Selain angpao dan barongsai, baju
cheongsam menjadi busana yang selalu menghiasi momen perayaaan tahun baru
imlek. Cheongsam atau qipao merupakan jenis pakaian atau kostum tradisional perempuan
China saat memperingati hari-hari besar keagamaan.
Baju cheongsam didesain pas
dengan siluet tubuh pemakainya. Busana ini mempunyai ciri khas berupa bagian kerah
tinggi berpotongan tertutup serta kancing berbentuk unik yang disebut shanghai.
Biasanya cheongsam juga memiliki aksen belahan samping di bagian kaki. Warnanya
merah berhiaskan motif emas atau aksen-aksen khas Negeri Tirai Bambu.
Sampai sekarang, masyarakat Tionghoa
masih terus melestarikan tradisi memakai busana adat cheongsam meski hanya di momen-momen
tertentu saja. Lalu, bagaimana sih asal mula baju cheongsam? Berikut pembahasannya!
1.
Sudah ada sejak abad ke-16
Sejarah baju cheongsam dimulai pada masa pemerintahan Dinasti
Qing, etnis Manchu tepatnya di tahun 1636. Kota Shanghai merupakan tempat kelahiran
busana khas wanita Tionghoa ini.
Ketika itu, penjahit kerajaan membuat busana ala
wanita Tiongkok yang disebut qipao dan changpao untuk pria.
2.
Dahulu bentuknya mirip gamis
Model busana qipao dan changpao jaman dulu dibuat longgar
dengan panjang baju melebihi mata kaki. Bagian lengannya dibuat panjang sampai
batas pergelangan tangan. Sehingga yang terlihat hanya leher, kepala, tangan
dan kaki saja.
3. Asal mula nama Cheongsam
Istilah cheongsam berasal dari bahasa Kanton, Changshan
yang berarti ‘gaun panjang’. Di wilayah Beijing, Cheongsam dikenal sebagai baju
qipao. Cheongsam digunakan untuk menyebut versi modern baju Qipao.
4.
Awalnya menjadi simbol status sosial
Penguasa Manchu Nurhaci menggunakan baju cheongsam
sebagai simbol status sosial seseorang. Hanya wanita bangsawan dan berstrata
tinggi yang diizinkan memakai cheongsam.
Busana tersebut juga menjadi tanda dan pembeda suatu
kelompok seperti klan etnis, perkawinan, darah atau golongan. Mereka mengenakan
cheongsam sebagai pakaian sehari-hari atau saat menghadiri acara-acara
tertentu.
5.
Sempat menghilang dan tak boleh digunakan
Popularitas baju Cheongsam sempat menurun saat kawasan Tiongkok dikuasai oleh komunis. Cheongsam sampai menghilang dari keseharian masyarakat Tionghoa karena kebijakan mereka.
Bahkan para komunis melakukan patroli di jalan-jalan kota
Shanghai untuk memastikan tidak ada yang memakai busana qipao. Sebagai penganut
ideologi egaliter, Komunis memaksa perempuan disana menggunakan busana pria berupa
jaket dan celana panjang.
6.
Perubahan Desain Cheongsam
Tahun 1920 menjadi awal mula penggunaan cheongsam oleh perempuan di seluruh daratan China tanpa memandang strata sosial. Desainnya pun mulai berubah karena pengaruh budaya Barat yang menonjolkan sisi feminim wanita perkotaan.
Bentuk gaun ini menjadi press body dilengkapi
belahan tinggi yang mengekspos bagian kaki sampai paha. Lengan cheongsam modern
juga hanya sebatas ketiak atau 10-15 cm dari ujung bahu.
7.
Identik dengan warna merah
Bicara soal warna merah, budaya China selalu dekat dengan warna merah dan emas. Hal tersebut karena warga Tionghoa meyakini bahwa warna api ini akan mendatangkan keberuntungan, kebahagiaan, dan kesuksesan.
Akan tetapi, kini warna cheongsam sangat bervariasi
sehingga bisa dipilih sesuai selera si pemakai.
8.
Makna Motif pada baju Cheongsam
Modifikasi desain cheongsam tak semerta-merta mengubah seluruh komponennya. Ada beberapa aspek tetap dipertahankan seperti model kerah, kancing, warna dan ornamen motif. Jenis bunga yang selalu dipakai sebagai aksen hias pada Cheongsam antara lain bunga peoni, Teratai dan krisan. Ada juga motif ikan, burung dan naga.
·
Peoni yang merupakan bunga nasional China dipercaya
sebagai lambang kesejahteraan dan kekayaan
·
Dalam tradisi China, motif bunga teratai bermakna
pengorbanan yang suci
·
Motif bunga krisan menjadi simbol umur panjang
·
Motif ikan pada baju cheongsam mengandung arti
kesejahteraan
·
Motif naga merepresentasikan kekuatan dan keberuntungan
·
Sedangkan motif burung menggambarkan kecantikan,
kemurnian, dan status berkelas
9.
Variasi kancingnya beragam
Cheongsam identik dengan kerah tinggi dan aksen kancing yang menghiasi bagian kanan atau tengah leher. Dalam bahasa Mandarin, kancing di dasar kerah cheongsam disebut pankou.
Bentuk kancing cheongsam tampak unik dan sangat khas. Jenis
pankou sendiri terbagi menjadi tiga yakni:
·
Kancing lurus (the straight pankou)
·
Kancing Bunga sederhana (simple floral pankou)
·
Kancing rumit (the elobarate pankou).
Diantara
ketiga jenis kancing di atas, simple floral dan elobarate pankou lah yang paling
banyak diaplikasikan sebagai ornamen dekoratif cheongsam.
10.
Bahan baju cheongsam
Jenis kain yang digunakan untuk membuat baju cheongsam
cukup beragam. Ada kain satin, katun hingga sutra.
Itulah pembahasan singkat mengenai
cheongsam, baju adat perempuan China serta bergam fakta uniknya. Cheongsam menjadi
busana andalan tatkala merayakan tahun baru imlek serta acara-acara tertentu.