Flocking salah satu teknik sablon
atau cetak pola yang memberikan efek timbul dan kesan mewah. Mekanisme ini
kerap digunakan untuk menyablon jersey sepak bola maupun kaos distro.
Sablon flocking disebut juga velvet printing atau pencetakan beludru
karena menghasilkan sebuah detail menonjol mirip tumpukan kain beludru. Proses
pengerjaan sablon ini membutuhkan lem khusus yang berfungsi merekatkan material
flock pada kaos.
Yuk, mengenal lebih dekat tengang
teknik flocking dan mekanisme pembuatannya!
Secara sederhana, flocking dapat
diartikan sebagai metode sablon yang memanfaatkan serat mirip bludru untuk
menciptakan efek tertentu pada kaos. Sablon flocking menghasilkan desain yang bervolume,
terlihat menonjol serta terasa lembut ketika disentuh.
Menurut sejarahnya, flock sudah
digunakan dalam mekanisme sablom di Amerika sejak pertengahan abad ke-20.
Sablon ini sering dipakai untuk mencetak nomor punggung pada seragam tim
olahraga lokal. Flocking dipilih karena mudah dikenali dan terlihat jelas meski
dilihat dari kejauhan.
Proses pencetakan flock (flock
printing) melibatkan penggunaan bahan perekat khusus dan serat monofilament berukuran
pendek. Istilah ‘flock’ sendiri merujuk pada material bertekstur halus dalam
bentuk serbuk, lembaran maupun sticker. Umumnya terbuat dari pemrosesan serat
nilon, rayon atau polyester yang langsung diaplikasikan pada kaos.
Awalnya, flock memanfaatkan serat-serat
pendek berukuran sekitar 1 mm yang didapat dari gudang tenun. Namun karena
pemanfaatannya kian meluas, kini material tersebut diperoleh dengan cara memotong
serat alami atau buatan, seperti katun, rayon, nilon, dan poliester.
·
Katun yang digiling memiliki keuntungan karena
biayanya paling rendah dan paling lembut, tetapi memiliki ketahanan abrasi dan
keausan paling sedikit.
·
Rayon sedikit lebih baik dalam ketahanan aus dan
nilon adalah yang terbaik. Untuk flock yang dipotong, rayon adalah yang paling
murah dengan ketahanan aus paling sedikit.
·
Nilon yang dipotong adalah jenis flock terbaik
dan menghasilkan rasa yang enak, tetapi juga yang paling mahal.
·
Poliester yang dipotong pada dasarnya digunakan
untuk aplikasi industri seperti segel jendela mobil, kotak sarung tangan, dan
atap.
Dlihat dari proses pembuatannya, flock
dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
·
Flock giling dari katun atau limbah tekstil
sintetis, karena digiling panjangnya menjadi tidak seragam.
·
Flock potong yang hanya diproduksi dari serat sintetis
filament berkualitas yang bisa diperoleh panjang 0,3-5mm
Setelah pemotongan, flock perlu dibersihkan
dari minyak yang terkumpul selama pemrosesan. Serat-serat tersebut diwarnai dan
diolah secara kimia agar dapat menerima muatan listrik selama proses flocking. Kemudian,
serat dikeringkan lewat mekanisme pemutaran, lalu dimasukkan ke dalam oven hingga
kadar air tertentu.
Sablon flocking semakin diminati
karena memiliki berbagai keuntungan. Beberapa diantaranya, yaitu:
1.
Tampilan elegan dan berkelas
Cetak desain terlihat lebih elegan karena efek timbul
pada permukaan kaos dan tekstur beludru yang lembut. Kaos pun terlihat lebih
premium sehingga cocok untuk acara formal, merchandise eksklusif, atau lini fashion
limited.
2.
Warna tahan lama
Sablon ini lebih awet dan tak akan mengelupas meski
suda dicuci berulang kali. Ketahanan warna serat flock juga sangat baik serta
tidak mudah pudar. Itulah kenapa sablon flocking kerap dipilih untuk memproses produk
yang mengutamakan kualitas serta durabilitas.
3.
Pilihan warna dan tekstur
Flock tersedia
dalam berbagai warna dan ukuran, memungkinkan Anda untuk berkreasi dengan
desain unik. Selain itu, beberapa jenis flock juga memiliki efek kilau atau
metalik, yang memberikan daya tarik visual tambahan.
Kekurangan Sablon Flocking
Dibalik semua keunggulan tersebut,
sablon flocking juga memiliki kekurangan yang perlu pertimbangkan, lho.
1.
Biaya Produksi yang Lebih Tinggi
Proses sablon
flocking yang membutuhkan alat khusus dan bahan berkualitas membuat biaya
produksinya lebih mahal dibandingkan jenis sablon lainnya. Hal ini dapat
menjadi kendala jika Anda memiliki anggaran terbatas.
2.
Tidak Cocok untuk Desain Detail
Sablon flock juga tidak bisa
digunakan untuk desain rumit, biasanya jenis sablon ini digunakan saat mencetak
tulisan atau logo berukuran besar. Tekstur flock yang tebal membuatnya kurang
ideal untuk desain dengan detail kecil atau garis halus.
3.
Perawatan Khusus
Kaos dengan
sablon flocking memerlukan perawatan ekstra agar tetap awet. Sebaiknya, kaos
ini dicuci secara manual atau menggunakan mode pencucian ringan. Hindari
menyetrika langsung pada area sablon untuk mencegah kerusakan.
4.
Tidak Optimal pada Semua Jenis Kain
Sablon
flocking bekerja paling baik pada kain dengan permukaan halus, seperti katun
combed. Pada kain kasar atau tipis, hasilnya mungkin tidak maksimal dan kurang
menarik. Tidak bisa mengaplikasikan banyak warna.