Benang sutra merupakan hasil pemintalan dari serat-serat sutra yang diambil dari serat alam yang berasal dari ulat sutra atau biasa dikenal dengan sebutan bombyx mori. Dalam prosesnya ulat sutra ini akan menghasilkan kepompong yang kemudian dapat diolah menjadi benang-benang sutra. Untuk dapat menghasilkan benang sutra ini membutuhkan jangka waktu sekitar 28 hari. Dimulai dari proses pembibitan telur ulat sutra sampai ke pemintalan. Untuk dapat menjadi helaian benang-benang sutra akan melewati bebebrapa tahapan proses, berikut adalah tahap-tahap pemintalan benang sutra:
Sumber : gaya.tempo.co
Proses pengeringan ini berfungsi untuk mematikan pupa dan mengurangi kadar air yang terdapat pada lapisan sutra dan pupa. Untuk perubahan pupa hingga menjadi ngengat ini membutuhkan waktu kurang lebih sampai 12 hari setelah ulat menjadi kokon. Untuk itu sebelum menjadi ngengat pupa harus dimatikan terlebih dahulu untuk mencegah kerusakan pada kokon. Pengeringan dilakukan dengan teknik penjemuran ataupun pengovenan.
Proses flossing kokon bertujuan untuk menghilangkan cocoon floss (serabut serat) atau lapisan terluar pada kokon dan permukaan kulit kokon. Proses pembersihan ini menggunakan alat yang disebut floss remover. Lapisan luar kokon terdiri dari filamen yang kusut dan terputus menyerupai bulu sehingga perlu dihilangkan guna untuk mencari ujung filamen sehingga dapat terurai pada saat proses reeling.
Dalam proses seleksi kokon ini akan dipilih ukuran yang relatif sama serta kokon yang baik dan kurang baik. Kokon yang tidak sama akan menyebabkan panjang dan tebal benang tidak merata sehingga pada akhirnya akan menghasilkan benang yang kurang baik. Begitu juga dengan bentuk yang terputus-putus yang pada akhirnya membuat kualitas benang menjadi turun. Kokon yang tidak dipergunakan adalah kokon yang berisi ulat yang sudah mati, kokon yang mempunyai ujung yang tipis, kokon yang bernoda, kokon yang mempunyai kulit tipis, kokon yang mempunyai bentuk yang tidak normal yang kemungkinan tertimpa atau tergencet, kokon yang mempunyai serabut, kokon yang berjamur, kokon yang mempunyai kulit yang jarang, dan kokon yang mempunyai bekas frame pada kulitnya.
Tahap selanjutnya adalah perebusan kokon yang bertujuan untuk
melarutkan serisin yang menjadi satu dengan filamen. Bagian luar dari kokon terbentuk
dari serisin sehingga filamen satu dengan filament lainnya yang saling melekat.
Untuk melepaskan serisin tersebut dilakukan dengan cara merebusnya. Dalam
proses perebusan ini nantinya kulit kokon akan mengembang kemudian menjadi
lunak dan filament sutra dapat diurai dan digulung pada hapsel tanpa takut
kusut. Output dari proses perebusan ini akan mempengaruhi mutu dari benang
sutra yang dihasilkan. Semakin banyak benang-benang yang terputus pada saat
proses reeling akan menyebabkan proses perebusan yang terlalu lama, itu akan
mempengaruhi kualitas mutu benang.
Demikian
sebagian dari 12 langkah dari pemintalan benang sutra, untuk proses selanjutnya
akan kita ulas pada artikel berikutnya, semoga informasi ini bermanfaat dan dapat
menambah wawasan anda.
Update stok dan
segala informasi serta berbagai tips seputar dunia tekstil dan bahan kain di Instagram
Bahankain.com.