Ragam budaya dan kerajinan
tekstil Indonesia memang tak pernah ada habisnya. Salah satunya yaitu produk
kain tenun yang tersebar di 34 provinsi dengan masing-masing ciri khasnya. Hampir
setiap daerah mempunyai sentra pengrajin kain tenun tradisional yang
berkualitas dan bermotif unik. Begitu pula Kabupaten Tanimbar terkenal sebagai
sentra pembuatan kain tenun ikat Tanimbar.
Tenun ikat tanimbar adalah jenis kain tenun khas Maluku atau lebih tepatnya berasal dari Kepulauan Tanimbar. Dinamakan tenun ikat karena helaian benang akan diikat dan dicelupkan ke larutan pewarna alami sebelum ditenun. Proses pertenunannya sediri masih dilakukan secara tradisional menggunakan ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin).
Corak kainnya terlihat cukup
familiar bukan? Kali ini, kita akan mengenal lebih dekat kriya tenun khas
Maluku yaitu kain tenun ikat Tanimbar. Yuk, simak pembahasannya sampai akhir!
Motif dan warna kain tenun ikat
tanimbar ini cukup bervariasi. Kain ini didominasi garis-garis dengan ruang
kosong dan diselingi corak-corak sederhana yang terinspirasi dari keindahan
alam daerah Tanimbar. Mulai dari motif-motif hewan, tumbuhan hingga manusia. Kain
tenun khas Maluku ini tak hanya indah tetapi juga menyimpan filosofi dan makna
kehidupan masyarakat setempat.
Para pengrajin kain tenun di Kabupaten Tanimbar terus berinovasi menciptakan corak dan motif-motif unik pada lembaran kainnya. Hingga saat ini tenun ikat Tanimbar membunyai kurang lebih 47 variasi motif.
Berikut beberapa motif kain tenun ikat tanimbar serta makna yang
terkandung didalammnya:
1. Motif bunga anggrek merupakan motif utama pada
kain tenun ikat Tanimbar yang melambangkan kecantikan, keagungan, dan keuletan.
2. Motif Sair, yaitu berupa bentuk bendera yang
berarti sebuah kemenangan. Motif ini melambangkan semangat masyarakat tanimbar
dalam menjalani kehidupan, menjaga identitas serta membela dan melindungi
wanita.
3. Motif tunis, bentuknya seperti anak panak
tunggal dan kembar. Maknanya adalah masyarakat Tanimbar harus senantiasa
berhati-hati dan selalu sigap mengadapi ancaman. Motif tunis juga melambangkan
kekuatan dan kesiapan mental kaum wanita tanimbar untuk menghadapi tantangan
dan rintangan hidup.
Tak jauh berbeda dengan kain tradisional daerah lainnya, proses pembuatan kain tenun ikat tanimbar masih dilakukan secara tradisional dengan bahan baku benang kapas (cotton). Pewarnaannya pun menggunakan bahan-bahan alami seperti dedaunan dan akar kayu.
Sebelum ditenun, helai-helai
benang dibungkus (diikat) dengan tali plastik sesuai corak atau pola hias yang
diinginkan. Saat dicelup, bagian benang yang diikat ini tidak akan terwarnai.
Dibalik keelokan motifnya, kain
tenun ikat tanimbar rupanya menyimpan fakta-fakta yang sangat unik. Apa saja faktanya?
Simak pembahasannya berikut ini:
1.
Tidak untuk dijual
Awalnya masyrakat Kepulauan Tanimbar membuat kain
tenun ini bukan untuk dijual melainkan sebagai warisan turun temurun.
2.
Dijadikan mas kawin pernikahan
Dahulu kain tenun ikat tanimbar menjadi mas kawin dari
pihak laki-laki pada calon istrinya. Sehingga kain tersebut akan disimpan dan
hanya dijual saat benar-benar membutuhkan uang.
3. Pantangan menenun ketika ada kerabat yang meninggal
Seseorang yang kerabatnya baru saja meninggal tidak
boleh menenun kain Tanimbar. Karena mereka percaya bahwa suara peralatan tenun
tradisional mampu membangkitkan kembali arwah orang tersebut dari liang kubur.
4.
Bisa dipakai oleh siapa saja
Biasanya kain tradisional sangat lekat dengan aturan pemakaian
hanya untuk ‘keluarga berstatus sosial tinggi’ atau ‘orang yang berpangkat’.
Tapi hal ini tidak berlaku pada kain khas Tanimbar. Karena kain ini boleh
dipakai oleh siapa saja entah raja atau rakyat biasa.
Hal ini karena rakyat Tanimbar sangat berpegang teguh
dengan persaudaraan ‘Lebit Lokat’ atau ‘emas untuk semua’. Makna dari sistem
kekerabatan ini yaitu setiap orang mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam
hal apapun.
5.
Cara memakai kain khas Maluku
Kain tenun ikat Tanimbar bisa diaplikasikan menjadi
satu model pakaian atau difungsikan sebagai kain penutup kepala untuk menyambut
kedatangan tamu. Masyarakat Tanimbar juga kerap menggunakan kain ini sebagai
pelengkap busana dalam ritual adat seperti kelahiran, pembuatan rumah,
pernikahan hingga kematian.
6.
Harganya mahal
Selembar kain tenun ikat tanimbar berukuran 150 cm x
56 cm bisa dibanderol dengan harga 600.000 hingga jutaan rupiah tergantung
detail motifnya. Makin rumit tentu harganya makin mahal mengingat lamanya
proses pembuatannya.
Itu harga saat ini ya, dulu harganya jauh lebih mahal
sebab tujuan pembuatannya memang bukan untuk dijual.
7. Menjadi inspirasi motif kain batik
Kesederhanaan motif kain khas Maluku ini turut
menginpirasi para pengrajin batik. Tak heran jika banyak sekali corak baju
batik yang sekilas mirip dengan motif pada kain tenun ikat Tanimbar.
8.
Lambang penghargaan dan mempererat hubungan
sosial
Kain tenun Tanimbar tak hanya erat kaitannya dengan budaya,
adat istiadat, dan kepercayaan yang berkembang di lingkungan setempat. Tapi
kain tenun ini juga berfungsi sebagai simbol penghargaan dan media untuk
memperkuat tali persaudaraan.
Itulah penjelasan singkat dan
fakta menarik tentang kain tenun ikat Tanimbar khas Maluku dengan segala
keunikannya. Sudah cukup mengobati rasa penasaran dan menambah pengetahuan kan?
Semoga bermanfaat ya.
Cari supplier benang tenun
berkualitas? BahanKain.com bisa menjadi alternatif tempat belanja benang Anda untuk
tenun tradisional (ATBM) maupun mesin tenun modern. Ada benang katun 20s, katun
carded, rayon 60/2, rayon 40/2, benang TC warna dan masih banyak lagi.
Cek koleksi benang kami DISINI.
Untuk detail produk, pemesanan dan konsultasi Sahabat bisa langsung menghubungi CS kami dengan cara klik icon whatsapp ya.