Industri
pakaian menjadi salah satu sektor bisnis yang sangat menjanjikan karena
permintaan produk selalu ada. Dua diantaranya yaitu perusahaan garmen dan
konveksi.
Jika
membahas perihal dua istilah tersebut, yang terbayangkan pasti sebuah
perusahaan memproduksi pakaian. Akar kata garmen sendiri berasal dari bahasa
inggris “garment” yang berarti
pakaian jadi. Meski demikian, produk industri garmen bukan sekedar pakaian jadi
tapi juga barang-barang lain berbahan dasar tekstil yang dibuat secara massal.
Sebenarnya,
komoditas barang yang dihasilkan oleh perusahaan konveksi tak jauh berbeda
dengan garmen. Hanya saja jumlah dan minimal ordernya jauh lebih sedikit.
Pada prinsipnya, garmen adalah industri pembuatan produk pakaian jadi yang memiliki sistem manajemen lebih baik. Mereka memproduksi busana secara massal untuk diperjualbelikan di toko-toko. Jumlah pekerja perusahaan garmen pun mencapai ribuan hingga belasan ribu. Industri ini juga mempunyai dua ciri utama yaitu adanya permisahan manajemen produksi dan hanya berfokus pada satu item produk saja.
Sumber: https://greengarment.id/
Sedangkan
konveksi adalah perusahaan yang memproduksi pakaian di bawah kendali perorangan
karena jumlah tenaga kerja serta peralatannya relatif sedikit. Skala pesanannya
juga masih di bawah 500 buah. Perusahaan ini hanya membuat produk berdasarkan pesanan
yang datang. Mereka tidak memproduksi barang secara khusus untuk dijual di toko
seperti halnya industri garmen.
Dari
penjelasan tersebut, perbedaan garmen dan konveksi dapat dilihat dari beberapa
aspek, seperti:
1. Kepemilikan
usaha
Perbedaan pertama
adalah mengenai kepemilikan bisnis. Konveksi hanya dimiliki dan dikelola oleh
satu orang, hanya menerima pesanan berskala kecil hingga menengah. Meski
terdapat pro dan kontra, bisnis konveksi memberi lebih sedikit birokrasi atau
kebingungan karena hanya satu orang yang memberi perintah. Namun di satu sisi
pasti akan sulit untuk mengelola kelompok besar dan membuat pilihan dalam
situasi berisiko.
Di sisi lain, pengelolaan
garmen ada di tangan manajer yang terorganisir dengan baik. Nilai positifnya,
pembagian kerja tidak terkonsentrasi pada satu individu, sehingga mengurangi
kemungkinan kesalahan. Namun karena ada banyak orang yang bertanggung jawab,
birokrasi juga akan rumit.
2. Pemisahan
manajemen produksi
Salah satu karakter paling
mencolok yang dimiliki pabrik garmen adalah pemisahan di semua alur pokok proses
menjahit, memotong hingga pemasangan komponen. Ratusan bahkan ribuan pekerja pabrik
pakaian lengkap dengan beragam beralatan seperti mesin jahit, obras maupun
pisau. Setiap proses dilakukan secara teratur dan sangat detail untuk
menghasilkan produk berkualitas tinggi.
Lain halnya dengan
perusahaan konveksi, dimana pemiliknya secara khusus mempekerjakan beberapa
orang untuk membuat produk jadi dan siap dipasarkan.
3. Pengambilan
keputusan
Dalam kaitannya
dengan pengambilan keputusan, konveksi terbilang lebih mudah karena hanya satu
orang yang akan memerintah. Tidak perlu diskusi panjang dan lama. Keputusan
bisa diambil dengan cepat.
Namun, pengambilan
keputusan ini akan sulit dilakukan manakala kondisinya memerlukan risiko besar.
Dan ini merupakan kelemahan konveksi, di mana dibutuhkan pandangan atau opini
dari orang lain supaya keputusannya benar dan tidak terlalu berisiko.
4. Fokus
pada satu item produk
Ciri khas garmen
yang biasanya hanya ingin memfokuskan pada satu produk, karena ada hampir
ribuan produksi pada garmen, yang membuat banyak produk menjadi sulit. Hal ini juga dipengaruhi oleh permintaan
pasar mereka yang sangat besar dan berasal dari mall, department store atau
took grosir, dan juga merupakan bagian dari branding perusahaan clothing.
5.
Minimal order
Seperti
pembahasan sebelumnya, konveksi memiliki minimum order sedikit, yaitu puluhan
bahkan satuan. Biasanya, kamu bisa memesan mulai dari 12 buah kaos di
perusahaan konveksi. Dengan kualitas produk yang baik tanpa batas minimal
pemesanan, konveksi menjadi satu unit menguntungkan. Industri ini selalu jadi
tujuan perorangan, organisasi, komunitas, atau lembaga tertentu yang membutuhkan
seragam dalam jumlah kurang dari 500 pcs.
Beda
dengan pabrik garmen dimana mereka hanya melayani pesanan dalam jumlah besar,
bisa puluhan hingga ratusan ribu pcs. Mengingat kualitas produknya jauh lebih
tinggi dan tentu masuk akal jika minimal pemesanannya tak sedikit. Jenis
pesanannya pun beragam, bisa berupa seragam, pakaian, celana, baju, atau produk
tekstil lain.
6.
Jumlah karyawan dan gaji
Perbedaan
selanjutnya terlihat pada jumlah karyawannya. Jumlah pegawai pabrik garmen
mencapai belasan hingga ratusan ribu orang. Sedangkan pabrik konveksi umumnya
hanya mempekerjakan 10 atau maksimal 50 orang. Merkelah yang nantinya akan
menyelesaikan tugas menjahit baju, tas, atau produk lain sesuai request pelanggan.
Perihal
gaji, keduanya juga berbeda. Selama ini garmen terkenal dengan upah lumayan
tinggi karena sudah berbentuk badan usaha. Bayaran pekerja konveksi disesuaikan
dengan kemampuan pemilik atau kinerja pegawainya. Ada pula konveksi yang
sistemnya meminjamkan mesin pada pegawai untuk menjahit di rumah mereka. Lalu hitungan
upahnya sesuai jumlah produk yang dihasilkan.
7.
Peralatan produksi
Peralatan
yang dipergunakan oleh industri garmen dan konveksi juga terdapat perbedaan.
Mengingat skala produksinya sangat besar, alat-alat di pabrik garmen jauh lebih
banyak dan canggih.
Tapi,
di dalam konveksi ada beberapa tahapan masih dilakukan secara manual. Hal itu
karena pemakaian mesin dan pembuatan produk
handmade akan mempengaruhi kualitas produk. Asal bisa bekerja sama dengan
konveksi terbaik yang punya tim quality
control, sehingga kualitasnya dapat dipertanggungjawabkan.
8.
Target pasar
Pabrik
konveksi umumnya lebih menargetkan komunitas, organisasi, serta usaha kecil dan
menengah. Hal itu dikarenakan kelompok ini lebih mementingkan harga, tidak
terlalu peduli dengan kualitas atau konsistensi produk. Sektor ini tak mungkin menerima
ribuan pesanan sekaligus. Proses produksinya pun memakan waktu lama.
Lain
halnya dengan industri garmen yang dalam sekali prosesnya bisa menghasilkan
belasan hingga puluhan ribu produk. Dan mereka hanya melayani pesanan sesama
perusahaan.
Dari
penjelasan di atas, kita bisa menarik satu garis merah bahwa perbedaan utama
antara industri garmen dan konveksi adalah kapasitas produksinya. Sekarang udah
bisa ngebedain kan? Semoga bermanfaat ya!