Penambahan material pelapis atau interfacing
pada busana bertujuan memperkuat struktur kain agar memiliki bentuk tertentu. Biasanya
diaplikasikan pada kerah, lubang kacing, ban pinggang, manset lengan dan
sisi-sisi lain yang membutuhkan stabilitas untuk membentuk siluetnya
Secara garis besar, ada dua jenis interfacing yaitu fusible interfacing (mempunyai lem perekat) dan non-fusible interfacing (tanpa perekat).
Dimana keduanya memiliki
kekurangan serta kelebihan masing-masing. Berikut ulasannya:
1.
Fusible interfacing
Kelebihan:
·
Cepat dan mudah diaplikasikan
·
Cocok untuk hampir semua jenis kain rajut maupun
tenun
Kekurangan:
·
Membuat tampilan kain menjadi lebih kaku
·
Timbul ‘gelembung' jika lemnya mulai terlepas
·
Bisa merusak kain yang sensitive terhadap panas
·
Tidak cocok untuk kain dengan tenunan longgar
·
Jika terlanjut salah, akan sulit diperbaiki
· Merusak bahan-bahan bertekstur unik seperti kain plisket, crepe atau crinkle
Baca Juga:
2.
Non-fusible interfacing
Kelebihan:
·
Tidak merubah tampilan alami kain
·
Cocok untuk kain sintetis, kain bertenunan longgar
dan kain bertekstur
· Mudah dilepas dan dipasang kembali jika terjadi kesalahan
Kekurangan:
·
Kurang cocok untuk kain rajut
·
Proses pemasangannya lebih lama
·
Memunculkan celah dan tampak tidak rapi kalau ukurannya
tidak sesuai
Dengan karakter berbeda tentu
cara memasangnya juga tidak sama. Simak langkah-langkah berikut ini ya!
Interfacing berperekat lebih mudah dipasang karena hanya membutuhkan panas setrika. Caranya dengan memotong interfacing sesuai pola tapi ukurannya sedikit lebih kecil dari pola kain utama tanpa penambahan kampuh. Tujuannya agar jahitan busana bisa fleksibel dan tidak kaku, apalagi jika busana tersebut tidak diberi tambahan lining.
Ada pula penjahit yang memotong interfacing
sama persis dengan ukuran kain utama (seperti pada pembuatan tas). Setelah itu,
barulah pelapis tersebut direkatkan pada kain menggunakan setrika. Meski
terlihat mudah, tapi ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
1.
Persiapkan alat dan bahan:
·
Potongan pola kain yang akan dilapisi interfacing
·
Interfacing berperekat dipotong sedikit
lebih kecil dari potongan pola kain (sekitar 1/4 inci dari tepi potongan)
·
Setrika
·
Kain katun tipis
·
Botol semprot berisi air biasa
2.
Saat hendak menyetrika, pastikan posisinya benar.
Yaitu permukaan berperekat pada interfacing menghadap ke kain utama. Bagian
yang memiliki lem akan tampak sedikit mengkilap dan terasa sedikit lengket saat
disentuh.
3.
Agar lebih aman, kamu bisa menggunakan kain katun tipis untuk melapisi sisi yang salah (tidak berlapis lem).
4.
Semprotkan air di permukaan kain press secukupnya.
Langkah ini optional ya.
5.
Tekan setrika yang sudah pasa secara perlahan dan
tunggu selama 10-15 detik.
6.
Terakhir, dinginkan kain yang sudah dipasangi interfacing
tersebut kurang lebih 20 menit.
Tak seperti interfacing berperekat, non-fusible interfacing tidak mempunyai sisi perekat sehingga pemasangannya hanya dengan cara dijahit ke kain. Bentuk dan ukurannya pun harus sama persis dengan potongan kain. Sisa bagian interfacing dipotong setelah ia terpasang secara sempurna.
Simak cara memasang interfacing
tanpa perekat berikut ini:
1.
Pertama-tama, potong pelapis antarmuka sesuai
pola bagian busana.
2.
Pasangkan dengan kain utama dengan cara
menyematkan beberapa jarum pentul. Ingat, gunakan jarum sesedikit mungkin agar interfacing
tidak mudah terdistorsi.
3. Jahit jelujur agar interfacing tetap pada posisinya lalu lepaskan jarum satu per satu.
4. Jahit antarmuka ke kain seperti jahitan lurus biasa. Gunakan kelonggaran jahitan yang lebih pendek sehingga interfacing bisa menempel sempurna.
5.
Terakhir, gunting dan rapikan interfacing
sedekat mungkin dengan garis jahitan agar memberikan kesan halus pada kain.
Ingatlah bahwa antarmuka non-fusible
berbeda dengan fusible. Karena pada saat memasang fusible interfacing,
bagian tepinya dipangkas sebelum pemasangan. Sedangkan sisa bagian pinggir
non-fusible interfacing dipotong setelah memasangnya.