Nilon dan poliester sama-sama termasuk golongan serat sintetis, yaitu jenis material yang tidak tersedia di alam sehingga harus dibuat lebih dulu oleh manusia. Meski demikian, dua jenis serat ini memiliki perbedaan signifikan dalam berbagai aspek.
Setidaknya ada 7 faktor penting yang membedakan kain nilon dan polyester. Simak ulasan lengkapnya berikut ini ya!
Poliester adalah salah satu jenis kain yang paling awet. Hal itu karena serat polyester tidak terurai secara alami dan bisa 'hidup' hingga 100 tahun bahkan lebih. Peneliti mengatakan bahwa lebih dari enam puluh persen kain di toko saat ini mengandung serat poliester.
Keserbagunaan tersebut mendorong
produksi serat polyester secara massal di seluruh penjuru dunia. Dengan
beragam tingkatan kualitas, menjadikannya sebagai pilihan teratas dalam
industri pembuatan pakaian maupun perabotan rumah tangga.
Sedangkan nylon adalah serat
buatan manusia yang berbahan dasar petrokimia dalam proses polimerisasi polimerisasi. Serat
tersebut dibuat ketika molekul asam diamina dan asam dikarboksilat bereaksi.
Struktur kimia nilon sangat mirip
dengan sutra dan sempat digadang-gadang sebagai alternatif pengganti sutra. Nilon
digunakan untuk membuat barang sehari-hari seperti payung, stoking, dan bulu
sikat gigi.
1.
Sifat Fisik
Perbedaan pertama antara serat nilon dan polyester adalah sifat fisiknya. Nilon adalah serat yang lebih kuat dan lebih tahan lama dibandingkan polyester. Serat nilon memiliki kekuatan tarik yang tinggi, sehingga sering digunakan dalam pembuatan produk yang membutuhkan ketahanan, seperti tali dan tali webbing.
Di sisi lain,
polyester memiliki kekuatan tarik yang lebih rendah, namun serat ini lebih
ringan dan lebih lentur. Oleh karena itu, serat polyester sering digunakan
dalam pembuatan pakaian dan kain yang nyaman dipakai.
2.
Ketahanan air
Tingkat
retensi kelembaban nilon sepuluh kali lebih tinggi daripada poliester. Hal itu
karena moisture regain polyester hanya sebesar 0,4%, sedangkan moisture
regain kain nilon sebanyak 4%. Artinya poliester lebih tahan air daripada
nilon. Biasanya kedua kain diberi bahan kimia khusus untuk mengurangi angka
tersebut.
Beberapa orang
berpendapat bahwa nilon lebih tahan air. Kemungkinan besar karena kain
nilon diberi bahan kimia untuk meningkatkan ketahanan airnya. Nilon juga
menyerap lebih banyak cairan sehingga butuh waktu lebih lama untuk mengering daripada
poliester.
3.
Keawetan Warna
Kain nilon
tidak mampu mempertahankan zat pewarna sebaik poliester. Kalaupun sudah
berhasil terserap maka warnanya akan lebih cepat memudar saat terkena sinar
matahari. Daya serap tersebut membuat warna kain nilon cenderung lebih
cerah dan tahan lama. Sayangnya, sinar matahari dan bahan kimia bisa
mempercepat kerusakan zat warna nilon.
Di sisi lain, memiliki
daya serap polyester terhadap zat warna memang lebih rendah. Warna kain
polyester lebih tahan terhadap sinar matahari dan bahan kimia. Itulah kenapa baju
polyester cenderung lebih awet dan tetap cerah meskipun telah digunakan dalam
jangka waktu lama.
4.
Mana Yang Lebih Dingin?
Nilon biasanya menempel saat dikenakan sehingga menciptakan sebuah perisai panas di sekitar tubuh. Perisai itu mencegah masuknya udara dingin ke kulit sekaligus memerangkap panas dan keringat yang keluar dari tubuh. Busana dari kain nilon paling baik dipakai di luar rumah tepatnya saat cuaca sedang dingin.
Sedangkan sifat
kain polyester lebih sejuk dan nyaman karena mendukung kelancaran sirkulasi
udara sehingga tubuh terhindar dari rasa panas. Dengan kata lain, polyester
lebih sejuk dibandingkan nilon. Sesuai prinsip kain bahwa makin dekat kain
dengan tubuh Anda, semakin besar pula kemungkinan hawa panas yang terperangkap
dalam kulit.
5.
Daya Tahan
Agak sulit
untuk meyakinkan serat mana yang lebih tahan lama. Namun ketahanan abrasi minyak
dan zat kimia kain nilon lebih baik daripada poliester. Di sisi lain,
poliester dikenal sebagai bahan yang tidak mudah menyusut dan cukup tahan abrasi.
Karpet nilon juga
lebih tahan lama dibandingkan karpet berbahan poliester. Kekuatan serta
daya regangnya pun cukup baik. Oleh karena itu, produk berbahan dasar nilon
akan bertahan lebih lama karena kelenturannya. Kekuatan dan daya tahan
nilon menjadikannya pilihan umum untuk membuat tali.
6.
Biaya Produksi
Biaya
pembuatan nilon yang sangat tinggi membuat harga kainnya lebih mahal dari
poliester. Polimer sintetik poliester lebih murah, sebanding dengan
kualitasnya. Jadi, jangan kaget jika melihat selisih harga jaket polyester dan
jaket nylon di mall.
Ketika Anda
mempertimbangkan kualitas, waktu, dan energi yang dihabiskan untuk membuat
nilon, mudah dipahami mengapa seratnya lebih mahal. Tapi ini bukan
keseluruhan cerita. Alasan lain mengapa nilon mahal adalah waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan produksi. Selain itu, bahan yang dibutuhkan
sulit didapat. Konon, poliester memenangkan babak ini.
7.
Daya Serap Air
Perbedaan lain
antara serat nilon dan polyester adalah kemampuan mereka dalam menyerap air.
Nilon bersifat hidrofilik, yang berarti serat ini memiliki daya serap air yang
tinggi. Oleh karena itu, kain nilon cenderung lebih cepat basah dan lambat
kering.
Sebaliknya, polyester
adalah serat yang hydrophobic alias tidak mudah menyerap air. Sehingga kain
polyester cenderung lebih cepat kering dan tidak akan membuat pemakainya merasa
lembab.