Siapa nih yang hobinya tidur sambil memeluk guling? Saking terbiasanya sampai-sampai ada yang susah tidur
kalau nggak memeluk sesuatu. Guling alias bantal panjang berbentuk oval ini pun
jadi solusi terbaik bagi mereka yang sedang jauh dari pasangan.
Yups, guling bukanlah benda asing bagi masyarakat Indonesia. Fungsinya pun bukan sekedar teman tidur tapi juga memberikan berbagai manfaat yang menjanjikan. Meski begitu, tak banyak yang tahu bahwa guling alias bolster ini ternyata menyimpan beragam fakta unik.
Apa sajakah itu? Berikut ulasannya
1.
Sudah jadi tradisi sejak abad ke-18
Sebenarnya tradisi menggunakan guling sebagai teman tidur sudah ada sejak awal abad ke-18 masehi. Perkembangannya hampir merata di wilayah Asia, bahkan tiap negara mempunyai julukan berbeda.
Orang vietnam menyebutnya goi om artiknya
pelukan bantal. Di Malaysia, guling disebut bantal peluk. Sedangkan masyarakat
Thailand mengenalnya sebagai monkhang, ‘mon’ berarti bantal dan
‘khang’ berarti sebelah.
2.
Awalnya disebut dutch wife
Penggunaan guling tercetus ketika tentara Belanda
datang ke Indonesia tanpa membawa pasangan. Untuk memenuhi kebutuhan biologis,
mereka memilih wanita simpanan atau menyewa pekerja seks komersial. Meski demikian, sebagian tentara tak mau
menghabiskan uang demi hasrat mereka.
Dari situ, muncullah ide untuk menggunakan guling
sebagai pengganti istri dan diberi nama dutch wife alias istri orang Belanda.
Sebutan tersebut dicetuskan oleh Thomas Stanford Raffles, Letnan Gubernur
Jenderal Inggris. Namun, sebutan dutch wife seringkali
digunakan sebagai ejekan dari tentara Inggris yang tidak menyukai Belanda.
Encyclopedia of World and Phrase Origins karya Robert Hendrickson pun mengungkap bahwa orang Belanda merasa tersinggung karena hal tersebut. Sejak saat itu, pemerintah Belanda memutuskan untuk menggantikan kata "Dutch" dengan "Netherlands" sebagai sebutan negara mereka.
Baca Juga:
Wow, Ternyata Ini 7 Manfaat Tidur Sambil Memeluk Guling!
3.
Guling sebagai identitas bangsa Indonesia
Guling menjadi identitas bangsa? Ya, presiden pertama Indonesia Ir. Soekarno pernah mengklaim bahwa guling merupakan identitas bangsa Indoensia.
‘Manusia Indonesia hidup dengan getaran perasaan.
Kamilah satu-satunya bangsa di dunia yang memiliki sejenis bantal untuk sekedar
dirangkul. Setiap tempat tidur orang Indonesia memiliki sebuah bental kecil
berbentuk bulat panjang bernama guling. Kegunaan guling hanya dirangkul
sepanjang malam’.
4.
Dulu guling tidak empuk
Pada awal perkembangannya atau sekitar abad ke-18
Masehi, guling masih berupa anyaman rotan berbentuk oval yang memanjang. Meski
beberapa daerah sudah ada yang menggunakan bahan kapas, kapu dan bulu angsa
sebagai isiannya. Namun orang-orang belanda kala itu justru lebih suka guling
rotan.
Kini guling tak hanya berfungsi sebagai teman peluk
tetapi juga sandaran saat tidur. Sehingga guling empuk lebih diminati. Hal itu
membuat guling rotan menghilang dari peredaran sejak berabad-abad lalu
5.
Ukuran dan bentuknya beragam
Kamu kira bentuk guling hanya begitu-begitu saja? Oval
dan memanjang seperti tabung? Padahal faktanya tidak begitu lho.
Kebutuhan penyangga tubuh yang lebih nyaman membuat
bentuk guling kian bervariasi. Salah satunya ialah guling berbentuk U.
Sisi kanan dan kirinya seperti guling-guling pada
umumnya tetapi bentuk bagian sambungannya lebih pipih, empuk dan kadang lebih
tinggi.
6. Orang
barat tidak mengenal guling
Meski dipopulerkan pada zaman
penjajahan Belanda, nyatanya orang barat tak terbiasa tidur berteman guling
lho. Dalam bahasa inggris ada satu istilah bolster yang merujuk pada bantal
panjang pelengkap aksesoris tidur.
Di China, bantal guling disebut
dengan zhufuren, di Korea dijuluki jukbuin, sedangkan masyarakat
Jepang menyebutnya chikufujin. Jika guling di Indonesia identiknya berisi
kapuk, zhufuren, jukbuin, dan chikufujin justru
terbuat dari anyaman bambu panjang yang berongga tanpa isian. Meski teksturnya
keras, tapi ia dipercaya mampu memperlancar aliran darah dan menyerap keringat pada
kaki.
7. Bahan
isiannya makin empuk
Dengan mempertimbangkan kenyamanan, produksi
guling terus berkembang dan makin empuk. Bahannya kian bervariasi seperti dacron,
busa, memory foam, microfiber, nanofiber dan masih banyak lagi. Guling juga
dijahit menggunaan teknik jahit modern sehingga menghasilkan guling bermutu
tinggi.
Itu dia
fakta-fakta unik perihal bantal guling alias bolster. Terlepas dari
fungsinya sebagai "teman tidur" mayoritas bagi orang Indonesia, keberadaan
guling bisa menambah estetika ruangan. Kalau Sobat Bahankain bisa tidur tanpa
bantal guling gak, nih?
Nah, jika Sobat
Bahankain sedang mencari bantal guling, Bahankaincom bisa menjadi alternatif terbaik.
Kami menyediakan beragam perlengkapan tidur serta kebutuhan home textile lainnya
dari bahan-bahan berkualitas.
Silahkan cek Koleksi Produk kami lalu hubungi Customer Service kami untuk info detail, pemesanan produk atau konsultasi.