Jalan-jalan ke Jogja kurang
lengkap rasanya kalau nggak mampir ke pusatnya belanja batik, Pasar Beringharjo.
Pasar yang ada di kawasan Malioboro ini merupakan salah satu destinasi wisata
oleh-oleh khas Jogja yang wajib kamu kunjungi. Selain lokasinya yang mudah
dijangkau, oleh-oleh yang ditawarkan juga sangat lengkap. Mulai dari kain
batik, aksesoris, hingga kuliner khas Jogja semua ada di sana.
Pasar Beringharjo cocok jadi tujuan wisata batik atau mencicipi aneka makanan khas jogja. Yuk, cari tau sejarah dan fakta tentang Pasar Beringharjo.
Pasar beringharjo merupakan pasar tradisional yang memiliki ikatan sejarah kuat dengan Keraton Jogja. Terletak di jantung Kota Yogyakarta dan berdekatan dengan bangunan bersejarah, Benteng Vredeburg membuat pasar ini masih eksis hingga saat ini. Hal itulah yang menjadikan Pasar Beringharjo sebagai salah satu pusat kegiatan ekonomi masyarakat Yogyakarta.
Sumber: https://www.shutterstock.com/
Lokasi Pasar Beringharjo tepatnya
berada di jalan Margo Mulyo No. 16, Ngupasan, Kec. Gondomanan, Kota Yogyakarta.
Pasar ini mudah dijangkau dan merupakan salah satu landmark penting di Jogja yang kental akan sejarah dan nilai-nilai
kultural seperti batik, kerajinan tangan serta beragam pernak-pernik.
Dibalik popularitas dan eksisitas
sebagai “Pasar Gedhe” yang menyediakan aneka kebutuhan harian, Beringharjo
menyimpan segudang fakta unik yang mungkin tak diketahui banyak orang. Beberapa
diantaranya yaitu:
1.
Awalnya berupa hutan ringin
Konon, wilayah Pasar Beringharjo dulunya adalah
kawasan hutan beringin yang dikenal dengan nama Paberingan. Kemudian pada tahun
1758, warga Yogyakarta mulai menggunakan area ini untuk melakukan transaksi
ekonomi.
Ratusan tahun berselang, tepatnya tanggal 24 Maret
1925 barulah Keraton Yogyakarta menugaskan Nederlansch Indisch Beton Maatschappij (Perusahaan Beton Hindia Belanda) untuk mendirikan
bangunan pasar permanen. Pembangunan pasar bergaya kombinasi khas jawa dan
kolonial tersebut selesai pada akhir Maret 1926 dan mulai dipergunakan sebulan
setelah itu.
2.
Asal usul nama “Bringharjo”
Nama 'Beringharjo' diberikan oleh Hamengku Buwono IX,
memiliki arti wilayah yang semula pohon beringin (“bering”) dan diharapkan bisa memberi kesejahteraan (raharja-“Harjo”) bagi masyarakta
Yogyakarta. Penamaan tersebut didasarkan pada lokasi pasar yang merupakan bekas
hutan beringin. Di sisi lain, pohon beringin sendiri juga dikenal sebagai lambang
kebesaran serta pengayoman.
3.
Nilai historis Keraton Yogyakarta
Meski baru diresmikan pada tahun 1925, tapi peran Pasar
Beringharjo sebagai pusat perekonomian masyarakat Jogja mempunyai ikatan nilai
historis dan filosofis dengan Kraton Yogyakarta. Karena pasar ini telah
melewati tiga fase perjalanan, meliputi masa kerajaan, masa penjajahan,
hingga kemerdekaan.
Pasar Beringharjo juga merupakan salah satu dari
rancang bangun dalam Pola Tata Kota Kesultanan Yogyakarta yang disebut “Catur
Tunggal”. Dimana harus ada empat elemen dalam satu area.
Pola tersebut mencakup empat bangunan penting, yakni keraton sebagai
pusat pemerintahan, masjid sebagai tempat ibadah, alun-alun sebagai
ruang publik, dan pasar sebagai pusatnya transaksi ekonomi.
Keempat bangunan yang tergabung dalam “Catur Tunggal” ini
berperan penting dalam menjaga keseimbangan kehidupan masyarakat dan
pemerintahan di Yogyakarta.
4. Surganya Belanja Batik di Jogja
Terlepas sejarahnya, daya tarik utama
Pasar Beringharjo adalah keberadaan pedagang batik yang tersebar dan memenuhi
kios-kios di lantai dasar bangunan. Bukan hanya kreasi batik Yogyakarta dan
Solo, tapi ragam motif batik khas Pekalongan ada di sini. Baik berupa lembaran kain
batik atau yang sudah menjadi busana siap pakai, bahan katun hingga sutra, dari
harga puluhan ribu sampai hampir sejuta rupiah. Semua tersedia di pasar ini.
Busana batik baju surjan, blangkon, dan sarung tenun tersebar
di los pasar bagian barat. Sedangkan koleksi kain batik bisa dijumpai di los
pasar bagian barat sebelah utara. Beragam pilihan alas kaki, aksesoris dan tas
yang dijual dengan harga miring berjejer di sekitar eskalator pasar.
Layaknya belanja di pasar tradisional, kamu juga bisa
melakukan tawar menawar dengan para pedagang di Pasar Beringharjo.
5.
Wisata kuliner dan oleh-oleh khas Jogja
Bagian depan dan belakang bangunan pasar menjadi tempat
yang tepat untuk memanjakan lidah dengan jajanan pasar. Di depan pasar kamu
bisa menjumpai brem khas Jogja yang bertekstur lembut dan jenang krasikan,
sejenis dodol yang dibuat dari tepung beras, gula jawa, dan gilingan wijen. Ada
juga bakpia isi kacang hijau yang masih hangat serta kue-kue basah jajanan
pasar khas jogja seperti hung kwe dan nagasari.
Sementara di belakang pasar lebih banyak penjual camilan
kering seperti enting-enting, keripik welut, keripik melinjo serta kuliner
lainnya.
6.
Ada koleksi barang-barang antik
Uniknya lagi, di pasar beringharjo juga terdapat area
khusus yang menjual barang-barang antik. Sentra penjualan barang klasik ini
tersebar di lantai 3 bagian timur. Disana kamu akan disuguhi pemandangan
alat-alat zaman dulu seperti mesin ketik tua, helm buatan tahun 60-an yang
bagian depannya diberi mika sebatas hidung dan masih banyak lagi.
Ada pula beberapa penjual barang bekas berkualitas, mulai
dari sepatu, tas, hingga peralatan elektronik. Harganya memang jauh lebih murah
dibanding harga asli, tapi kamu tetap perlu kejelian dalam memilihnya.
Itu dia sejarah dan beragam fakta
tentang Pasar Beringharjo, tampatnya berburu batik dan oleh-oleh khas Jogja.
Semoga bermanfaat ya!
Ngomong-ngomong soal batik nih,
Jogja juga punya pabrik sekaligus distributor tekstil untuk batik, lho. Satu
diantaranya yaitu Bahankaincom yang beralamat di Jln. Wates km 7,4, Balecatur,
Gamping, Sleman. Kami merupakan produsen kain mentah sekaligus distributor
bahan putihan (kain mori) untuk kebutuhan membatik, ecoprint, shibori serta
kebutuhan lain.
Sobat Bahankain butuh bahan kain dengan
kriteria seperti apa? Coba cek di Kategori Produk kami.
Hubungi Customer Service kami untuk info lengkap dan pemesanan.
Atau belanja via marketplace di store Mekar Jaya Tekstil yang tersedia di Shopee dan Tokopedia.