Bahankain.com - Pada dasarnya, terdapat beragam jenis kain yang ada di pasaran, ternyata semua bahan yang ada itu mempunyai konstruksi kain yang berbeda-beda. Nah kali ini akan membahas apa itu konstruksi kain dan apa saja yang membedakan konstruksi kain yang satu dengan yang lainnya.
Konstruksi kain merupakan identitas kain yang digunakan dalam dunia tekstil. Dalam menentukan standar konstruksi kain, terdapat unsur-unsur yang meliputi jenis anyamannya, nomor benang yang digunakan, kerapatan lusi dan pakan dalam satu inch kain.
Contoh Kontruksi Kain
Salah satu contoh kain dengan spesifikasi woven twill 2/1 CD20xCD30/ 108x56, 58”.
Dari sepesifikasi diatas, woven twill 2/1 menunjukan jenis kain dan anyaman yaitu kain tenun dengan jenis anyaman twill 2/1. Kode CD20xCD30 menunjukan jenis benang yang digunakan benang lusi yang digunakan adalah benang katun carded 20s sedangkan benang pakan katun carded 30s. Kode 108x56 menunjukan kerapatan anyaman, per inch terdapat 108 helai benang lusi, 56 helai benang pakan. Yang terakhir menunjukan lebar kain yaitu 58 inch.
Untuk lebih jelasnya tentang item-item yang ada pada kontruksi kain akan kita ulas satu-persatu secara detail dan lengkap.
Anyaman
Hasil tenunan kain terbentuk oleh persilangan antara benang lusi dan benang pakan. Dalam hal ini akan terjadi dua kemungkinan titik persilangan antara benang lusi berada diatas benang pakan atau sebaliknya. Benang lusi merupakan benang yang disusun secara vertikal, sedangakan benang pakan disusun secara horizontal. Biasanya benang lusi dibuat lebih kasar dan kuat dibandingkan dengan benang pakan agar bisa menahan tarikan serta sentakan ketika direntangkan pada alat tenun.
Dalam proses anyaman dikenal dengan istilah repeat anyaman yang berarti jumlah minimal pengulangan benang lusi dan pakan. Jumlah pengulangan anyaman pada setiap jenis anyaman berbeda-beda.
Berdasarkan konstruksi bentuk tenunan yang biasa dipakai untuk pembuatan bahan kain, secara garis besar dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu anyaman polos, anyaman silang kepar, dan anyaman silang satin. Ketiga jenis tenunan tersebut memiliki karakteristik yang berbeda-beda.
Anyaman ini merupakan anyaman yang paling sederhana dibandingkan dengan jenis anyaman lainnya. Prinsip pada anyaman polos adalah benang pakan saling menyilang dengan benang lusi secara berulang dan terus menerus.
Jenis kain yang ditenun dengan konstruksi anyaman polos adalah kain blacu, kain mori, kain voile dan kain organdi.
Jika diamati secara detail, anyaman keper ini memiliki garis yang miring pada kain dan akan terlihat alurnya arah serong ke kiri atau ke kanan. Prinsip pada anyaman keeper ini adalah benang pakan pada tenunan melintas dua atau lebih benang lusi, sehingga menghasilkan pola diagonal. Pada barisan berikutnya posisi benang pakan akan berpindah satu benang lusi ke kanan atau ke kiri.
Kain yang dibuat dengan tenunan keeper terlihat lebih lembut karena benangnya masih bisa bergerak. Berikut beberapa jenis kain yang ditenun dengan konstruksi anyaman keper adalah kain drill, kain twill, dan kain denim.
Tenunan dengan anyaman satin memiliki ciri khas berkilau dan lebih lembut karena sedikitnya jumlah silangan pada satin menyebabkan benang berimpit satu sama lain.
Jenis-jenis kain yang ditenun dengan konstruksi silang satin adalah kain satin, kain pique dan kain satinet.
Penomoran Benang
Supaya semua proses pembuatan kain bisa dihitung dan direncanakan secara pasti, maka perlu menentukan sistem penomoran pada benang. Untuk menyatakan kehalusan benang bisanya dibuat dengan perbandingan antara panjang dengan beratnya. Semakin besar angkanya maka diameter dari benang tersebut semakin kecil. Dan sebaliknya, semakin kecil nomor benangnya maka diameter benang tersebut semakin besar. Hal ini juga sangat berpengaruh pada kualitas kain dan membedakan konstruksi kain tersebut.
Tetal Benang
Tetal benang merupakan jumlah helai benang lusi atau pakan untuk suatu panjang tertentu dari kain, untuk benang lusi kearah lebar dan benang pakan kearah panjang. Tetal benang ini termasuk kerapatan dari benang lusi dan benang pakan. Jumlah helai benang dihitung setiap satu inch kain. Jumlah helai benang tersebut juga termasuk unsur dalam perbedaan konstruksi kain.
Lebar Kain
Lebar kain inilah sangat berpengaruh terhadap konstruksi kain karena menentukan kemampuan mesin tenun yang akan digunakan. Mesin tenun dapat digunakan untuk membuat kain sesuai konstruksi apabila lebar sisir lebih besar dibandingkan lebar kain.
Nah sekilas tentang konstruksi kain dan unsur-unsur konstruksi kain yang membedakan kain satu dengan yang lainnya. Setalah tau unsur-unsur konstruksi kain, ternyata terdapat berbagai macam jenis kain.