama-tama benang dililitkan pada satu
tangan dan mulai mulai menjalin dengan tangan lainnya. Tidak ada alat selain
benang, tangan, dan hook meski pengait rajutan mungkin diperlukan jika shuttle
tidak dilengkapi kaitan.
2.
Needle tatting
Selanjutnya ada tipe needle tatting yang prosesnya lebih
berfokus pada aspek dekoratif sehingga membutuhkan detail lebih cermat pada
trim renda. Tatting jarum tradisional dapat disimulasikan menggunakan jarum
tatting atau jarum boneka dengan mengandalkan dua teknik dasar untuk menusuk
jarum.
Dengan perluasan teknik, benang ganda dilewatkan pada
jahitan sehingga hasilnya mirip shuttle tatting tetapi sedikit lebih tebal dan
longgar. Teknik ini lebih mirip shuttle tatting karena hanya satu benang yang melewati
jahitan.
Bentuk dasar jarum tatting cukup panjang dan tumpul dimana
ketebalan mata jarumnya tidak berubah. Oleh sebab itu, pemilihannya harus disesuaikan
dengan ketebalan benang yang hendak digunakan. Jarum dijalin pada seutas benang,
alih-alih melilitkan benang pada hook. Untuk mengerjakan warna lain maka
diperlukan jarum berbeda.
Teknik ini menghasilkan pola terstruktur, sedikit
lebih tebal dan longgar karena jarum dan benang harus melewati jahitan. Merujuk
pada The Ladies' Hand Book of Fancy and Ornamental Work (1859) tentang
penggunaan jarum tatting. Bisa dipastikan bahwa teknik ini sudah ada sebelum
pertengahan tahun 1800-an.
3.
Cro-tatting
Terakhir ada cro-tatting yaitu perpaduan antara teknik
renda (crochet) dan tatting. Kait
rajutan kecil menjadi peralatan utama, tetapi simpul dibuat berasal metodologi
tatting. Dalam bentuk paling dasar, seutas benang polos digunakan untuk
mengikat sela antara dua buah ring seperti
mekanisme single shuttle tatting.
Versi modern mulai diterapkan awal abad ke-20 dimana ring dibuat saling bertautan dan dirajut.
Beberapa ahli menyarankan penggunaan jarum tatting bersama
kait rajutan dalam pembuatan pola cro-tatting. Sebab, jahitan cro-tatting dan
jahitan jarum sebelum ring ditutup cenderung mudah terurai.
Itu dia beberapa hal yang perlu kamu tahu mengenai teknik tatting, metode penghasil rajutan kuat dengan detail mewah. Semoga bermanfaat ya!