Kain mori, kira-kira apa yang terlintas dalam benak Sobat Bahankain saat mendengar istilah ini? Kain pembungkus jenazah? Atau kain bahan untuk membatik? Sepertinya kebanyakan orang memang lebih mengenal mori sebagai kain untuk membungkus jenazah dan penuh dengan kesan mistis. Yaa, anggapan ini sebenarnya tidak salah, karena ada jenis kain mori yang memang dibuat khusus untuk kafan atau membungkus mayat.
Namun, ketika Sahabat berselancar
di Internet atau terjun langsung dalam dunia tekstil maka Sahabat akan menemukan
fakta seputar jenis serta kegunaan dan aplikasi kain mori yang sangat beragam. Jadi,
pada dasarnya mori merupakan sebutan untuk kain blacu yang sudah melewati
proses penghilangan kanji dan pemutihan sehingga sering disebut kain putihan.
Dalam dunia tekstil dan batik, kain
mori atau putihan ini memang sangat populer sebagai bahan membatik, eco
printing, jumputan, tie dye dan shibori. Warna putihnya membuat para pengrajin batik
lebih mudah menggambar pola motif dan menorehkan lilin batik diatasnya.
Kain mori terutama mori katun menjadi salah satu kain yang sangat populer dan digemari oleh para pembatik. Sifat bahan katun yang sangat mudah menyerap cairan tentu sangat membantu dalam proses pencantingan. Selain itu, mori katun juga memiliki beragam tingkatan kualitas kain. Hal ini tentu mempermudah pemilihan kain batik sesuai dengan kebutuhan serta biaya produksi.
Misalnya untuk membuat batik cap,
pembatik bisa menggunakan kain mori prima atau mori biru dengan kualitas sedang
dan harga cukup terjangkau. Sedangkan untuk membuat batik tulis, pengrajin
batik bisa memilih kain mori prima atau mori primis yang berkualitas tinggi.
Selain itu, kain putihan ini juga akan menghasilkan warna dan corak yang lebih tajam ketika digunakan untuk membuat kain eco print, jumputan, kain tie dye, shibori. Pada akhirnya, kain batik, ecoprint, jumputan, tie dye maupun shibori ini akan diolah menjadi beragam model pakaian baik untuk atasan, bawahan atau baju terusan (gamis, dress, dll). Kain mori dengan ketebalan yang tipis juga sangat cocok untuk bahan saringan tahu maupun coffee filter.
Baca Juga: |
Ini berlaku untuk jenis kain mori
yang terbuat dari serat alam atau kombinasi serat alam dan serat sintetis ya. Padahal
jika dilihat dari bahan bakunya, jenis kain mori ini sangat beragam, ada mori
katun, katun viscose, rayon, rayon blend, polyester, voal polyester, modal, shantung,
linen rayon, mori TC (Tetoron Cotton) dan mori TR (Tetoron Rayon).
Sedangkan kain mori putihan yang berbahan
dasar serat sintetis lebih sering diaplikasikan untuk bahan kain digital
printing, spanduk, background foto atau layar tancap. Banyak juga yang
menggunakan kain putihan untuk membuat kerajinan tangan, pakaian santai, baju
meditasi, dan lain sebagainya.
Mayoritas kain putihan memang cenderung
tipis, jika ingin membuat baju dari kain mori maka Sahabat harus pandai-pandai memilih
jenis bahan dan ketebalan. Atau kita juga bisa mengakalinya dengan penambahan
kain furing. Salah satu contoh aplikasi kain mori secara langsung adalah
pemilihan mori untuk baju meditasi.
Nah, untuk baju meditasi kita bisa menggunakan salah satu jenis mori yaitu kain linen rayon karena karakteristik kainnya yang lebih tebal dan kuat tetapi tetap breathable, fleksibel dan jatuh. Biasanya meditasi dilakukan di tempat-tempat tenang dan banyak angin seperti di luar ruangan atau satu ruangan yang dekat dengan alam bebas.
Baca Juga: 6 Langkah Proses Pembuatan Kain Dari Bahan Baku Sampai Menjadi Pakaian Siap Pakai |
Desain baju meditasi juga dibuat longgar, entah bagaimana jadinya jika kita memakai baju meditasi yang tipis. Mungkin kefokusan kita akan sangat terganggu karena tiupan angin yang menyentuh badan atau bahkan menerbangkan buasana kita. Baju meditasi dari kain linen ini bisa menjadi pilihan terbaik untuk menikmati kenyamanan dan mendapatkan ketenangan dari proses meditasi itu sendiri.
Kembali ke kain mori ya. Tapi tau
nggak, Sobat, sebenarnya kain mori adalah bahan dasar dari pakaian yang kita gunakan
sehari-hari lho. Kain mori memang tidak bisa langsung digunakan untuk membuat
pakaian karena masih berpotensi mengalami penyusutan (pengurangan ukuran).
Dia harus melalui beragam proses finishing untuk bisa diolah menjadi berbagai
model baju yang ada di pasaran.
Pengolahan kain mori ini dimulai
dari proses penyempurnaan seperti mercerized, sanforized, calendarized dan dyeing
atau printing. Output dari proses dyeing dan printing ini berupa bahan pakaian
yang sering diperjualbelikan di toko-toko kain.
Kain yang sudah dyeing atau printing
akan melewati tahapan-tahapan proses manufaktur garmen baik dalam skala besar
ataupun kecil. Manufaktur garmen diawali dari pembuatan desain dan pola, berlanjut
ke proses cutting pola. Potongan pola tersebut kemudian masuk ke departemen jahit (sewing)
hingga membentuk satu baju yang utuh.
Tak berhenti disitu saja, kain
yang sudah berbentuk pakaian ini selanjutnya harus diproses lagi di bagian trimming
untuk membersihan sisa-sisa benang jahit. Setelah itu barulah baju-baju ini dipacking
dan didistribusikan ke pasaran.
Intinya, kain mori tak hanya digunakan
untuk pakaian mayat atau pembungkus jenazah saja. Tetapi mori juga bahan untuk
baju keseharian kita ya.
Sahabat sedang mencari supplier kain mori berkualitas
untuk bahan baju? BahanKain.com adalah pilihan yang paling tepat. Disini kami tak
hanya menjual kain mori saja lho, tapi ada bahan hilab dan pakaian dengan
beragam pilihan warna.
Mau beli kain mori secara online yang lebih
mudah? Klik DISINI.
Atau belanja kain langsung offline store BahanKain.com di Jalan Wates km 7,4, Balecatur, Gamping, Sleman provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Jangan lupa konfirmasi dulu kedatangan Sahabat pada Customer Service kami yaa.
Spesial untuk Sahabat yang suka belanja ada di Shopee dan Tokopedia, Sahabat bisa kunjungi online store Mekar Jaya tekstil ya. Klik di bawah ini: